Erick Thohir Beberkan 9 Pekerjaan yang Akan Lenyap di 2030, Ini Daftarnya
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengingatkan Perguruan Tinggi untuk mewaspadai dampak digitalisasi terhadap sektor ketenagakerjaan. Antara lain berkurangnya jumlah lapangan pekerjaan akibat pemanfaatan teknologi canggih.
"Perguruan Tinggi harus bersiap diri, menghadapi kondisi pekerjaan yang diprediksi akan hilang dalam beberapa waktu ke depan," tegasnya saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Selasa (21/6).
Dalam bahan paparannya, terdapat sembilan jenis pekerjaan yang akan lenyap pada 2030 mendatang. Pertama, Tenaga Jasa Penyiapan Makanan.
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
-
Apa yang sedang trending dalam dunia pekerjaan? Seiring perkembangan zaman, penggunaan Bahasa Inggris pun kian meningkat pesat.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Apa saja contoh pekerjaan dalam bahasa Inggris? Salah satunya adalah nama-nama pekerjaan dalam Bahasa Inggris.
-
Apa yang mau dijalankan Kementan di 2025? Ketua Marga Gebze di Kampung Urumb (Dusun Serapuh) Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Johanes Gebze mengajak masyarakat Papua Selatan untuk sama-sama mendukung penuh kegiatan cetak sawah yang akan dijalankan pemerintah di tahun 2025 mendatang.
-
Kapan Kata Tugas digunakan dalam kalimat? Kata tugas tidak memiliki arti yang tetap dan maknanya bergantung pada konteks penggunaannya dalam kalimat.
Selanjutnya, Tenaga Administrasi Perkantoran, Tenaga Jasa Transportasi. Keempat, Tenaga Produksi Manufaktur non-Auto.
Lalu, Construction and Extraction. Keenam, Tradisional Farming, Fishing, and Forestry. Kemudian, Sales and Realted Fiels, Social Manager, dan terakhir Jasa Pengamanan.
Untuk mengatasi persoalan tenaga kerja tersebut, Menteri Erick menyarankan Perguruan Tinggi agar tidak hanya melahirkan generasi yang pintar. Melainkan, lulusan yang memiliki keterampilan digital yang memadai disertai akhlak yang baik agar adaptif terhadap perubahan yang terjadi.
"Ini bagaimana agar kita kemerdekaan dengan berdaulat energi, dan juga ekonomi digital," tutupnya.
Tantangan Sektor Ketenagakerjaan
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, membeberkan sejumlah tantangan sektor ketenagakerjaan di era digital. Memasuki industri 4.0, Menteri Ida menyebutkan banyak jenis usaha dan pekerjaan yang tidak berkembang bahkan hilang.
"Kemanaker sendiri tahun 2017 telah melakukan kajian pasar kerja dan memperkirakan bahwa industri teknologi informasi dan telekomunikasi akan menjadi industri yang paling tinggi pertumbuhannya untuk beberapa waktu ke depan," kata Menteri Ida dalam Kompasianival 2020, Jumat (4/12).
Kajian ini juga memproyeksikan jenis pekerjaan seperti programer, analisis data, dan perancang kecerdasan buatan, diperkirakan akan menjadi pekerjaan yang akan tumbuh sangat pesat. Sementara, industri padat karya akan tergantikan oleh proses otomatisasi.
"Sementara pekerjaan tradisional yang perannya dapat digantikan oleh teknologi digital, seperti tukang cetak, pengantar surat dan resepsionis, akan semakin menurun permintaannya di masa yang akan datang,” kata Menteri Ida.
Sementara, untuk di Indonesia sendiri, Menteri Ida menjelaskan bahwa McKinsey memprediksi akan ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak oleh otomatisasi. Serta akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu tersebut.
"World Economy Forum, dalam laporan terbarunya memperkirakan akan ada 95 juta pekerjaan baru yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerjaan yang akan berkurang," ujar Menteri Ida.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Riset WEF mengungkapkan bahwa 23 persen tenaga kerja di berbagai industri akan berubah hanya dalam lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaPermintaan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Keterampilan dalam bahasa pemrograman seperti C++, Python, atau Java sangat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaWEF melaporkan bahwa dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaGig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca SelengkapnyaTerlebih, saat ini Indonesia juga tengah menghadapi sejumlah kondisi ketidakpastian global, termasuk di antaranya masalah pangan.
Baca SelengkapnyaPekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaDi tengah perkembangan teknologi saat ini, muncul berbagai hasil produk inovasi yang bisa mengancam sektor bisnis yang sudah ada.
Baca SelengkapnyaDi tahun tersebut, jumlah populasi lansia berada angka tertinggi.
Baca SelengkapnyaPenduduk yang bekerja terdiri dari pekerja penuh sebanyak 96,39 juta orang, pekerja paruh waktu 34,12 juta orang, dan setengah pengangguran 9,34 juta orang.
Baca SelengkapnyaJumlah masyarakat berstatus sebagai pekerja meningkat 2,66 juta orang dari tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMasa depan bakal dibanjiri oleh pekerja lepas yang sangat rentan dalam kesejahteraan.
Baca Selengkapnya