Empat Kesalahan di Perencanaan Keuangan yang Sering Luput dari Perhatian Kita

Merdeka.com - Kita sering anggap remeh persoalan keuangan terutama terkait penghasilan. Tahu-tahu pinjaman/utang menumpuk dan tak mampu melunasinya. Maka itu, perencanaan keuangan menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat saat ini.
Perencanaan keuangan adalah salah satu langkah penting bagi setiap orang untuk mencapai kondisi keuangan yang stabil. Banyak orang yang kemudian mulai melakukan perencanaan keuangan.
Sayangnya, beberapa di antara mereka masih ada yang melakukan kesalahan dalam perencanaan keuangan. Supaya tidak terus melakukan kesalahan, berikut ini beberapa hal yang menjadi kesalahan dasar dalam perencanaan keuangan, dikutip Merdeka.com dari berbagai sumber:
1. Tidak Memiliki Perencanaan
Perencana keuangan Budi Raharjo mengatakan, kesalahan umum yang terjadi dalam hal perencanaan keuangan adalah tidak memiliki rencana. Setiap perencana keuangan harus memiliki rencana yang matang termasuk dalam rencana adalah tujuan di masa mendatang, misalnya untuk Rp50 juta untuk dana darurat, Rp50 juta untuk dana cadangan, hingga Rp1 Miliar untuk dana pensiun. Dengan memiliki rencana keuangan yang jelas, akan memudahkan untuk mengevaluasi rencana keuangan ke depan agar lebih sehat.
2. Mengabaikan Pengeluaran
Buruknya kondisi perencanaan keuangan disebabkan abai terhadap pengeluaran. Maksudnya adalah menggunakan dana yang baru sedikit terkumpul untuk keinginan, bukan kebutuhan yang mana keinginan bisa ditunda. Pengeluaran yang boleh dilakukan hanyalah pengeluaran pokok seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
3. Berutang untuk Dapat Dana Tambahan
Cara paling mudah untuk mendapatkan dana tambahan adalah dengan berutang melebihi kemampuan membayar. Ini tentu bukan solusi untuk perencanaan keuangan yang sehat, justru sebaliknya.
Ã2012 Shutterstock/Gorilla
Budi Raharjo memaparkan bahwa jumlah utang yang dimiliki tidak boleh lebih dari 50 persen total asset yang dimiliki. Cicilan utang juga sebaiknya berkisar 20-30 persen dari total pendapatan bulanan.
4. Takut Investasi
Salah satu ketakutan yang melekat di masyarakat Indonesia adalah melakukan investasi. Hal tersebut disebabkan minimnya pengetahuan mengenai investasi. Akibatnya, perencanaan keuangan fokus pada penghasilan dari gaji dan pekerjaan sampingan saja. Padahal itu saja tidak cukup, apalagi adanya inflasi setiap tahun membuat nilai uang terus berkurang sehingga dibutuhkan yang namanya investasi .
Investasi kini dapat dimulai dengan modal kecil, menguntungkan, dan berdampak nyata. Misalnya Amartha, platform investasi online berjenis peer to peer lending yang memberikan akses pendanaan khusus kepada perempuan di desa agar mandiri dan berdaya.
Terlepas dari kesalahan dalam hal perencanaan keuangan yang dijabarkan di atas, perlu diingat bahwa kunci sukses dari sebuah perencanaan keuangan adalah komitmen kuat. Meski ada banyak hambatan di tengah jalan, komitmen dan konsistensi harus tetap diperkuat. Semua ini tentu demi merdeka finansial di masa mendatang.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya