Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta di balik ngototnya Dahlan serahkan BTN ke Bank Mandiri

Fakta di balik ngototnya Dahlan serahkan BTN ke Bank Mandiri Dahlan Iskan di Purwokerto. ©2014 merdeka.com/chandra

Merdeka.com - Gelombang penolakan atas rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan melepas 60,14 persen saham pemerintah di Bank Tabungan Negara untuk kemudian dialihkan ke Bank Mandiri . Dengan demikian, secara otomatis Bank Mandiri akan menjadi pengendali Bank BTN .

Pro kontra bermunculan. Namun yang paling keras datang dari kubu pekerja BTN . Secara tegas mereka menolak dan meminta Dahlan mengkaji ulang rencana ini. Akhir pekan lalu ribuan karyawan BTN turun ke jalan sebagai bentuk respons atas rencana Dahlan menjadikan BTN sebagai anak usaha Bank Mandiri . Mereka berorasi, memasang spanduk, dan mengancam akan menggelar aksi dengan skala lebih besar sampai tuntutan dipenuhi.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat SP Bank BTN Satya Wijayantara meyakini rencana meleburkan BTN dengan Bank Mandiri yang digulirkan Menteri BUMN Dahlan Iskan setidaknya telah melanggar tiga regulasi sekaligus.

Orang lain juga bertanya?

"Menteri BUMN melanggar UU Perseroan Terbatas, UU BUMN, dan ketentuan pasar modal," ujarnya beberapa waktu lalu.

Kritik juga datang dari Senayan. Adalah Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Azis yang menegaskan bahwa akuisisi tidak sah tanpa lampu hijau dari DPR. Harry menegaskan, sepanjang belum ada surat kepada DPR, maka rencana aksi korporasi ini belum sepenuhnya bisa dijalankan. "Di mata saya kasus ini tidak ada sama sekali," tegas dia.

Harry menuturkan, sesungguhnya pelepasan saham pemerintah di BTN tidak dapat sepenuhnya direalisasi. Menurut peraturan Bank Indonesia (BI), pembelian saham industri keuangan paling maksimal hanya sebesar 40 persen.

"Sekarang ada peraturan Bank Indonesia, membeli saham dari perbankan melebihi 40 persen tidak boleh, jadi dia cuma boleh membeli saham BTN 40 persen," jelasnya.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa ikut angkat bicara mengenai rencana pelepasan saham pemerintah di Bank Tabungan Negara ( BTN ) ke Bank Mandiri . Menurut Hatta, Kementerian BUMN tidak mematangkan konsep ini dan terkesan terburu-buru.

"BUMN grasak grusuk dan sekarang protes semua akibatnya sahamnya jatuh yang untung orang lain. Jangan grasak grusuk," ucap Hatta.

Derasnya gelombang kritik dan penolakan dari pelbagai pihak tidak menciutkan nyali Dahlan. Dia mengaku akan tetap menjalankan rencana penyerahan saham pemerintah di BTN ke Bank Mandiri . Dalam pandangannya, ide ini strategis untuk kemajuan perbankan di Indonesia.

"Biar pun beberapa pihak menentang ide akuisisi BTN oleh Bank Mandiri tapi saya tidak akan mundur," ujar Dahlan.

Mantan Dirut PLN ini terlihat geram dengan gerakan penolakan dari karyawan BTN . Dia menegaskan bahwa rencana penggabungan ini tak bisa diganggu gugat. Dahlan menantang karyawan BTN yang menolak akuisisi untuk melakukan aksi unjuk rasa di kantor BUMN. "Kalau mau demo di lantai 19 saja. Suruh ke lantai 19," ucapnya.

Masih menjadi pertanyaan alasan Dahlan ngotot dengan rencana ini. Namun, merdeka.com mencoba merangkum fakta-fakta di balik ngototnya Dahlan menjadikan BTN anak usaha Bank Mandiri . Berikut paparannya.

Ngotot selesai dalam 3 bulan

Menteri BUMN Dahlan Iskan berharap proses akuisisi Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri selesai dalam 3 bulan. Dia tidak ingin proses ini berlarut-larut, seperti halnya penggabungan PTPN yang memakan waktu dua tahun.

"Saya pengen 3 bulan selesai tetapi tentu mengikuti prosedur. Meski ada yang bisa 3 bulan dan ada yang 1 tahun," ujar Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (22/4).

Agar perbankan nasional tak dikuasai asing

Dalam pandangan Dahlan, perusahaan-perusahaan yang beraktivitas di Indonesia semakin besar, sehingga memerlukan bank yang juga punya kapasitas besar. Jika bank pemerintah tidak besar, maka hanya bank asing yang akan berkuasa di dalam negeri.

"Bank asing yang amat diuntungkan karena hanya bank asing yang bisa melayani mereka," jelas Dahlan.

Mantan Dirut PLN beralibi, selama ini BTN tidak punya cukup kemampuan untuk memenuhi tingginya animo permintaan kebutuhan kredit perumahan rakyat (KPR). Dahlan menyebut, kredit rumah yang bisa diberikan BTN lebih kecil dari yang diberikan bank lain yang tidak fokus pada lini bisnis kredit perumahan.

"Bangsa Indonesia sudah waktunya memiliki bank yang lebih besar dari Bank Malaysia. Negara kita negara besar, tapi banyak kalah di berbagai sektor oleh Malaysia. Dan kalau BTN diakuisisi oleh Bank Mandiri maka dunia perbankan Indonesia sudah mengalahkan Malaysia," katanya.

BTN terlalu kecil

Dahlan Iskan berpandangan, direksi seharusnya menganggap penting upaya akuisisi BTN oleh Bank Mandiri. Sebab, dengan upaya tersebut dapat meningkatkan kinerja serta menjadikannya lebih besar.

"Pokoknya ya, BTN harus dibuat besar besar karena BTN selama ini terlalu kecil untuk bisa mengemban misinya. BTN dengan Bank Mandiri seharusnya jadi kebutuhan bagi direksi," tandasnya, Selasa (22/4).

Mantan Dirut PLN ini beralibi, kebijakan ini untuk menolong sekaligus membuat BTN menjadi lebih besar. Termasuk memperbesar porsi untuk kredit perumahan rakyat yang selama ini menjadi andalan BTN.

Dalam pandangan Dahlan, selama ini kemampuan BTN tidak mampu mengimbangi tingginya kebutuhan akan perumahan. Berangkat dari pemahamannya itu, BTN harus diperkuat dengan bank BUMN lain.

"BTN harus punya kuda yang besar, jangan berlari kencang naiknya keledai. Jangan dituntut membangun perumahan yang cukup tapi kemampuannya tidak memadai, itu tidak cocok, kita memikirkan kuda yang besar itu siapa, Mandiri, BRI, ada yang berpandangan itu Mandiri saya setuju, kalau BRI saya setuju," jelasnya.

Ambisi kalahkan Malaysia

Dahlan Iskan sudah memutuskan akan tetap menjadikan BTN sebagai anak usaha Bank Mandiri. Hal ini bertujuan agar Indonesia memiliki bank besar yang dapat mengalahkan Malaysia.

Menurut Dahlan, selama ini bank-bank besar di Asia Tenggara hanya dikuasai oleh Malaysia, Singapura dan Thailand. Sedangkan Indonesia, hanya masuk dalam daftar negara miskin.

"Skemanya BTN menjadi anak usaha Mandiri, tidak dilebur tapi menjadi lebih kuat. BTN harus diperbesar," ucap Dahlan usai rapat pimpinan di kantor Re-Indo, Jakarta, kamis (17/4).

Penunjukan Bank Mandiri tersebut, karena memiliki kemampuan untuk memenuhi pengembangan BTN. Dalam aksi korporasi tersebut, maka negara memiliki keuntungan lebih kuat dalam perumahan.

"Kalau BTN dengan Mandiri maka Indonesia langsung memiliki perbankan yang besar dari Malaysia. Karena yang paling besar itu Singapura, Malaysia, Thailand. Indonesia selalu masih miskin. Skema ini mengalahkan malaysia," jelasnya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Strategi Prabowo Agar Danantara Lebih Besar dari Temasek
Strategi Prabowo Agar Danantara Lebih Besar dari Temasek

Danantara berbentuk superholding layaknya Temasek di Singapura.

Baca Selengkapnya
BTN Syariah & Bank Muamalat Bakal Merger, Erick Thohir: Kalau Lancar Maret 2024 Bisa Final
BTN Syariah & Bank Muamalat Bakal Merger, Erick Thohir: Kalau Lancar Maret 2024 Bisa Final

Langkah ini mendukung Indonesia masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya
DPR Dukung Keputusan BTN Batal Akuisisi Bank Mualamat Indonesia, Ini Alasannya
DPR Dukung Keputusan BTN Batal Akuisisi Bank Mualamat Indonesia, Ini Alasannya

Alasan DPR RI mendukung langkah Bank Tabungan Negara (BTN) membatalkan akuisisi Bank Muamalat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Budiman Sudjatmiko: IKN Jangan Ditarik ke Politik, Ini Amanat Sejak Presiden Soekarno
Budiman Sudjatmiko: IKN Jangan Ditarik ke Politik, Ini Amanat Sejak Presiden Soekarno

Budiman mengingatkan IKN merupakan sebuah antisipasi Indonesia terhadap pemerataan pertumbuhan dan kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya
Kumpulkan DPK Hingga Rp373 Triliun, BTN Optimis Pertumbuhan di Atas Rata-Rata Industri
Kumpulkan DPK Hingga Rp373 Triliun, BTN Optimis Pertumbuhan di Atas Rata-Rata Industri

Dari total DPK tersebut, dana murah berupa tabungan dan deposito (Current Account Saving Account/CASA) menyumbang hampir setengahnya.

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP Nilai Pembangunan Indonesia Harus Kembali ke Konsep Maritim, Ini Alasannya
Hasto PDIP Nilai Pembangunan Indonesia Harus Kembali ke Konsep Maritim, Ini Alasannya

Hasto Kristiyanto PDIP menyampaikan pentingnya Indonesia mewujudkan konsep Berdikari Bung Karno

Baca Selengkapnya
Daftar Bank Pemerintah Berikut Fungsi dan Tujuannya, Simak Lebih Lanjut
Daftar Bank Pemerintah Berikut Fungsi dan Tujuannya, Simak Lebih Lanjut

Saat ini, bank pemerintah adalah bank yang paling berpengaruh dalam industri perbankan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Eks Kepala Bappenas Ungkap Sederet Riset yang jadi Pertimbangan Ibu Kota Pindah ke IKN
Eks Kepala Bappenas Ungkap Sederet Riset yang jadi Pertimbangan Ibu Kota Pindah ke IKN

Mantan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan riset pertimbangan ibu kota pindah ke IKN.

Baca Selengkapnya
Rampungkan Spin Off Unit Syariah, BTN Bakal Akusisi Bank
Rampungkan Spin Off Unit Syariah, BTN Bakal Akusisi Bank

Strategi spin off ini bakal diikuti oleh penggabungan BTN dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

Baca Selengkapnya
RUPST Bank Bengkulu Angkat Beni Harjono Jadi Dirut, Bank BJB: Kinerja Positif Harus Terus Ditingkatkan
RUPST Bank Bengkulu Angkat Beni Harjono Jadi Dirut, Bank BJB: Kinerja Positif Harus Terus Ditingkatkan

Bank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.

Baca Selengkapnya
Hendropriyono: Tidak Mungkin Prabowo Tak Lanjutkan Pembangunan IKN
Hendropriyono: Tidak Mungkin Prabowo Tak Lanjutkan Pembangunan IKN

Jika IKN tidak dilanjutkan, Hendro menyebut maka masyarakat Indonesia akan menderita.

Baca Selengkapnya
Politisi Gerindra: Hanya BUMN yang Punya Kontribusi Bisa Dapat Kucuran PMN
Politisi Gerindra: Hanya BUMN yang Punya Kontribusi Bisa Dapat Kucuran PMN

Perusahaan milik negara yang menerima insentif anggaran tersebut harus memiliki performa yang cukup baik

Baca Selengkapnya