Freeport siapkan penerbangan untuk antar karyawan mudik di Lebaran 2018
Merdeka.com - PT Freeport Indonesia menyelenggarakan penerbangan khusus untuk para karyawannya yang mudik ke kampung halaman untuk merayakan hari raya Idul Fitri di wilayah Papua. Penerbangan tersebut dilaksanakan pada Senin (11/6) dari Bandara Mozes Kilangin di Timika dengan tujuan Fak-fak. Penerbangan Idul Fitri ini sudah memasuki tahun ke-7 sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2011.
"Dengan lokasi operasinya yang berada di daerah terpencil, perusahaan memahami bahwa kebutuhan untuk pulang ke daerah asal dan berkumpul bersama orang-orang terkasih adalah salah satu kebutuhan primer bagi karyawan. Terlebih di momen hari raya Idul Fitri yang sebentar lagi akan hadir di tengah kita semua, berkumpul dan merayakan hari raya bersama keluarga terkasih adalah kerinduan setiap karyawan," ucap Vice President-Industrial Relations Freeport, Demi Magai yang melepas penerbangan Idul Fitri tersebut.
Demi menjelaskan bahwa Fak-fak dipilih menjadi rute penerbangan karena banyak karyawan yang mudik ke kota tersebut. Fak-fak adalah wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam sementara belum ada akses penerbangan langsung yang menghubungkan Timika dengan Fak-fak, sehingga biasanya karyawan yang akan bepergian ke Fak-fak harus terbang dulu ke Sorong atau Jayapura lalu menyambung penerbangan ke Fak-fak.
-
Dimana mudik paling banyak? Paling banyak di Pulau Jawa.
-
Kenapa Jawa Tengah jadi daerah tujuan mudik terbanyak? Lima daerah destinasi mudik tertinggi pada Lebaran 2023 adalah: Jawa Tengah (32,75 juta orang), Jawa Timur (24,6 juta orang), Jawa Barat (20,72 juta orang), Jabodetabek (8,07 juta orang), dan Yogyakarta (5,9 juta orang).
-
Siapa yang mudik? Tahun ini, diprediksi 123 juta orang akan melakukan perjalanan mudik.
-
Kenapa orang mudik? Momentum Lebaran dipandang baik untuk merajut silaturrahim dengan sanak saudara membuat tradisi mudik awet hingga kini.
-
Dari mana orang Bekasi diberangkatkan? Pemberangkatan orang-orang Bekasi ini dilakukan melalui beberapa gelombang antara tahun 1897 hingga 1929. Seluruhnya diseberangkan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Priok maupun Semarang.
-
Siapa yang suka mudik? Biasanya, mereka yang hidup di perkotaan akan kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.
"Dengan fasilitas penerbangan Idul Fitri, karyawan dapat memangkas waktu dan biaya perjalanan. Untuk dapat terbang dengan penerbangan Idul Fitri, karyawan cukup membayar tiket subsidi sebesar Rp 300.000 per penumpang yang jauh lebih terjangkau dibanding penerbangan komersial yang sudah pasti memasang tarif tertingginya di musim liburan," tambah Demi.
Demi Magai menjelaskan, penerbangan ini rutin dilaksanakan karena kualitas hidup karyawan adalah salah satu hal yang menjadi perhatian serius perusahaan. Menurutnya karyawan adalah aset perusahaan yang paling berharga sehingga perusahaan ingin memastikan karyawan mendapat fasilitas terbaik yang dapat mendukung terbangunnya suasana kerja yang sehat dan produktivitas yang baik.
"Kami berharap karyawan dapat memanfaatkan fasilitas penerbangan Idul Fitri ini dengan baik. Kami berharap di tahun-tahun mendatang semakin banyak karyawan yang memanfaatkan program ini sehingga mereka semua merasa diperhatikan dengan baik oleh Perusahaan, mereka bisa berhari raya dengan keluarga di kampung halaman mereka," jelas Demi.
La Ode Kaimdhini, salah satu penumpang penerbangan Idul Fitri Divisi Mine Maintenance yang berangkat dengan lima orang anggota keluarganya mengaku senang dapat kemudahan yang diberikan perusahaan baginya dan keluarganya. Ini merupakan penerbangan Idul Fitri kedua baginya setelah keikutsertaannya yang pertama pada 2016 lalu.
"Penerbangan ini sangat memudahkan perjalanan pulang kampung kami karena jika tidak ada penerbangan langsung yang disediakan perusahaan, kami harus menempuh perjalanan yang lebih jauh dan panjang, entah itu transit di Sorong atau Jayapura dulu baru lanjut ke Fak-fak. Biayanya pun jauh lebih murah karena tiketnya disubsidi," tutur La Ode.
Penerbangan Idul Fitri tahun ini memberangkatkan 28 orang karyawan dan anggota keluarganya ke Fak-fak melalui Kaimana menggunakan pesawat charter twin-otter milik Airfast Indonesia. Penerbangan Timika ke Fak-fak ditempuh dalam waktu dua jam lima belas menit dengan perhentian di Kaimana untuk pengisian ulang bahan bakar pesawat. Penerbangan penjemputan untuk kembali ke Timika dijadwalkan pada 29-30 Juni 2018. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi mudik Lebaran ternyata tak cuma ada di Indonesia, tetapi juga ada di Bangladesh. Bahkan, mudik di Bangladesh tak kalah ekstrem. Begini potretnya!
Baca SelengkapnyaMenurut Ida, program mudik gratis dapat meringankan dan mempermudah para pekerja yang akan pulang ke kampung halaman saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaPemudik terpantau mulai memadati terminal-terminal di Jakarta dan sekitarnya meski Lebaran masih 8 hari lagi.
Baca SelengkapnyaMenurut perkiraan, sekitar sepertiga dari 20 juta penduduk Dhaka meninggalkan Ibu Kota Bangladesh itu saat Idulfitri dan Iduladha.
Baca SelengkapnyaMereka bergerak ke Mina dalam rangka melaksanakan ibadah tarwiyah secara mandiri
Baca SelengkapnyaMabit atau bermalam yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah.
Baca SelengkapnyaKemungkinan pergerakan jemaah dari Mina ke hotel akan mengalami keterlambatan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni menyambut langsung kedatangan 450 jamaah haji Kelompok Terbang (Kloter) pertama Embarkasi Palembang.
Baca SelengkapnyaBagi jemaah haji yang sakit atau lansia disarankan tidak turun sehingga salat sunnah dan niat dilakukan di dalam bus.
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca Selengkapnya