Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

ESDM: Tak mungkin China bangun semua pembangkit 35.000 MW

ESDM: Tak mungkin China bangun semua pembangkit 35.000 MW PLN. merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Pemerintahan Jokowi-JK saat ini sedang gencar membangun sektor infrastruktur, salah satunya proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt. Namun, minimnya pendanaan membuat beberapa kalangan khawatir pembangkit yang dibangun pemerintah berkualitas rendah.

Wakil Ketua Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Wicaksono mengatakan, pembangunan pembangkit kualitas rendah tidak akan diulang lagi. Pihaknya menyiapkan pembangkit dengan kualitas bagus dalam megaproyek ini.

"Uang kita memang terbatas, infrastruktur banyak, namun masalahnya kita dikasih mesin pembangkit KW 2, tapi jangan sampai itu terulang lagi," ucap Agung dalam diskusi Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, Sewatama, IJTI, IKN dan IJO di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (4/10).

Agung melihat, pembangkit listrik KW 2 mayoritas berasal dari China dan banyak terpasang pada proyek pembangkit 10.000 megawatt. Sementara untuk proyek listrik 35.000 megawatt, Agung melihat hal itu tak akan terjadi.

"10.000 MW tahap satu itu China, tapi kalau 35.000 MW kalau China semua, itu mustahil karena enggak ada rencana ke sana," tegas Agung.

Menurut Agung, pembangunan pembangkit sangat penting karena Indonesia sudah 10 tahun tidak membangun pembangkit baru. "Sudah 10 tahun tidak ada pembangunan pembangkit listri di Indonesia," tutupnya.

Sebelumnya, Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengapresiasi megaproyek ini. Namun, dia mengkhawatirkan soal pendanaan yang sangat besar dalam pembangunan. Minimnya pendanaan dalam negeri, proyek tersebut dikhawatirkan dari sisi kualitas. Indonesia bahkan disebut kerap mendapatkan pembangkit listrik berkualitas rendah.

"Mesin-mesin pembangkit KW 2 dan 3 karena uang sedikit, baru dipakai rontok beberapa tahun, ini China," kata Tulus dalam diskusi Energi Kita yang digagas merdeka.com, RRI, Sewatama, IJTI, IKN dan IJO di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (4/10).

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi mengakui bahwa pembangkit listrik KW 2 tidak layak digunakan. Namun, Rinaldy menegaskan, kualitas akan setara dengan harga yang dibayar, terlepas dari pembangkit tersebut buatan China atau bukan.

"Di Indonesia ada 2 pembangkit China yang bagus di Sumatera Selatan, PLTU bersih dan bagus, ketika ditanya kenapa enggak bangun? Ya kita bangun sesuai uang yang ada. Nah ini akibat sistem tender kita yang menekankan pada harga terendah bukan kualitas," ucap Rinaldy.

Ditelusuri lebih lanjut alasan memilih harga terendah saat tender, Rinaldy mendapati bahwa penyelenggara tender khawatir akan berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) apabila memilih barang dengan standar kualitas yang berkorelasi dengan harga yang relatif lebih mahal.

"Saat saya tanya kenapa? Dijawab: Saya gak mau masuk KPK," ucap Rinaldy. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Apabila China bersedia, ekosistem mobil listrik dunia dapat menghadapi kesulitan.
Apabila China bersedia, ekosistem mobil listrik dunia dapat menghadapi kesulitan.

Jika China Mau, Ekosistem Mobil Listrik Dunia Bisa Dibikin Kelabakan

Baca Selengkapnya
Target Pemakaian Energi Hijau Masih Jauh dari Impian, Ini Sederet Alasannya
Target Pemakaian Energi Hijau Masih Jauh dari Impian, Ini Sederet Alasannya

Sikap sejumlah negara untuk pensiun PLTU batu bara saling berbeda.

Baca Selengkapnya
Kementerian ESDM: Kelebihan Pasokan Listrik Jawa-Bali Ditargetkan Tuntas Tahun Depan
Kementerian ESDM: Kelebihan Pasokan Listrik Jawa-Bali Ditargetkan Tuntas Tahun Depan

Permasalahan kelebihan pasokan listrik akan teratasi dengan adanya peningkatan konsumsi listrik.

Baca Selengkapnya
Diprediksi Ada 1 dari 7 Mobil Listrik China yang Bangkrut pada 2030
Diprediksi Ada 1 dari 7 Mobil Listrik China yang Bangkrut pada 2030

Sejumlah analis memperkirakan hanya 1 dari 7 merek mobil listrik China saat ini yang mampu bertahan dan menghasilkan keuntungan pada akhir 2030.

Baca Selengkapnya
Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?
Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?

Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Punya Pembangkit Nuklir Pertama di 2032, Calon Lokasinya di Sini
Indonesia Bakal Punya Pembangkit Nuklir Pertama di 2032, Calon Lokasinya di Sini

Kapasitas pembangkit nuklir pertama di Indonesia ini sebesar 250 megawatt.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Serba Robot, Intip Pabrik Canggih BYD 'Raja Mobil Listrik' Asal China
VIDEO: Serba Robot, Intip Pabrik Canggih BYD 'Raja Mobil Listrik' Asal China

Raksasa mobil listrik asal China, BYD, dipastikan masuk pasar Indonesia di semester 1 tahun 2024.

Baca Selengkapnya
PLTA Terbesar Se-ASEAN Dibangun di Kaltara Hingga Telan Rp275,9 T, Ditargetkan Rampung 2035
PLTA Terbesar Se-ASEAN Dibangun di Kaltara Hingga Telan Rp275,9 T, Ditargetkan Rampung 2035

Saat ini pengerjaan masih berlangsung untuk bendungan pertama.

Baca Selengkapnya
Punya Potensi Besar, Indonesia Ogah Buru-Buru Ekspor Energi Hijau
Punya Potensi Besar, Indonesia Ogah Buru-Buru Ekspor Energi Hijau

Pemerintah tidak ingin Indonesia sembrono dalam mengekspor energi hijau.

Baca Selengkapnya
Anak Buah Luhut Ungkap Ada Investor China Bakal Bangun Industri Kendaraan Listrik di Indonesia
Anak Buah Luhut Ungkap Ada Investor China Bakal Bangun Industri Kendaraan Listrik di Indonesia

Produsen menyanggupi permintaan pemerintah Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik dengan kapasitas 600.000 di 2030.

Baca Selengkapnya
Target Bauran Energi 25 Persen di 2025 Terancam, Covid-19 Jadi Kendala Besar
Target Bauran Energi 25 Persen di 2025 Terancam, Covid-19 Jadi Kendala Besar

Pembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.

Baca Selengkapnya