Emas di Pegadaian ditebus buat bergaya di hari raya
Merdeka.com - Menjelang hari raya Idul Fitri tahun ini, masyarakat Indonesia berbondong-bondong melunasi dan menebus hutang mereka di Pegadaian. Barang yang digadai diniatkan akan diambil sebelum lebaran.
Seperti di salah satu kantor cabang Pegadaian Sudirman, mayoritas masyarakat melunasi pinjaman mereka. Pelunasan pinjaman dilakukan karena agunan berupa emas di Pegadaian akan dipakai untuk bergaya ketika lebaran nanti.
"Kalau menjelang lebaran memang lebih banyak yang melakukan pelunasan. Ya memang trennya banyak pelunasan barang agunan berupa emas karena saat lebaran ingin tampil beda dengan perhiasan," ujar Pimpinan cabang Pegadaian wilayah Sudirman, Deddy Nugroho kepada merdeka.com di Kantornya, Jakarta, Rabu (16/7).
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Kata-kata lebaran apa yang paling umum di gunakan? 'Sugeng riyadi, sedaya kelepatan lan tindakan ingkang nate dipuntindakaken nyuwun dipun-apuntenaken.'
-
Apa yang laris di Lebaran? Di Indonesia, momen lebaran identik dengan mudik, baju dan mukena baru, berkumpul makan bersama keluarga di kampung halaman. Oleh karena itu, bisnis seperti busana muslim, mukena, hingga makanan tentunya akan laris manis diserbu masyarakat.
-
Uang Lebaran apa yang dijajakan? Uang yang dijual beragam. Mulai dari Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000 hingga Rp75.000.
-
Utang apa yang harus segera dilunasi setelah libur lebaran? Meskipun bisa memberikan kenyamanan dalam jangka pendek, utang semacam ini bisa menjadi beban finansial yang berat dalam jangka panjang. Untuk menghindari akumulasi utang yang berlebihan, segeralah melunasi utang yang ada dan jika memungkinkan, menghindari terperangkap dalam siklus utang yang berkelanjutan.
-
Dimana pasar yang ramai saat Lebaran? Pasar Tanah Abang selalu ramai dan jadi primadona warga. Suasana pasar terbesar di Asia Tenggara itu tampak penuh sesak oleh pengunjung yang sibuk memburu baju Lebaran.
Banyaknya masyarakat yang melakukan pelunasan barang jelang lebaran berdampak langsung pada omzet kantor cabang Pegadaian ini. Omzet meningkat 25 persen menjadi Rp 20 miliar dibanding bulan biasa yang hanya Rp 16 miliar per bulan.
"Kalau omset kita bisa naik 25 persen dari hari biasanya. Meskipun banyak yang melakukan pinjaman tetap pelunasan yang paling besar," kata dia.
Deddy mengaku puncak nasabah melakukan pelunasan biasanya H-10, untuk itu kantor cabangnya akan melayani hingga 26 Juli 2014. Untuk barang yang tidak ditebus, Deddy mengaku sangat minim sekali atau sekitar 2 persen. "Kalau tidak ditebus itu sedikit sekitar 2 persen," katanya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merujuk pada data terakhir Kamis (18/4/2024), harga emas batangan Antam di Pegadaian sudah menembus Rp1.369.000 per gram.
Baca SelengkapnyaJumlah penjualan emas semester I tahun 2024 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDamar mencatat, realisasi laba bersih Pegadaian telah menembus Rp2,9 triliun hingga semester I-2024.
Baca SelengkapnyaWarga menyerbu Pasar Tanah Abang untuk berbelanja kebutuhan lebaran. Di sana mereka bisa memilih dan mencari ragam busana lebaran.
Baca SelengkapnyaBI mempersiapkan sebesar Rp 197,6 triliun uang layak edar (ULE) untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasanya ditunggu oleh anak-anak karena mereka akan mendapatkan baju baru untuk lebaran.
Baca SelengkapnyaMenjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang bedug di kawasan Tanah Abang mengungkapkan bahwa dia mendapatkan pesanan sebanyak 100 bedug.
Baca SelengkapnyaSehari jelang perayaan Idulfitri 1445 H, umat muslim semakin ramai berburu bunga hias di Pasar Rawa Belong.
Baca SelengkapnyaIni berdasarkan hasil survei Telkomsel Enterprise terhadap warga Indonesia jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaPenukaran Uang Receh hingga 27 Maret Tembus Rp75 Triliun
Baca Selengkapnya