Freeport manfaatkan limbah pasir hasil tambang jadi ladang pangan dan buah-buahan
Merdeka.com - PT Freeport Indonesia melalui Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati mengolah limbah pasir sisa tambang (tailing) menjadi lahan penanampan berbagai jenis pangan dan buah-buahan. Berbagai hal dilakukan di pusat penelitian tersebut dengan tujuan memaksimalkan manfaat tailing.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah penanaman 900 pohon melon di atas lahan tailing seluas 400 m2 dengan sistem hidroponik. Hasilnya cukup bagus, karena pada bulan Oktober ini mampu menghasilkan 1,35 ton buah melon dalam sekali panen.
"Panen buah melon kali ini sangat bagus, setiap pohonnya menghasilkan buah seberat 1,5 kilogram. Jadi untuk panen buah melon hasil tanam hidroponik saat ini mencapai 1,35 ton sekali panen," ujar General Superintendent Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati Dataran Rendah PT Freeport Indonesia, Roberth Sarwom dikutip merdeka.com dari keterangannya di Jakarta, Sabtu (3/11).
-
Kenapa budidaya melon ini sukses? Dengan system 'dutch bucket hidroponik', penggunaan air sebagai konsumsi tanaman dapat dihemat. Air nutrisi akan dialirkan dari tandon ke media tanaman secara terus-menerus dalam periode tertentu sehingga sebagian air nutrisi kembali ke tandon.
-
Dimana petani hidroponik di Indramayu ini menanam melon? Rohmat kini membangun green house di rumahnya untuk membudidayakan tanaman buah bercita rasa manis itu.
-
Apa yang ditanam di kebun melon? Lahan luas itu digunakan untuk bercocok tanam melon.
-
Apa saja jenis melon yang dibudidayakan petani hidroponik di Indramayu? Ada dua jenis buah melon yang dikembangkan Rohmat, yakni sweetnet dan melon madu. Semuanya merupakan varietas unggul buah melon, dengan cita rasa manis dan berdaging tebal.
-
Kenapa petani hidroponik di Indramayu ini memilih bertani melon? Berangkat dari Keinginan Bertani Secara Praktis Jika biasanya, agar buah yang dihasilkan bagus dan manis, harus dipantau secara berkala, penyiraman rutin dan pengelolaan sinar matahari yang cukup.
-
Dimana petani melon ini bercocok tanam? Asnawi merupakan warga Desa Kedungtulup, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang. Saat masih menjadi anggota DPRD, Asnawi sebenarnya sudah dekat dengan dunia pertanian.
Pria lulusan Universitas Negeri Papua dan Institut Teknologi Bandung ini juga menjelaskan bahwa berbagai jenis tumbuhan yang ditanam di Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati PT Freeport Indonesia juga dikembangkan dengan teknik tanam hidroponik. Teknik ini merupakan salah satu metode budidaya tanaman dengan media tanamnya yang bukan berupa tanah.
Teknik menanam yang satu ini biasanya menggunakan media tanam air (hidroponik) atau dapat juga menggunakan media lain seperti sekam padi, kertas koran, dan media lainnya selain tanah seperti pasir tailing. Ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh subur dengan menggunakan teknik menanam ini, ada pula yang tidak.
"Namun secara garis besar, penanaman secara hidroponik ini mampu menghasilkan tanaman yang sehat karena tidak memerlukan pestisida serta dapat diproduksi kapan saja tanpa terganggu dengan kondisi iklim. Sebagian orang mungkin masih sangat asing dengan tanaman hidroponik, namun sebenarnya sudah banyak orang yang menggunakan metode penanaman tanaman yang satu ini," ujar Roberth.
Manajer Senior Departemen Lingkungan PT Freeport Indonesia, Gesang Setyadi menjelaskan bahwa pemanfaatan tailing sebagai media tanam adalah bagian dari riset yang dilakukan oleh Freeport Indonesia agar nantinya masyarakat bisa bercocok tanah di lahan tailing pada saat pasca tambang.
"Kita berkomitmen agar keberadaan tailing ini bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh masyarakat, terutama pada daerah-daerah yang terkena dampak langsung oleh kegiatan pertambangan.. Karena itulah, PT Freeport Indonesia kemudian mendirikan Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati yang salah satu tugasnya adalah meneliti pemanfaatan lahan bekas pengendapan dari tailing menjadi lahan yang produktif untuk kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan," ujar Gesang.
Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati ini telah berdiri sejak tahun 1995 dan telah menghasilkan berbagai jenis produk pertanian, peternakan dan perikanan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu terobosannya adalah membuktikan bahwa meskipun merupakan hasil sisa olahan tambang, tailing terbukti mampu menghasilkan berbagai jenis tanaman pangan yang aman untuk dikonsumsi. Menurutnya hasil tersebut berdasarkan analisis laboratorium yang dilakukan secara rutin.
"Kedalaman dari tailing di sini sekitar tujuh meter dari permukaan tanah. Di tailing inilah ditanam berbagai jenis tanaman sebagai proyek percontohan. Ada sayur-sayuran seperti cabe, tomat, sayur kangkung, sayur bayam, terong dan buah seperti melon, buah merah, pepaya, pisang, nanas, dan buah-buah lainnya," tutur Gesang.
Gesang memaparkan bahwa kegiatan penanaman dan penghijauan lahan bekas endapan tailing ini merupakan bagian dari upaya Freeport Indonesia untuk mengubah persepsi yang beredar di masyarakat terkait tailing yang sering disebut mengandung bahan kimia dan merusak lingkungan.
Selain itu, program ini ini juga dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada publik bahwa tempat pengendapan pasir sisa tambang yang identik dengan limbah yang tidak bermanfaat justru masih bisa ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman, baik dengan campur tangan manusia maupun secara alami tanpa campur tangan manusia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budidaya itu dikembangkan di dalam sebuah greenhouse bernama Lumbung Mataraman Kedungpoh.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang jadi bencana bagi petani karena tidak bisa menanam padi. Hal ini tidak terjadi dengan petani Jombang. Mereka justru cuan puluhan juta.
Baca SelengkapnyaDengan berat mencapai 5,8 kilogram, buah melon hasil budidaya mereka tercatat sebagai yang terberat di Indonesia
Baca SelengkapnyaFABA yang dimanfaatkan untuk sektor pertanian tersebut dalam bentuk pupuk organik.
Baca SelengkapnyaPanen dan tanam padi secara serentak ini menjadi bukti nyata dari upaya berkelanjutan Kementan dalam memperkuat ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaPanen padi di food estate Kalimantan Tengah baru 20 persen dari luas lahan 7.164 hektare.
Baca SelengkapnyaDengan selesainya proses kontruksi opla ini, petani bisa langsung mengolah lahan dan menanam padi.
Baca SelengkapnyaSelain bisa memetik melon secara langsung, pengunjung bisa berswafoto di kebun tersebut.
Baca SelengkapnyaPenanaman melon dilakukan oleh para santri yang notabene berasal dari keluarga petani.
Baca SelengkapnyaInspiratif! Warga Kota Surabaya kompak tanam sayur dan buah untuk bangun kampung.
Baca SelengkapnyaKementan terus mempercepat pemasangan pompanisai di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaPotensi pertanian di Kabupaten Merauke sangatlah bagus terutama apabila didukung iklim yang dan sistem produksi pertanian serta alat mesin pertanian.
Baca Selengkapnya