Evolusi Pelabuhan di Era Digitalisasi
Merdeka.com - Semua lini usaha mau tidak mau harus bertranformasi di era digitalisasi ini. Salah satunya ialah pelabuhan di Tanah Air, yang kini tengah memasuki era baru. Banyak mekanisme digital akan diadopsi mulai dari pelayanan di laut, terminal hingga darat.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC, Elvyn G Masassya menyebutkan, saat ini IPC akan bertransformasi menjadi Digital Port dimana transformasi dari terminal operators akan beralih menjadi trade facilitator.
"Perusahaan harus hidup di segala zaman, di era digital harus mengabsorb (menyerap) spirit digital itu dalam proses bisnis kita, kita implementasikan digitalisasi," kata dia salam sebuah acara diskusi di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta.
-
Siapa yang akan mengembangkan Pelabuhan Tanjung Emas? Pada Kamis (12/9), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) dan Uni Emirat Arab menyepakati sebuah perjanjian kerja sama untuk mengembangkan kawasan Tanjung Emas Semarang.
-
Bagaimana PLN melakukan transformasi digital? 'Lewat transformasi digital, PLN mengubah proses bisnis menjadi lebih ringkas, sederhana dan transparan. Terdapat 13 transformasi digital yang telah dilakukan PLN secara end to end dari hulu hingga ke hilir,' tegas Darmawan.
-
Kenapa PLN bertransformasi digital? PLN menata proses bisnis lewat digitalisasi dari yang semula berserak, terfragmentasi, menjadi terkonsolidasi dan terintegrasi. Dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi,“ ucap Darmawan.
-
Apa rencana pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas? Rencananya untuk perluasan dan modernisasi pelabuhan. UEA sudah melihat peluang ini sejak lama. Setelah ini akan kami evaluasi dan memberikan rekomendasi agar benar-benar bergerak maju bersama Pemprov Jateng,' kata Abdulla.
-
Siapa yang mendorong digitalisasi Pasar Imogiri? Digitalisasi Pasar Tradisional oleh BRI Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bank milik pemerintah terbesar, terus berupaya mendorong inovasi dan digitalisasi UMKM agar sektor ini dapat berkembang.
-
Kenapa Pertamina mengimplementasikan sistem digitalisasi ? PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Oleh karena itu, dia menjelaskan IPC memiliki visi menjadi fasilitator perdagangan kelas dunia melalui penerapan digital untuk meningkatkan pertumbuhan, produktivitas dan mempromosikan culture yang fokus pada pengguna jasa.
"Saya siapkan sejak 3 tahun lalu. Kenapa mau menuju digital port? karena kita tahu zaman berubah. Ada mega tren di mana kapal-kapal makin besar, transformasi tata kelola pelabuhan sehingga cara-cara dulu sudah old fashioned. Kita harus adaptif agile (tangkas beradaptasi) salah satunya dengan digitalisasi," ujarnya.
Saat ini, implementasi digital port terus dikembangkan, di mana digitalisasi yang dilakukan mencakup kegiatan di sisi laut maupun darat atau yang disebut Front-End yang terintegrasi dengan Back-End menggunakan Entreprise Resources Planning (ERP).
Transformasi digital di IPC ini meliputi enam pilar e-channel. Terdiri dari e-Registration, e-Booking, e-Tracking, e-Payment, e-Billing dan terakhir e-Care.
Namun, semua itu dilakukan secara bertahap. Elvyn berharap digitalisasi ini akan sempurna di semua tahap pada 2024 mendatang. Saat ini efisiensi dari adanya digitalisasi di pelabuhan sudah terlihat. Salah satunya adalah adanya efisiensi waktu dan biaya.
"Dulu truknya ngantre sekarang truck itu punya TID atau truck identification number. Dan kalau dia mau pergi ke terminal dia harus parkir di satu tempat namanya bufffer parking, nanti dari buffer parking itu komunikasi pakai online untuk dipanggil ke terminal. Kemudian ketika masuk pelabuhan, dia sudah mesti lewat auto gate, dia itu harus register jadi yang teregister yang bisa masuk. Ini sudah ada digitalisasi di area itu, di fase itu," jelasnya.
Selain itu, di laut sebelumnya kapal yang datang harus telfon dan komunikasi lainnya secara manual. Sekarang sudah sesimpel memesan kamar di hotel. "Dulu kapal datang itu masih pake telfon dan seterusnya sekarang sudah kayak kita reserve (pesan) hotel, anda cari room, kapan mau datang, berapa orang, seperti hotel reservasinya," ungkapnya.
Kemudian, proses penghitungan kontainer pun sekarang sudah berbasis komputer. Tidak lagi dilakukan secara manual.
Melalui 6 pilar digital ini tidak hanya akan mempermudah sisi pelayanan pelabuhan serta efisiensi waktu, tetapi juga mendorong kemajuan pelabuhan di Indonesia.
"Jadi, pada bisnis bisnis inti itu sudah disiapkan platform-platform parsial dan ini menjadi platform menyeluruh pada tahun 2024 nanti disebut trade fasilitator platform. Tidak akan ada lagi temu muka, jadi semua prosesnya digital dan ini akan membuat biaya lebih murah, prosesnya lebih mudah dan lebih cepat," tegasnya.
Digitalisasi Pelabuhan Dimulai Sejak 2016
Dengan adanya digitalisasi pelabuhan yang telah dimulai sejak tahun 2016 hingga saat ini, IPC telah mampu meningkatkan efektivitas layanan pelabuhan serta efisiensi sumber daya yang dibutuhkan di dalam pelabuhan dan sekitar pelabuhan.
"Dari laut, darat, sampai keluar sekarang ada auto gate, kalau truck bawa kontainer keluar dari sini langsung tercatat apa yang dia bawa, berapa beratnya dan seterusnya. Ini lah kunci kenapa pengelolaan pelabuan bisa lebih cepat, mudah dan murah," ujarnya.
Hingga kuartal ketiga 2019, IPC mencatat laba perusahaan sebesar Rp2,21 triliun. Angka ini naik 18,38 persen dibandingkan dengan capaian kuartal ketiga 2018. Sementara, pendapatan usaha mencapai Rp8,56 triliun, naik sebesar 2,41 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun 2018.
Dilihat dari sisi kinerja operasional, trafik arus peti kemas hingga kuartal ketiga tercatat sebesar 5,62 juta TEUs. Capaian ini naik dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 5,58 juta TEUs. Demikian juga dengan arus non peti kemas yang terealisasi sebesar 43,2 juta ton. Angka ini naik 1,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang sebesar 42,7 juta ton.
Sementara itu, di sisi arus kapal yang keluar masuk pelabuhan, terjadi penurunan sebesar 2 persen, yaitu dari 158,3 juta GT menjadi 154,5 juta GT.
Di sisi lain, IPC mencatat kenaikan arus penumpang, dari 505 ribu penumpang menjadi 905,5 ribu penumpang.
"Arus penumpang yang tumbuh 81,11 persen persen menunjukkan bahwa moda transportasi laut kembali menjadi alternatif. Kedepannya IPC akan melakukan moderninasi dan digitalisasi sarana dan prasarana di terminal penumpang," katanya.
Digitalisasi Tanpa Eliminiasi Tenaga Kerja
Digitalisasi erat kaitannya dengan efisiensi, sebab beberapa tugas yang tadinya dikerjakan oleh tenaga manusia diambil alih oleh sistem.
Namun Elvyn menegaskan di IPC tidak akan terjadi pengurangan tenaga kerja seiring dengan adanya digitalisasi pelabuhan.
Sumber Daya Manusia (SDM) atau pekerja akan ikut mengalami transform atau perubahan tugas kerja.
"Tidak ada (pengurangan tenaga kerja) karena ini bukan proses yang ujug-ujug, ini sudah kita siapkan lama dan untuk itu tentu nanti akan ada transform atau konversi SDM tadi yang pekerjaan an A menjadi B yang terkait dengan digitalisasi," jelasnya.
Digitalisasi Angkutan Orang
Tidak hanya dalam angkutan barang, digitalisasi pelabuhan juga akan diterapkan untuk angkutan orang. Beberapa di antaranya sudah menerapkan digitalisasi ini.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan bahkan sedang menyiapkan regulasi khusus terkait pengembangan pelabuhan di Indonesia.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut kemenhub, Raden Agus H. Purnomo menyebutkan, pihaknya akan segera menyulap pelabuhan-pelabuhan dengan sentuhan digital.
Perubahan dimulai dengan diterapkannya mekanisme cashless atau nontunai saat pembelian tiket. Selain itu, aturan sterilisasi pun akan diterapkan, di mana hanya kru dan penumpang yang memegang tiket yang boleh masuk kawasan pelabuhan. Hal ini seperti yang diterapkan di bandara dan stasiun.
"Ya seperti di bandara sama di kereta kan yang enggak punya indentitas enggak boleh masuk. Jadi yang punya indentitas baru bisa masuk," kata dia.
Revolusi pelabuhan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Mantan Direktur Utama PT INKA (Persero) ini mengungkapkan saat ini ada 3 pelabuhan yang akan dijadikan percontohan atau pilot project yaitu Pelabuhan Kali Adem, Tanjung Pinang, dan Bau Bau.
Sementara itu, untuk digitalisasi, Kemenhub sebagai regulator selain menyiapkan perizinan juga siap memfasilitasi dengan software-software yang mendukung.
"Kami menyiapkan digitalisasi softwarenya kami siapkan misalnya e-ticketing kemudian untuk barang packing, barang pakai juga digital semua nanti gitu sehingga nanti harapannya seluruh dokumen manifes orang maupun barang digital seperti kalau di pesawat."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jalur laut yang strategis, sektor maritim menjadi salah satu sektor vital bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045, mengubah Indonesia dari pengguna teknologi global menjadi inovator global.
Baca SelengkapnyaMenhub berharap Nusantara bisa turut menjadi pintu gerbang pengiriman barang ke wilayah Indonesia Timur.
Baca SelengkapnyaPenggunaan teknologi ini penting untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap konsumen Pos Indonesia. Misalnya, mengantisipasi kerusakan barang paket kiriman.
Baca SelengkapnyaErick menyebut hal ini bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman.
Baca SelengkapnyaCEO Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi menekankan ekspansi dan inovasi PIS sebagai upaya memenuhi visi perusahaan.
Baca SelengkapnyaASDP mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,560 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaPT PLN (Persero) berhasil masuk jajaran 2 besar dalam daftar 100 perusahaan terbesar di Indonesia yang dirilis Fortune Indonesia atau Fortune Indonesia 100.
Baca SelengkapnyaPelabuhan barang impor lebih banyak di Pulau Jawa, yang saat ini dinilai sudah overload.
Baca SelengkapnyaDirektur Hubungan Kelembagaan IDSurvey Andry Tanudjaja berharap pihaknya dapat memberikan terobosan penting bagi sektor maritim asia.
Baca SelengkapnyaKemampuan ASDP Indonesia melayani penyeberangan antarpulau, tidak perlu diragukan. Melainkan harus diperlukan penguatan.
Baca SelengkapnyaPerusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.
Baca Selengkapnya