Erick Thohir Bongkar Kunci Utama Perampingan Jumlah BUMN
Merdeka.com - Menteri BUMN, Erick Thohir membongkar kunci utama terkait perampingan jumlah BUMN, yakni perbaikan rantai pasok dan merapikan ekosistem.
"Kita memperbaiki rantai pasoknya, contoh dulu Bio Farma, Kimia Farma, Indofarma berdiri sendiri-sendiri tapi sekarang kita sudah jadikan satu holding. Bio Farma memiliki saham di Kimia Farma dan Indofarma," ujar Erick Thohir dalam seminar daring di Jakarta, Jumat (17/9).
Namun demikian, Kementerian BUMN juga bedakan strategi ketiga BUMN farmasi tersebut, Bio Farma akan fokus kepada vaksin, Kimia Farma difokuskan kepada chemical dan Indofarma fokus kepada herbal.
-
Apa tugas Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
BUMN dan BUMS punya tujuan apa? BUMS sendiri didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
-
Bagaimana Kementerian BUMN mengelola BUMN? Fungsi Kementerian BUMN Perumusan dan penetapan kebijakan sekaligus koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, di bidang pengembangan usaha, inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengelolaan hukum dan peraturan perundang-undangan, manajemen sumber daya manusia, teknologi dan informasi, keuangan dan manajemen risiko BUMN.
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
-
Apa yang menjadi fokus Kementan saat ini? Mentan Amran saat ini tengah gencar menyalurkan pompanisasi ke wilayah sentra produksi khususnya di area Jawa.
-
Gimana Pertamina bantu pengembangan BMTH? Komitmen mendukung PSN ini diwujudkan dengan dilakukannya Head of Agreement (HOA) bersama Pelindo terkait fasilitas penerimaan BBM dan Avtur di Benoa, Bali.
"Kita tahu bahan baku obat kita 90 persen impor, obat kita pun mayoritas impor, alat kesehatan kita 90 persen impor. Ini bagus juga bahwa Covid-19 membangun kita dari tidur. Karena itu kemarin pada awal tahun sebelum pandemi Covid-19, kita gabungkan dan membuat roadmap bahwa Kimia Farma akan fokus kepada chemical, kalau Indofarma akan kita posisikan kepada herbal," katanya.
Erick juga menambahkan bahwa Indonesia juga memiliki kekuatan herbal yang luar biasa, namun selama ini tidak dibangun. Terkait hal ini, Kementerian BUMN coba petakan ulang. Jadi ada vaksin, chemical dan herbal.
Di sisi lain, Pertamina juga mulai membangun petrochemical. Sebab, salah satu turunan dari petrochemical yakni membangun produk untuk bahan baku obat contohnya paracetamol. Indonesia masih mengimpor obat paracetamol, nanti ketika Pertamina menyelesaikan pabrik di Cilacap maka Indonesia tidak perlu mengimpor lagi paracetamol.
"Ini satu ekosistem di bawah Wamen I BUMN, kalau orang melihat energi dan kesehatan maka apa hubungannya? Tapi itu satu ekosistem kita rapikan. Sama halnya juga dengan Wamen II BUMN itu satu ekosistem tersendiri, BUMN infrastruktur di bawah Wamen II BUMN, BUMN semen juga di bawah Wamen II yang tadinya BUMN semen tidak tahu posisinya di mana," kata Erick Thohir.
Bahkan sekarang, lanjut dia, Kementerian BUMN konsolidasikan dan akan meluncurkan holding pariwisata dan turunannya di mana Kementerian BUMN saat ini menggabungkan strategi pariwisata BUMN menjadi satu atap. Holding pariwisata tersebut akan terdiri dari Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, ada BUMN penerbangan dan hotel.
Klaterisasi BUMN
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa Kementerian BUMN telah selesai menyusun klasterisasi BUMN dari 27 menjadi 12 klaster, di mana masing-masing wakil menteri BUMN menaungi enam klaster.
Wamen BUMN I membina enam klaster yaitu Klaster Industri Migas dan Energi, kemudian, Klaster Industri Minerba. Selanjutnya, Klaster Industri Perkebunan dan Kehutanan, lalu terdapat Klaster Industri Pupuk dan Pangan. Ada lagi Klaster Industri Farmasi dan Kesehatan. Terakhir, Klaster Industri Pertahanan, Manufaktur, dan Industri lainnya.
Enam klaster lainnya dibina oleh Wakil Menteri BUMN II yakni Klaster Jasa Keuangan. Selanjutnya, Klaster Jasa Asuransi dan Dana Pensiun, kemudian Klaster Telekomunikasi dan Media. Lalu Klaster Pembangunan Infrastruktur, di mana Erick menggabungkan BUMN karya dengan BUMN semen, dengan alasan keduanya saling membutuhkan dan dapat bersinergi.
Kemudian, Klaster Pariwisata, Logistik, dan Lainnya, yang terdiri dari di antaranya Hotel Indonesia, Taman Wisata Candi, dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Terakhir, Klaster Sarana dan Prasarana Perhubungan, yakni seperti Angkasa Pura (AP), Kereta Api Indonesia (KAI), dan Damri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick menyampaikan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk dari perbaikan tata kelola BUMN Karya.
Baca SelengkapnyaPertama, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebenarnya telah menjalani restrukturisasi pada 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan sebagai bagian dari program restrukturasi BUMN, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja BUMN.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaMasih banyak pelaku UMKM yang belum tersertifikasi BPOM.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa program sertifikasi BPOM ini selaras dengan upaya BRI dalam pemberdayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaMenteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan alasan banyak perusahaan BUMN menggarap proyek pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaErick Thohir terus mendorong perusahaan BUMN ekspansi bisnis ke level internasional.
Baca SelengkapnyaBersih-bersih BUMN jadi salah satu langkah Erick Thohir mengefisienkan BUMN.
Baca SelengkapnyaDari 47 BUMN setelah holdingisasi, ada 7 BUMN yang kurang sehat.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui BUMN bersama MSD sepakat tingkatkan edukasi tentang HPV.
Baca SelengkapnyaPrabowo yakin Indonesia bisa swasembada pangan dalam waktu lima tahun.
Baca Selengkapnya