Eropa Kampanye Hitam Kelapa Sawit, Indonesia Ancam Boikot Impor Produk Benua Biru
Merdeka.com - Pemerintah memberi sinyal akan melarang produk-produk asal Uni Eropa. Rencana ini merupakan imbas dari kampanye negatif terhadap kelapa sawit asal Indonesia oleh Uni Eropa.
Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dalam briefing terkait 'Diskriminasi Uni Eropa terhadap Kelapa Sawit'. Dalam acara ini turut hadir perwakilan dari Uni Eropa.
Hal itu, bisa saja berpengaruh terhadap kerjasama antara Indonesia dan Uni Eropa. Namun, mantan Menko Polhukam ini menegaskan bahwa kepentingan nasional, terutama petani sawit dan UKM yang terimbas kampanye hitam tetap lebih penting.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Bagaimana Kementan mendorong ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres
-
Kenapa petani sawit tidak siap dengan aturan ISPO? Gulat mengaku para petani tidak siap dengan ketentuan ISPO tersebut. Terlebih dalam proses penyusunannya ia menyebut ada campur tangan pihak asing.
-
Siapa yang mendorong boikot produk asing? Langkah-langkah YKMI ini luar biasa. Konstitusi juga sudah melindunginya seperti dalam amanat Pembukaan UUD secara tegas,' ucap dia dalam dialog publik yang bertema 'Ramadan Tanpa Dukungan Produk Genosida' pada Jum’at (15/3) sore.
"Kita harus punya pilihan hidup ini. Jadi kita juga harus tegas. Kita tidak mau didikte. Jadi orang suka bilang, seolah-olah presiden mau diatur. Sama sekali tidak pernah bisa diatur. National interest kita itu di atas segala-galanya," kata dia, saat ditemui, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (20/3).
Menurut dia, rencana memboikot produk-produk Uni Eropa tersebut merupakan respon keras Indonesia terhadap kebijakan Uni Eropa. "Banyak macam-macam, kita juga banyak macam-macam. Nanti kita akan pertimbangkan semuanya. Saya udah sebutkan beberapa kan," ungkapnya.
Menko Luhut mengatakan bahwa saat ini Indonesia pun telah menggunakan cukup banyak produk impor dan bekerja sama dengan negara-negara Eropa. Kampanye negatif terhadap sawit, bisa berdampak ke kerjasama, termasuk kerja sama perdagangan Indonesia-Uni Eropa.
"Jadi teman-teman dari uni Eropa saya mohon Anda untuk mengerti mengenai posisi ini. Dan kalau kita sampai pada begini, ya banyak juga produk Eropa yang saya kira. Kami impor begitu banyak bus Skania, kami lagi negosiasi kereta api dari Polandia. Kami juga menggunakan pesawat-pesawat terbang (dari Eropa) banyak sekali," tegas Menko Luhut.
Meskipun demikian, kata dia, rencana tersebut masih dikaji, sambil melihat perkembangan ke depan. Namun, Indonesia tidak main-main dengan rencana tersebut. "Kita lihat nanti gerak majunya bagaimana. Kalau kau tidak boleh kelapa sawit, mati rakyat kita. Masa kita biarkan," ujar Menko Luhut.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Ini juga menyangkut UMKM, karena mereka juga minta tekstil, kelapa sawit dan macam-macam untuk diekspor ke mereka," kata Luhut.
Baca SelengkapnyaIndonesia mendorong Belanda dan Prancis dalam penyelesaian perjanjian IEU-CEPA
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca SelengkapnyaMendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca SelengkapnyaIndonesia berkomitmen untuk mengembangkan industri hilirisasi nikel di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan kehilangan pasar Uni Eropa, dan pada saat yang sama, Uni Eropa diperkirakan akan mengalihkan kebutuhan minyak sawit mereka ke Malaysia.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan UU tersebut sangatlah diskriminatif dan merugikan bagi perdagangan komoditas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPetani sawit merupakan pilar penting dalam industri sawit di Indonesia karena kontribusinya sekitar 41 persen.
Baca SelengkapnyaPresiden memohon kepada Norwegia untuk memberi pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait dengan sawit.
Baca SelengkapnyaTantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah bersiap menghentikan ekspor bahan mentah tembaga dan timah. Ekspor baru dilakukan setelah dilakukan hilirisasi.
Baca Selengkapnya