Februari 2016, neraca perdagangan RI surplus USD 1,14 M
Merdeka.com - Neraca Perdagangan Indonesia pada Februari 2016 mengalami surplus sebesar USD 1,14 miliar. Neraca tersebut alami peningkatan dibanding Februari 2015 sebesar USD 662,7 juta.
Adapun rincian nilai ekspor Februari 2016 sebesar USD 11,30 miliar dan nilai impor Februari 2016 sebesar USD 10,16 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan kinerja perdagangan membaik setelah membukukan surplus USD 50,6 juta pada Januari 2016. Surplus neraca perdagangan Januari-Februari 2016 surplus USD 1,15 miliar dengan nilai ekspor USD 21,78 miliar dan nilai impor USD 20,63 miliar.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa yang membuat cadangan devisa RI meningkat? 'Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak. Faktor lainnya, jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.'
"Selama lima tahun terakhir pada Februari ini tertinggi, dimana tahun 2012 surplus, lalu 2013 defisit USD 297,7 juta, pada 2014 surplus USD 843,4 juta dan 2015 juga surplus USD 662,7 juta," ujar dia di kantornya, Jakarta, Selasa (15/3).
Suryamin menjelaskan, surplusnya neraca perdagangan Februari 2016 dipicu surplus sektor migas USD 0,01 miliar dan sektor non migas USD 1,14 miliar.
"Nilai ekspor Februari 2016 naik 7,80 persen dibanding ekspor Januari 2016. Sementara dibanding Februari 2015 turun 7,18 persen," jelas dia.
Dari sisi volume perdagangan, pada Februari 2016 neraca volume perdagangan mengalami surplus 25,51 juta ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan migas 0,06 juta ton dan sektor nonmigas 25,45 juta.
Selama Februari 2016, ekspor terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati senilai USD 2,62 miliar dan bahan bakar mineral senilai USD 2,14 miliar. Pangsa pasar ekspor Indonesia adalah Amerika Serikat USD 2,38 miliar, Jepang USD 2,16 miliar dan China USD 1,83 miliar.
Untuk impor Februari 2016 senilai USD 10,16 miliar ini turun 2,91 persen dari Januari 2016. Impor migas mencapai USD 1,22 miliar, atau turun 8,79 persen dan impor non migas USD 9,25 miliar atau turun 2,13 persen.
"Dibandingkan dengan Februari 2015, impor Februari 2016 turun 11,51 persen. Secara volume sebenarnya (impor) naik 20 persen tapi karena harga lagi turun makanya nilainya turun. Khususnya yang bersumber dari migas," tegas dia.
Secara kumulatif Januari-Februari 2016, nilai impor turun 14,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Impor non migas turun 9,83 persen menjadi USD 18,29 miliar.
Impor terbesar Indonesia di Februari 2016 adalah mesin dan peralatan mekanik sebesar USD 3,41 miliar, lalu mesin dan peralatan listrik sebesar USD 2,28 miliar.
Negara asal barang impor Indonesia terbesar adalah China USD 4,87 miliar, Jepang USD 1,92 miliar dan Thailand USD 1,48 miliar.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Secara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaTotal produksi ikan di semester I 2024 sebanyak 11, 81 ton.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Selengkapnya