ESDM berencana alihkan keuntungan penjualan minyak untuk tambah subsidi Solar
Merdeka.com - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengalihkan keuntungan dari penjualan minyak bagian negara, untuk menambah anggaran subsidi solar yang saat ini ditetapkan Rp 500 per liter. Hal ini mengingat pemerintah melarang penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga 2019 ditengah tren kenaikan harga minyak dunia.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, mengatakan instansinya lebih memilih mengalihkan keuntungan hasil penjualan minyak bagian negara. Ketimbang membuat harga minyak khusus bagian negara, yang dijual ke PT Pertamina (persero), seperti yang diusulkan Pertamina.
Kedua mekanisme tersebut merupakan pilihan untuk mengurangi beban PT Pertamina (Persero), karena menjual Solar subsidi di bawah harga pasar. "Sama saja kan. Mekanisme mau di hulu atau di hilir. Gitu saja," kata Djoko di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (3/5).
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM non subsidi? Harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Bagaimana Pertamina jaga harga BBM tetap kompetitif? 'Termasuk kita juga lakukan efisiensi sehingga bisa menghemat biaya produksi, hasilnya BBM Pertamina tetap kompetitif,' tambah Fadjar.
Djoko menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia belakangan ini mempengaruhi harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP). Sehingga realisasi besaran ICP sudah jauh di atas asumsi yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar USD 48 per barel. ICP saat ini sudah di atas USD 60 per barel.
Dari kondisi tersebut, maka keuntungan penjualan minyak mentah bagian negara lebih besar dari yang ditargetkan. Maka keuntungan bisa dialihkan untuk mensubsidi Premium dan Solar tanpa menggunakan APBN.
"Uang itu kan ada windfall profit dari APBN ke ICP. ICP kan sekarang sudah USD 67 per barel untuk April. Itu kan ada duitnya tuh. Duitnya itulah yang untuk penambahan subsidi berapa per liternya. Tanpa harus mengambil uang APBN yang sudah ditargetkan," paparnya.
Menurut Djoko, jika mekanisme tersebut belum menutupi kekurangan jarak antara harga pasar dengan yang ditetapkan pemerintah, maka ada pilihan lain mengurangi setoran dividen Pertamina ke negara.
"Ya artinya bisa dari setoran dividennya kami kurangin. Misalnya kekurangannya Rp 1.500. Lalu dari APBN nambahnya Rp 500. Berarti Rp 500nya diambil dari dividen yang harusnya disetorkan ke negara," tuturnya.
Djoko mengungkapkan, sebelum usulan mekanisme tersebut diterapkan, akan dibicarakan terlebih dahulu dengan Kementerian Keuangan dan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "Nanti Kementerian Keuangan bisalah. Kalau memang harus meminta persetujuan parlemen ya diajukan. Tiap tahun kan ada APBNP," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah akan memperketat penjualan solar bersubsidi.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaBahlil mengatakan bahwa penurunan ini didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi tahun 2025 agar lebih tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan perlu peran BPH Migas dan PT Pertamina, sekaligus pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi melalui digitalisasi.
Baca SelengkapnyaPembayaran Rp132,44 triliun tersebut merupakan pembayaran untuk Dana Kompensasi TW I-III 2023.
Baca SelengkapnyaPembatasan konsumen Solar subsidi ini nantinya akan diatur langsung di dalam peraturan presiden.
Baca SelengkapnyaNantinya, jika BBM jenis Pertalite dibatasi, maka pemerintah akan mensubisidi BBM jenis Pertamax.
Baca SelengkapnyaImplementasi upaya agar subsidi BBM tepat sasaran diserahkan ke kepemimpinan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaPertamina telah menaikkan harga Pertamax per 1 Oktober 2023 menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaSehingga, penyaluran BBM subsidi bisa menyasar konsumen yang lebih tepat sasaran, agar tidak dipakai oleh masyarakat yang tidak berhak.
Baca SelengkapnyaEddy menyampaikan, kenaikan atau penyesuaian harga BBM non subsidi itu bisa dilakukan dengan memperhatikan daya beli masyarakat saat ini.
Baca Selengkapnya