Erupsi Gunung Gamalama bikin harga pangan tak stabil
Merdeka.com - Cuaca buruk yang terjadi di Kota Ternate, Maluku Utara menyebabkan beberapa harga komoditas pangan menjadi tidak stabil. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dispridag) Kota Ternate, Maluku Utara, menyatakan harga sembako pasca Erupsi Gunung Gamalama mengalami fluktuatif.
"Ketidakstabilan harga ini diakibatkan dalam sepekan ini tejadi cuaca buruk dan sejumlah pemasok pangan mengalami keterlambatan pemasokan sehingga terjadi ketidakstabilan harga," kata Kepala Bidang Perdagangan (Disprindag) Kota Ternate, Chaerul Saleh Arif, dilansir dari Antara Maluku, Minggu (7/8).
Dari tujuh komoditas meliput 29 jenis hasil pertanian pangan yang dipantau Disperindag terdapat, empat jenis yang mengalami fluktuasi harga dan komoditas tersebut di antaranya bawang merah, cabai rawit, tomat dan wortel.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Bagaimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
Dari 29 hasil pertanian yang mengalami fluktuatif seperti, bawang merah dari Rp 48.000 per kilogram (kg), menjadi menjadi Rp 50.000 per kg atau naik sebesar 4,17 persen, cabai rawit dari Rp 40.000 per kg menjadi Rp 25.000 per kg atau turun sebesar 37,50 persen, tomat dari Rp 14.000 per kg menjadi Rp 20.000 per kg atau naik sebesar 42,86 persen, wortel dari Rp 25.000 per kg menjadi Rp 20.000 per kg atau turun sebesar 20,56 persen.
Menurut Chairul, harga pangan tidak bisa menetap karena sektor ini tergantung dari pemasokan jika terdapat kelangkaan pada sektor pemasokan maka akan mempengaruhi pada harga pangan, dalam satu hari bisa naik bisa juga turun, karena bergantung pada pasokan.
"Jika permintaan pasar meningkat dan terjadi kelangkaan, maka otomatis harga akan melambung, karena para produsen yang mengambil barang dari luar juga sudah mengalami kenaikan harga dan pedagang menyesuaikan harga barang dari yang diperoleh dari luar yan mereka ambil," katanya.
Chairul juga menyatakan meski kondisi cuaca buruk, namun sektor kebutuhan pangan masih dapat dikendalikan, karena dari 29 jenis hasil pertanian hanya terdapat empat jenis yang mengalami fluktuatif.
Laporan: Aisyah
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga bawang merah dan bawang putih naik akibat el nino.
Baca SelengkapnyaRata-rata harga cabai merah pada pekan pertama di bulan November 2023 mencapai Rp53.998 per Kg.
Baca SelengkapnyaPenyebab lonjakan harga cabai rawit adalah masalah distribusi. Akibatnya sebaran komoditas cabai tidak merata dan menyebabkan terjadinya disparitas harga.
Baca SelengkapnyaKemudian untuk bawang putih dari harga normal Rp30.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHarga cabai naik karena produksi menurun akibat el nino.
Baca SelengkapnyaHarga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) buka-bukaan mengungkap penyebab kenaikan harga cabai yang kian mencekik konsumen.
Baca SelengkapnyaInflasi November 2023 naik akibat lonjakan berbagai harga pangan, salah satunya cabai.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Panel Harga Bapanas harga pangan pada 29 Juli 2024 mengalami tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaKepala BPN menyebut produksi cabai rawit merah menurun.
Baca SelengkapnyaTercatat, tingkat inflasi pada Oktober 2023 hanya sebesar 0,17 persen secara month to month.
Baca SelengkapnyaHarga cabai rawit merah di pasar tersebut mengalami lonjakan dari Rp.65.000 per kilogram menjadi Rp.85.000 per kilogram.
Baca Selengkapnya