Fakta-fakta garbarata RI dilecehkan Arab Saudi tapi dicintai Jepang
Merdeka.com - Produk-produk Indonesia sudah banyak yang diekspor ke luar negeri. Bahkan, ada produk Indonesia yang jadi primadona bangsa Asing.
Salah satunya rumah panggung khas Minahasa, Sulawesi Utara. Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor rumah panggung Minahasa ke Malaysia pada akhir bulan Maret 2016.
"Rumah panggung Minahasa yang diekspor ke Malaysia sebanyak satu unit dengan berat 21,95 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar USD 11.000," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, T Hasudungan Siregar seperti ditulis Antara Manado, Kamis (28/4).
-
Apa yang paling terkenal di Indonesia? Rendang adalah masakan khas Indonesia yang diakui sebagai masakan terlezat di dunia, setidaknya berdasarkan survei yang dilakukan CNN International pada 2011.
-
Mengapa pisang goreng Indonesia menjadi gorengan terbaik di dunia? Makanan sederhana ini ternyata mampu menarik perhatian internasional berkat rasa manis dan tekstur renyah yang sulit ditandingi. Dibalut dengan adonan tepung yang khas, pisang goreng Indonesia tidak hanya lezat, tetapi juga menjadi pilihan favorit banyak orang sebagai camilan yang menggugah selera.
-
Produk apa yang paling dicari di Sumatera dan Jawa? Dimulai dari ujung Barat Indonesia, berbagai produk Fashion seperti Celana Perempuan, dan Batik menjadi ragam produk lokal yang paling banyak dibeli masyarakat seiring pesatnya perkembangan tren fashion di dua pulau ini.
-
Produk apa saja yang paling laris di Sumatera? Sebut saja pulau yang berada di paling barat Indonesia, yakni Pulau Sumatera. Ternyata Minyak Telon, Popok Bayi, dan Kaos Anak menjadi produk lokal dan UMKM yang paling banyak dibeli di puncak kampanye. Hal ini memperlihatkan kebutuhan produk dari kategori Ibu dan Anak menjadi tren yang sangat dicari saat ini bagi para ibu baru di Sumatera.
-
Apa contoh kalimat fakta tentang Indonesia? Contoh dari kalimat fakta khusus adalah 'Jakarta adalah ibu kota Indonesia.' Meskipun ini adalah fakta saat ini, bisa saja berubah di masa depan jika ada keputusan resmi yang memindahkan ibu kota.
-
Kenapa perusahaan dari Indonesia masuk dalam daftar Forbes? Sementara itu, ada 8 perusahaan milik Indonesia yang masuk dalam daftar perusahaan terbesar di dunia versi Forbes.
Hasudungan mengatakan, pengiriman rumah panggung ke luar negeri bukan dalam jumlah yang banyak, karena industri di Sulut harus menjaga agar tidak semua pohon harus ditebang dan dibuat rumah. "Namun ini menandakan bahwa rumah panggung asal Minahasa sangat diminati oleh negara luar," jelas dia.
Dia menjelaskan pengekspor juga harus mengirim tukang ke Malaysia untuk memasang langsung rumah panggung tersebut. Ekspor rumah panggung tersebut bisa terwujud karena pembeli luar negeri percaya selain motif menarik, juga kualitas pembuatan rumah pengrajin di daerah ini sudah semakin baik dari waktu ke waktu.
"Pemerintah daerah terus memberdayakan pengrajin sehingga kualitas yang dihasilkan makin baik," katanya.
Selain rumah panggung, produk lain yang juga menjadi primadona adalah jembatan penghubung ke pesawat atau garbarata. Garbarata ini menjadi produk Indonesia yang diekspor ke Jepang.
Berikut fakta-fakta garbarata buatan anak negeri yang jadi primadona ekspor. Merdeka.com mencoba merangkum beberapa diantaranya, antara lain:
Diekspor ke 13 negara
Menteri Perindustrian Saleh Husin meninjau pabrik pembuatan Garbarata (jembatan penumpang ke pesawat) di Kawasan Industri Kalla Bukaka Jl. Trans Yogi Cibubur - Cileungsi, Bogor, Senin (2/5).
Dalam kunjungannya tersebut, Menteri Saleh meresmikan peluncuran produksi Garbarata yang ke -700 dan ekspor ke 447 untuk dikirim ke Bandar Udara Yamaguchi-Ube, Jepang.
"Kalla Bukaka sebagai industri dalam negeri mampu membuktikan diri dengan memproduksi Garbarata yang mampu menembus pasar internasional," ujar Saleh.
Dia menyebut keberhasilan ini merupakan kebanggaan bagi industri dalam negeri. Untuk itu, dirinya meminta kepada perusahaan dalam negeri agar mempercayakan produk dalam Tanah Air.
"Sebanyak 13 negara beberapa diantaranya ke Jepang, Hongkong, Chili, Singapura, Malaysia, dan lain-lain, mengimpor Garbarata dari Indonesia. Tentunya ini menjadi percontohan bahwa produk dalam negeri tak kalah berkualitas," kata dia.
"Lebih hebatnya lagi ini murni karya anak bangsa, tidak ada campur tangan pekerja asing. Saya mendorong agar Bukaka juga bisa menularkan keberhasilan ini ke industri lainnya."
Langganan Jepang sejak 1991
Menteri Perindustrian Saleh Husin meninjau pabrik pembuatan Garbarata (jembatan penumpang ke pesawat) di Kawasan Industri Bukaka Teknik Utama Jl. Trans Yogi Cibubur - Cileungsi, Bogor, Senin (2/5).
Direktur Operasional Kalla Bukaka, Hapsari menyebut, kualitas produk buatannya sudah diakui Jepang. Terbukti, Negeri Sakura tersebut telah mengimpor garbarata dari Tanah Air sejak 1991.
"Saat ini jepang masih percayakan garbarata Indonesia. Kualitas kita di Jepang diakui cukup baik. Kita punya teknologi yang disejajarkan kayak di Jepang. Sudah 98 unit sejak 1991 atau 18 persen dari total garbarata di Jepang," ujar Hapsari di Kawasan Industri Bukaka Teknik Utama Jl. Trans Yogi Cibubur - Cileungsi, Bogor, Senin (2/5).
Meski demikian, Hapsari dan jajarannya tidak berbangga hati. Pencapaian sekarang ini akan terus ditingkatkan. Terlebih, Jepang sudah menaruh kepercayaan penuh untuk menggunakan garbarata Indonesia di beberapa bandara international mereka.
"Kemudahan teknis, dukungan purna jual, perawatan, dan kualitas tentu harus dipertahankan. Sebab, kemudahan-kemudahan itu yang membuat kita jadi kepercayaan Jepang dan negara lainnya," kata dia.
Sementara itu, Marketing Manager Kalla Bukaka, Omar S. Ahmad mengungkapkan, pesaing garbarata di pasar international terutama di Asia adalah Jepang dan China. "Tapi kita untuk kawasan ASEAN tidak ada saingannya," ungkapnya.
Di lain hal, di tengah perlambatan ekonomi global dan di Indonesia, pasar garbarata dalam negeri dinilai masih sangat baik. Prospek yang sangat baik tersebut juga diikuti oleh pasar luar negeri.
"Bandara kita di Indonesia ada 200-300 dan itu sangat baik. Yang di daerah juga sangat fantastis. Kalau Prospek luar negeri masih ada terus. Kenapa? Di Jepang itu mereka sangat konsen dengan kualitas, jadi setelah 15 tahun garbarata digunakan mereka akan menggantinya. Kalau Hongkong, kita pernah supply 97 unit di terminal 1 mereka juga terus membangun bandaranya," pungkasnya.
Diremehkan Arab Saudi
Marketing Manager Kalla Bukaka, Omar S. Ahmad menyebut, tidak semua negara mengakui kualitas produk garbarata di Indonesia. Salah satu negara yang meragukannya adalah negara di kawasan Timur Tengah yaitu Arab Saudi.
Omar menceritakan pengalamannya di Arab Saudi saat hendak ingin mengurus tender pengadaan garbarata.
"Saat di Arab waktu saya ke sana, mereka nanya, Bukaka itu dari mana? 'Dari Indonesia', Emang bisa bikin garbarata, bisa ekspor? Kan bisanya ekspor TKI," ungkap Omar kepada merdeka.com di Kawasan Industri Bukaka Teknik Utama Jl. Trans Yogi Cibubur-Cileungsi, Bogor, Senin (2/5).
Keraguan tersebut, menurut Omar, memang sulit dihilangkan karena Arab Saudi lebih percaya pada produk dari negara di benua Eropa dan Amerika. Selain itu, stigma tersebut membuat pabrikan asal Sulawesi Selatan ini merasa tertantang untuk membuktikan diri kepada Arab.
"Kita harus buktiin secara teknis kalau produk Indonesia berkualitas, kita harus memberi contoh yang ada kalau garbarata kita digunakan di Hongkong, Singapura, China, Malaysia, India, Chili dan negara lainnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin meninjau pabrik pembuatan Garbarata (jembatan penumpang ke pesawat) di Kawasan Industri Bukaka Teknik Utama Jl. Trans Yogi Cibubur - Cileungsi, Bogor, Senin (2/5).
Direktur Operasional Kalla Bukaka, Hapsari menyebut, kualitas produk buatannya sudah diakui Jepang. Terbukti, Negeri Sakura tersebut telah mengimpor garbarata dari Tanah Air sejak 1991.
"Saat ini Jepang masih percayakan garbarata Indonesia. Kualitas kita di Jepang diakui cukup baik. Kita punya teknologi yang disejajarkan kayak di Jepang. Sudah 98 unit sejak 1991 atau 18 persen dari total garbarata di Jepang," ujar Hapsari di Kawasan Industri Bukaka Teknik Utama Jl. Trans Yogi Cibubur - Cileungsi, Bogor, Senin (2/5).
Meski demikian, Hapsari dan jajarannya tidak berbangga hati. Pencapaian sekarang ini akan terus ditingkatkan. Terlebih, Jepang sudah menaruh kepercayaan penuh untuk menggunakan garbarata Indonesia di beberapa bandara international mereka.
"Kemudahan teknis, dukungan purna jual, perawatan, dan kualitas tentu harus dipertahankan. Sebab, kemudahan-kemudahan itu yang membuat kita jadi kepercayaan Jepang dan negara lainnya," kata dia.
Ekspor ke Australia
Kalla Bukaka berencana menjual garbarata ke pasar Australia tahun depan. Sejauh ini, perusahaan milik keluarga Kalla itu baru sukses merambah pasar India, Jepang, dan Hongkong.
"Karena kami lihat Aussie lebih berkembang. Mereka cukup menarik pasarnya," ungkap Manajer Pemasaran Kalla Bukaka Omar S. Ahmad, Jakarta, Senin (2/5).
Menurut Ahmad, pihaknya telah memiliki dua dari tiga modal untuk memasuki pasar Australia. Yaitu, memiliki mitra bisnis lokal dan insinyur berkualitas sesuai standar Negeri Kangguru.
Adapun satu syarat belum terpenuhi adalah memiliki pengalaman ekspansi.
"Kami berharap 1-2 bulan dapet tender. Untuk engineering sebagian dari Indonesia sudah terkualifikasi. Yang penting kami cari pengalaman. Sekarang kami sedang meyakinkan punya pengalaman."
Sebelum Australia, garbarata Kalla Bukaka telah terpakai di Bandara India, Jepang, dan Hong Kong. Tiga negara tersebut menampung sebanyak 70 persen dari 447 garbarata yang diekspor Kalla Bukaka sejak awal berdiri hingga saat ini.
"Kalau Eropa sama Amerika masih concern dengan produk sendiri, karena mereka merasa lebih unggul," kata Omar.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawiryawan mendorong Kalla Bukaka lebih agresif membuka pasar Eropa dan Amerika Serikat. Sebab, dia menilai garbarata Kalla Bukaka sudah sesuai standar dunia.
"Jadi, sebenarnya kalau marketing mereka punya cukup nyali untuk melakukan sesuatu yang agresif tidak perlu di khawatirkan," katanya.
"Mereka sudah punya segala macam sertifikasi dan lainnya, ISO 14000 pun mereka punya. Jadi di tingkat lingkungan punya, dari sisi kualitas tidak perlu dipertanyakan. Ini bisa bersaing diharga dan pengiriman, atau juga di administrasi. Kan mereka bisa saja takut bersaing dengan Indonesia."
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koreografi yang ditampilkan oleh La Grande Indonesia menarik perhatian suporter Timnas Jepang saat pertandingan melawan Timnas Indonesia berlangsung.
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia jadi negara dengan ranking FIFA paling rendah di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026
Baca SelengkapnyaSebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut pemerintah Filipina percaya dan puas terhadap produk buatan Indonesia
Baca SelengkapnyaProses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca SelengkapnyaPerjanjian Kalijati adalah awal mula era penjajahan Jepang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerayaan Hari Ulang Tahun ke-18 Indonesia ke-78 rupanya tak hanya meriah di tanah air namun juga di Jepang.
Baca SelengkapnyaMengapa Indonesia memilih setir kanan dengan lajur kiri? Temukan alasan historisnya dan dampaknya hingga kini.
Baca Selengkapnya