Fakta Rencana Kenaikan Harga Pertalite, Termasuk Syarat Jika Ingin Dibatalkan
Merdeka.com - Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Ini dilakukan di tengah semakin mahalnya minyak dunia yang berimbas pada Indonesia sebagai negara importir.
Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono membenarkan kabar tersebut. Hal ini dilakukan dalam upaya menjaga kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Mengingat, pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp502 triliun hingga akhir tahun.
"Angkanya semua sedang dihitung, kita sedang siapkan angkanya. Kita sudah rapat beberapa kali," kata Susiwijono.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Kapan harga BBM Pertamina diubah? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Bagaimana cara Pertamina atur harga BBM? Pihak Pertamina menyatakan bahwa perubahan harga ini penting untuk mengikuti kebijakan pemerintah dan untuk memastikan keberlanjutan pasokan energi.
Presiden Jokowi pun dibuat khawatir atas kemampuan APBN dalam menanggung beban subsidi BBM jika harga minyak mentah dunia terus melambung. Menyusul, status Indonesia sebagai negara importir komoditas minyak mentah.
"Kita itu masih impor separuh dari kebutuhan kita, 1,5 juta barrel minyak dari luar masih impor. Artinya apa? Kalau harga di luar naik, kita juga harus membayar lebih banyak. Supaya kita ngerti masalah ini," jelas Presiden Jokowi.
Berikut merdeka.com akan merangkum sejumlah fakta di balik rencana kenaikan harga BBM tersebut.
1. Syarat Pemerintah Batalkan Rencana Kenaikan
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut bawha pemerintah akan berusaha menahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) agar tidak mengganggu masyarakat. Namun hal ini baru bisa dilakukan jika penerimaan negara dari pajak bisa berkesinambungan.
"Ini peran negara yang menyanggah dan tetap sehat berkesinambungan kalau pajak yang dikumpulkan cukup," kata Menteri Sri Mulyani.
Maka, kata Menteri Sri Mulyani, penting bagi pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal taat dan patuh terhadap pajak. Mengingat pajak telah menjadi tulang punggung dan pondasi penting bagi sebuah negara.
"Pajak tulang punggung dan pondasi yang penting. Kepatuhan wajib pajak ini yang tidak bisa terpisahkan," kata dia.
2. Kenaikan Tunggu Keputusan 3 Menteri
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menjawab rasa penasaran publik terkait rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite imbas kenaikan harga minyak mentah dunia.
Menteri Arifin mengatakan, penerapan kenaikan harga Pertalite sendiri masih menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) 191/2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
Dia pun berharap Perpres tersebut bisa terbit pada Agustus ini. Mengingat, pemerintah harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu sebelum secara resmi menaikkan harga Pertalite.
"Mudah-mudahan (bulan ini). Karena harus sosialisasi dulu," tutupnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menambahkan bahwa kebijakan mengurangi subsidi energi dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite saat ini masih menunggu keputusan tiga menteri.
"Rencana pengurangan subsidi itu masih dibahas, belum ada putusannya dari Kemenko (Perekonomian), Menteri ESDM, dan Menteri Keuangan," ujarnya.
3. Pemerintah Siapkan Bansos Jika Naikkan Harga Pertalite
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah tengah menyiapkan kompensasi dalam bentuk bantuan perlindungan sosial bagai masyarakat terkait rencana kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite dalam waktu dekat.
"Tentu apabila ada penyesuaian (harga Pertalite) kita sedang mengkalakulasi juga kebutuhan terkait kompensasi dalalm berbagai program yang sedang berjalan. Artinya (kompensasi) dikaitkan dengan program yang berjalan ada pelindungan sosial," ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga menerangkan, pemberian bansos diperlukan untuk melindungi daya beli masyarakat sekaligus menjaga tren pemulihan ekonomi nasional imbas kenaikan Pertalite. Hal ini sebagaimana dilakukan pemerintah saat masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
"Ini seperti yang kita lakukan pada saat penganangan Covid-19," jelasnya.
4. Besaran Kenaikan Dipastikan Tak Ekstrem
Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono memastikan jika pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM, nilai kenaikannya tidak akan terlalu tinggi. "Kalaupun naik kita akan buat jangan terlalu berat," kata dia.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan membagikan bantuan sosial bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Utamanya mereka yang terdampak langsung.
"Kalau ada kenaikan harga kita siapkan bansos-bansos lagi dan ini lebih fair," kata dia.
"Kalau harga sekarang semua bisa menikmati, yang pakai mobil-mobil juga pakai. Jadi ini bisa kita alirkan ke bansos," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berjanji akan menghitung dan mempertimbangkan kemampuan fiskal negara terkait potensi kenaikan harga BBM.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui kolaborasi tiga menteri yakni Menteri ESDM, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN akan kembali mengkaji pembatasan pembelian jenis BBM.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca SelengkapnyaMengutip Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman November pada Jumat ini, berada di posisi USD 95,38 per barel.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM non subsidi per hari ini.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai bahwa keputusan pemerintah terhadap harga BBM menyangkut hajat hidup orang banyak.
Baca SelengkapnyaPertamina telah menaikkan harga Pertamax per 1 Oktober 2023 menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaPertamina ikut melakukan penyesuaian harga pada BBM non subsidi yang terdiri dari BBM gasoline, Pertamax Turbo dan Pertamax Green 95.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.
Baca SelengkapnyaKini semua jenis SPBU di Indonesia seperti Pertamina, Shell hingga BP AKR Indonesia menaikkan harga BBM.
Baca Selengkapnya