Fakta Terbaru Pengembangan Vaksin Merah Putih, Termasuk Harga Tak Sampai Rp100.000
Merdeka.com - Pemerintah terus mendorong riset dalam pengembangan Vaksin Merah Putih. Ini merupakan vaksin virus Covid-19 produksi dalam negeri. Sebagai karya anak bangsa, vaksin ini disebut mampu mempercepat penanganan covid-19 sekaligus berdampak positif bagi ekonomi.
Berbagai tahapan mulai dari riset, uji pra-klinis, uji klinis, registrasi, sertifikasi, peningkatan kapasitas produksi dan lainnya sudah dan bakal dilalui hingga saatnya nanti bisa disuntikkan ke masyarakat luas.
Saat ini, tim pengembangan Vaksin Merah Putih sedang menjalankan tahap uji pra-klinis pada hewan Macaca atau primata selain manusia.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
Lengkapnya, berikut ini enam fakta terbaru pengembangan Vaksin Merah Putih:
1. Harga Terjangkau
Vaksin Merah Putih garapan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia dan Universitas Airlangga dikatakan akan mulai diproduksi tahun depan. Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, FX Sudirman, mengatakan harganya tak lebih dari USD 5 atau kurang lebih Rp71.130 dengan estimasi rupiah 14.226 per USD.
Sudirman berharap bahwa vaksin yang diproduksi dalam negeri ini mampu hadir dengan harga yang terjangkau.
"Mudah-mudahan kami bisa atau mengembangkan vaksin dan memproduksi vaksin dengan harga yang affordable, mudah-mudahan bisa kurang dari USD 5," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (15/9).
Dengan harga itu, Sudirman berharap mampu menjangkau masyarakat luas dengan harga yang bisa ditanggung pemerintah. Bahkan, dia mengatakan harga tersebut akan lebih murah dari belanja vaksin pemerintah dari luar negeri. Diketahui, pemerintah menganggarkan Rp54,46 triliun untuk belanja vaksin tahun ini.
2. Cocok untuk Indonesia
Pengembangan Vaksin Merah Putih ini memanfaatkan isolat atau bibit vaksin dari Indonesia. Dengan demikian, harapannya vaksin Merah Putih akan lebih efektif melawan penyebaran virus covid-19 di Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam mengatakan pada pengembangan vaksin merah putih ini menggunakan isolat virus dari Indonesia.
Artinya proses pembuatan bibit vaksinnya diambil dari sampel yang ada di Indonesia dan mengacu pada virus yang menular di Indonesia. "Jadi lebih cocok dan efektif bagi Indonesia," katanya.
3. Uji Klinis ke Manusia
Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam mengatakan, uji klinis kepada manusia akan dilakukan dalam waktu dekat. Dia mengatakan, mengacu pada timeline progres pembuatan vaksin merah putih oleh Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, uji praklinis tahap satu sudah selesai dilakukan.
"Sekarang sedang dilakukan uji pra-klinis tahap kedua pada hewan uji Macaca, pelaksanaan uji klinis pada manusia juga akan dimulai dalam waktu dekat," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII, DPR RI, Rabu (15/9/2021).
Dengan capaian tersebut, dia berharap pada Januari 2022 mendatang proses uji klinis bisa masuk pada tahap tiga. Selanjutnya bisa masuk pada tahap registrasi, scale up produksi massal, hingga komersial.
Mengacu pada roadmap yang ditampilkan Khayam, pembuatan vaksin merah putih ini melalui beberapa tahapan. Pertama, pada kuartal I 2021, melakukan upscaling prototype, kemudian kuartal II 2021 masuk pada ranah uji pra-klinis.
Selanjutnya kuartal III-IV 2021, memasuki uji klinis yang mencakup tiga fase, pada tahap ini juga dilakukan pendampingan dan pengajuan EUA BPOM. Lalu, pada kuartal II-IV 2022, masuk pada tahap registrasi, dilanjutkan scale-up produksi massal di kuartal IV 2022, dan diharapkan bisa mengarah pada sektor komersial.
4. Diproduksi Mulai 2022
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, FX Sudirman mengatakan, mengacu pada capaian saat ini, produksi massal vaksin Merah Putih ditarget sekitar semester II-2022 mendatang. Hal ini, tentunya setelah melalui berbagai uji pra klinis, hingga uji klinis dalam tiga fase tingkatan.
"(Diharapkan) Produksi massal vaksin merah putih untuk memenuhi kebutuhan vaksin covid-19 masyarakat indonesia mulai 2022," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (15/9).
Kendati demikian, hal itu tidak terlepas dari fase-fase yang harus dilewati dan sedang dijalankan saat ini. ia mengatakan, saat ini PT Biotis dan Universitas Airlangga sedang melakukan uji coba ke hewan Macaca atau primata. "Uji Praklinis ini ditargetkan selesai pada 30 September 2021 ini, mudah-mudahan hasilnya baik sehingga kita bisa siapkan uji klinis ke manusia dengan tiga fase," katanya.
Diketahui, uji klinis pada manusia ada dalam tiga fase, yakni fase pertama bagi 100 orang, fase kedua untuk 400 orang, dan fase ketiga untuk 3000 orang.
Kemudian, jika hasilnya menunjukkan tren positif, Sudirman mengatakan masih perlu dilakukan upscaling untuk pilot production. Baru setelah itu bisa ditingkatkan lagi ke produksi massal. Namun, dia mengatakan bahwa tantangannya adalah terkait alat dan barang pendukung untuk memenuhi produksi massal tersebut.
5. Dikembangkan Berbagai Universitas
Selain Universitas Airlangga yang bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, ada beberapa universitas lain yang juga mengembangkan vaksin merah putih.
Dirjen IKFT Kemenperin, Muahammad Khayam mengatakan, bahwa selain pengembangan yang dilakukan utamanya oleh Lembaga Eijkman, ada universitas lain yang juga turut mengembangkan vaksin merah putih dengan platform yang berbeda-beda.
Secara rinci diantaranya LBM Eijkman dengan platform Subunit protein rekombinan dengan Sistem Ekskresi Ragi dan Inactivated Virus. Lalu LIPI dengan Rekombinan Protein Fusi Whole Genome Sequencing Virus Sars-CoV-2.
Kemudian, Universitas Indonesia dengan vaksin DNA, mRNA, dan Virus Like Particles. Selanjutnya, ITB dengan Vector adenovirus, UNAIR dengan Adenovirus, Adeno Associated Virus Based, dan Inactivated Virus, dan UGM dengan Protein Rekombinan.
"Kami dari Kemenperin sebagai regulator yang bertanggung jawab terhadap produksi vaksin tentunya mendorong investasi yang ada dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap pengembangan vaksin ini," katanya.
6. Kolaborasi Kementerian
Konsorsium pengembangan vaksin merah putih ini terdiri dari berbagai Lembaga, termasuk juga perusahaan-perusahaan farmasi dan perguruan tinggi.
Dikepalai Lembaga Eijkman, konsorsium memiliki mitra di antaranya Bio farma, BalitbangKes, LIPI, Balitvet, dan Perguruan Tinggi. Sementara itu di sektor kementerian dan lembaga, di dalamnya ada Kementerian Perdagangan yang melingkupi terkait impor.
Lalu, BRIN yang melingkupi terkait riset, Kemenkes dan BPOM yang melingkup distribusi, serta Kemenperin yang melingkupi produksi dan manufaktur.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaVaksin Nusagard akan digunakan pada Program Imunisasi Nasional pada 2023 mendatang. Program ini menyasar 2,9 juta anak usia kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD).
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaTaruna menyebut, harga obat yang beredar di RI 400 persen lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaBiofarma mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp2,21 triliun.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masyarakat tak perlu repot membawa anak berobat atau program bayi tabung ke luar negeri.
Baca Selengkapnya