Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gaet Investor, LPI Komitmen Ciptakan Iklim Investasi RI Aman dan Nyaman

Gaet Investor, LPI Komitmen Ciptakan Iklim Investasi RI Aman dan Nyaman Indonesia dipastikan mengalami resesi. ©Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Ketua Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI), Ridha Wirakusumah mengakui, tidak mudah menjadi CEO SWF. Sebab, harus mengelola investasi yang jumlahnya cukup besar.

"Sebagai CEO SWF yang akan dikenal sebagai INA, memang merupakan tugas yang mulai tapi juga tidak ringan untuk kami semua di Dewan Direksi," kata dia dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/2).

Dia menyadari memang visi dan misi dari SWF itu luar biasa luasnya. Namun, dirinya tetap berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang nyaman dan aman di Tanah Air agar investor bisa berbondong-bondong masuk.

Orang lain juga bertanya?

"Yang pertama yang ingin saya tekankan, kami ingin ciptakan sebuah iklim investasi yang nyaman dan aman sehingga mereka bisa berpartisipasi untuk bersama-sama ikut serta dalam pembangunan Indonesia," kata dia.

Ridha menekankan, yang LPI cari saat ini adalah dana modal, bukan dana pinjaman. Di mana dana tersebut bisa dari sumber pemerintahan yang baik dan bersih.

"Lalu tentunya kedua, misinya adalah kalau bisa sebagai namanya SWF, semua dana yang dipercayakan kepada kami kalau bisa nanti bertumbuh terus sehingga merupakan dana abadi untuk terus menjadi dana yang makin lama bisa memakmurkan anak cucu kita semua," terangnya.

Jokowi Perkenalkan Jajaran Dewas & Dewan Direktur LPI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan sekaligus memperkenalkan nama-nama Dewan Pengawas (Dewas) dan Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Lingkungan Istana Negara. Pada kesempatan awal, Jokowi kembali perkenalkan jajaran Dewas yang terdiri dari dua anggota Ex-Officio yakni Sri Mulyani Indrawati dan Erick Thohir.

"Beliau berdua saya kira tidak perlu saya perkenalkan," ujarnya di Istana Negara, Selasa (16/2).

Kepala Negara itu melanjutkan, anggota Dewas INA dari unsur profesional terdiri dari tiga orang. Pertama, Haryanto Sahari. Haryanto Sahari ini expert di bidang tata kelola perusahaan dan manajemen risiko. Dia juga berpengalaman lebih 30 tahun sebagai akuntan senior yang mengaudit berbagai perusahaan besar kelas dunia.

"Beliau juga anggota komite audit Unilever Indonesia 2016-sekarang, dan sebelumnya juga pernah sebagai Senior Auditor di Price Waterhouse Coopers Australia dan partner Price Waterhouse Coopers Indonesia. Serta berpengalaman memimpin restrukturisasi berbagai perusahaan di saat krisis ekonomi Asia di 1998-1999," bebernya.

Kedua, Yozua Makes. Dia expert dalam bidang hukum, korporasi, dan keuangan. Pendiri dan managing partner dari Firma Hukum Makes and Partner. Yozua juga punya pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang hukum dengan spesialisasi menangani merger dan akuisisi, corporate finance, termasuk penanaman modal asing.

Di samping itu, Yozua juga menerima berbagai penghargaan internasional sebagai praktisi hukum pasar modal terbaik di Asia Leading Lawyers dari Asia-Pacific The Legal 500. Kemudian recomended corporate transaction lawyer by Global Council 300. "Sebagai lawyer korporasi Pak Yozua saya meyakini memiliki reputasi di tingkat internasional," imbuhnya.

Ketiga, Darwin Cyril Noerhadi, beliau expert dalam pasar modal yang punya pengalaman dalam fund rising dan investasi hingga USD 1,5 miliar di Indonesia, Malaysia, India, dan Vietnam. Serta berpengalaman sebagai komisaris dan direksi di berbagai entitas ternama, antara lain di corporate finance partner Price Waterhouse Coopers Indonesia. Dan Chairman di Cradel Capital.

Selanjutnya, Presiden Jokowi juga memperkenalkan lima jajaran Dewan Direktur INA, di antaranya adalah :

1. Ridha Wirakusumah sebagai CEO INA (Ketua Dewan Direktur).

Ridha sangat berpengalaman sebagai eksekutif senior di Indonesia perbankan, jasa keuangan, dan investasi. Terakhir sebagai CEO di Bank Permata. Beliau memiliki pengalaman panjang, pernah menjadi CEO di berbagai perusahaan multinasional. Direktur Kohlberg Kravis Robert di Hong Kong, presiden and CEO AIG di Hong Kong, kemudian presiden dan CEO Asia-Pasifik di GE (General Electric), capital consumer finance and banking serta CEO di Maybank Indonesia.

2. Arif Budiman sebagai Deputi CEO INA.

Arif Budiman expert di Industri keuangan dan investasi. Memiliki pengalaman 25 tahun di berbagai perusahaan internasional dan domestik. Dan dalam usia yang sangat muda beliau dipercaya sebagai presiden McKinsey Indonesia, pernah menjadi konsultan Booz Allen Hamilton di Amerika dan di Asia, dan pernah menjadi Dirut Danareksa, dan Dirkeu Pertamina.

3. Stefanus Ade Hadidjaja sebagai Chief Invesment Officer INA.

Stefanus expert dan praktisi investasi profesional, berpengalaman sebagai konsultan internasional, CEO dan komite investasi di berbagai perusahaan multinasional. Di Managing Director and Country Head untuk Indonesia dan Singapura, kemudian Teritory Services Leader di IBM Indonesia.

4. Marita Alisjahbana sebagai Chief Risk Officer di INA.

Marita expert di bidang manajemen risiko, paling senior di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 30 tahun. Beliau pernah menjabat sebagai Country and Corporate Risk Manager Citibank Indonesia selama 15 tahun, dan merupakan WNI pertama yang memegang posisi tersebut sepanjang sejarah. Pernah juga sebagai Country and Corporate Risk Manager Citibank Thailand, Vietnam, dan Filipina.

5. Eddy Porwanto sebagai Chief Financial Officer. Beliau expert di pengelolaan keuangan dan berpengalaman dalam kinerja dan value improvement di berbagai perusahaan multinasional. Punya banyak pengalaman sebagai Dirkeu di berbagai sektor industri. Penerbangan, otomoti, dan consumer goods. Juga pernah di Northstar Pacific dan CFO General Motors Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meyakini dengan fondasi hukum dan dukungan politik yang kuat serta Dewas dan jajaran direksi yang hebat dan jejaring internasional yang kuat, INA akan memperoleh kepercayaan nasional dan internasional dan mampu membuat INA sebagai Sovereign Wealth Fund kelas dunia.

"Saya bersama jajaran pemerintah, dan juga mengharapkan DPR, BPK, serta lembaga2 negara lain juga mendukung penuh gerak INA ini. Harus inovatif, harus berani mengambil keputusan yang out of the box dengan tata keloa yang baik. Indonesia harus mempunyai alternatif pembiayaan yang memadai untuk akselerasi menuju Indonesia maju. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan," jelasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
LPS: Kalau Mau Investasi Harus Paham, Jangan FOMO
LPS: Kalau Mau Investasi Harus Paham, Jangan FOMO

Masyarakat diminta tidak mudah termakan omongan selebriti yang marak mempromosikan berbagai kegiatan investasi.

Baca Selengkapnya
Jelang Akhir Jabatan, Luhut Pandjaitan Dapat Tugas Baru Lagi dari Presiden Jokowi
Jelang Akhir Jabatan, Luhut Pandjaitan Dapat Tugas Baru Lagi dari Presiden Jokowi

Luhut mengatakan, terdapat sejumlah persiapan untuk memaksimalkan peluang dari pengembangan Wealth Management Centre (WMC) yang menggunakan skema family office.

Baca Selengkapnya
Gibran Tiba-Tiba Sambangi Kantor Menteri Bahlil, Bahas Apa?
Gibran Tiba-Tiba Sambangi Kantor Menteri Bahlil, Bahas Apa?

Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka tiba-tiba mendatangi kantor Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Baca Selengkapnya
Mahfud ungkap Curhatan Investor Sulitnya Urus Perizinan: Kalau Nyuap Baru Jalan
Mahfud ungkap Curhatan Investor Sulitnya Urus Perizinan: Kalau Nyuap Baru Jalan

Pernyataan itu bukan tanpa bukti. Mahfud mengaku sering mendapat keluhan dari investor.

Baca Selengkapnya
Dorong Pembentukan Family Office, Luhut Minta Kepastian Hukum
Dorong Pembentukan Family Office, Luhut Minta Kepastian Hukum

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memaksimalkan peluang dari pengembangannya.

Baca Selengkapnya
Bahlil: Pemilu Boleh Memanas, Tapi Jangan Sampai Bikin Investor Kabur!
Bahlil: Pemilu Boleh Memanas, Tapi Jangan Sampai Bikin Investor Kabur!

Dia pun meminta agar para capres dan cawapres bisa menyampaikan gagasan sesuai dengan data yang benar.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Investor: Orang Kalimantan Bisa Marah Kalau Proyek IKN Nusantara Dibatalkan
Investor: Orang Kalimantan Bisa Marah Kalau Proyek IKN Nusantara Dibatalkan

Alasannya, ia menilai itu bisa memicu kemarahan rakyat Kalimantan jika proyek tersebut dibatalkan.

Baca Selengkapnya
Begini Dampak Revisi UU Pilkada Terhadap Ekonomi Indonesia
Begini Dampak Revisi UU Pilkada Terhadap Ekonomi Indonesia

Memanasnya kondisi politik di Indonesia dinilai akan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di tanah air.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani ke Generasi Muda: Anak Muda Sekarang Sudah High Tech tapi Tidak Melek Investasi
Sri Mulyani ke Generasi Muda: Anak Muda Sekarang Sudah High Tech tapi Tidak Melek Investasi

Hal ini menunjukkan banyak masyarakat Indonesia yang sudah masuk dalam sektor keuangan, seperti menabung diperbankan, berinvestasi, dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Menteri Rosan Kaget Perdana Menteri Singapura Sangat Yakin Indonesia Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Menteri Rosan Kaget Perdana Menteri Singapura Sangat Yakin Indonesia Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Rosan mengaku kaget lantaran PM Singapura hakul yakin Indonesia bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang 2 Kumpulkan TNI Polri dan Kades, Bicara Soal Pentingnya Keamanan untuk Menarik Investor
Jenderal Bintang 2 Kumpulkan TNI Polri dan Kades, Bicara Soal Pentingnya Keamanan untuk Menarik Investor

Sebuah video memperlihatkan Irjen Luthfi yang mengumpulkan TNI Polri untuk memastikan jaminan keamanan masyarakat.

Baca Selengkapnya