Galaknya pemerintah Jokowi hadapi perang dagang produk sawit dengan Eropa
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-JK mengaku siap menghadapi perang dagang yang dilancarkan negara-negara Eropa, antara lain dalam bentuk kampanye negatif terhadap produk sawit Indonesia.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan, selama ini isu-isu negatif terhadap minyak sawit (CPO) semata-mata merupakan persaingan tidak sehat antara minyak nabati.
"Eropa selalu membantah kalau (kampanye negatif pada sawit) dikatakan sebagai 'trade war' (perang dagang). Kita akan proaktif hadapi mereka. Kita akan mulai 'trade war'," kata Mendag dikutip dari Antara, Jumat (3/11).
-
Apa tujuan Kemendag dalam melindungi petani tembakau dan cengkih? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan petani tembakau di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/8). Pada pertemuan tersebut, Mendag menyampaikan bahwa pemerintah akan terus melindungi kesejahteraan petani tembakau dan cengkih di dalam negeri agar tetap berkembang.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Apa yang dilakukan Belanda dengan kelapa sawit di Sumatra? Pada Masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan kelapa sawit menjadi sebuah industri berskala besar dengan dibukanya perusahaan bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij oleh Adrien Hallet dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra, tepatnya di Deli pada 1911.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Bagaimana Kementan mendorong ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres
-
Gimana caranya Kemendag lindungi industri tekstil? Yaitu melalui pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard.
Menurut Enggartiasto, Indonesia tidak keberatan dengan berbagai ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan Uni Eropa terhadap produk minyak sawit Indonesia yang masuk ke pasar mereka. Namun, pemerintah Indonesia menilai ketentuan-ketentuan yang diterapkan tersebut bersifat diskriminatif hanya dikenakan terhadap produk sawit sedangkan minyak nabati lain dari negara-negara Eropa tidak dikenai.
Padahal, lanjutnya, minyak sawit merupakan komoditas perkebunan yang paling sedikit menggunakan lahan serta paling hijau dibandingkan minyak nabati lain seperti bunga matahari ataupun rape seed yang dibudidayakan di Eropa.
Bahkan, dari sisi kesehatan, menurut Menteri, tuduhan mereka bahwa minyak sawit memiliki dampak negatif selama ini juga tidak terbukti secara ilmiah, berbeda dengan minyak dari produk hewan.
Begitu juga tuduhan penggunaan tenaga kerja anak serta kesejahteraan petani, penyebab kebakaran lahan dan hutan tambahnya, tidak terbukti karena industri sawit sangat taat memenuhi aturan yang ditetapkan.
"Jadi isu yang terus menerus dihembuskan pada industri sawit itu bagian dari perang dagang dan persaingan," ujarnya.
Mendag mengakui, selama ini seluruh pemangku kepentingan industri sawit di Tanah Air, baik pemerintah maupun pelaku usaha lebih menempuh cara-cara bertahan atau defensif menghadapi serangan dagang yang dilancarkan Eropa melalui kampanye negatif pada sawit.
Oleh karena itu, dia meminta seluruh pemangku kepentingan industri sawit di Tanah Air untuk bersatu menghadapi isu-isu negatif yang selalu dilancarkan mereka. "Kita harus offensif jangan defensif menghadapi mereka," katanya.
Terkait langkah nyata yang akan dilakukan pemerintah dalam menghadapi serangan terhadap industri sawit nasional oleh Eropa, Mendag mengungkapkan, pihaknya siap menghentikan impor bubuk susu dari Eropa yang dinilai juga mengganggu produksi peternak sapi perah dalam negeri.
"Kita wajib melindungi peternak susu dalam negeri. Kita akan lakukan itu (stop impor bubuk susu)," katanya.
Selain itu, tambahnya, bisa saja Indonesia menghentikan ekspor minyak sawit ke Eropa dalam satu bulan yang pasti akan berdampak terhadap seluruh kehidupan mereka terutama saat musim dingin.
Menyinggung pembukaan pasar baru di luar Eropa terhadap ekspor minyak sawit Indonesia, Mendag menyatakan, pemerintah siap melakukan hal itu.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBahlil membahas terkait kepemimpinan hingga stategi hilirisasi menuju Indonesia Emas 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden memohon kepada Norwegia untuk memberi pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait dengan sawit.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJokowi memaparkan, 77 juta ton stok gandum yang berhenti di Ukraina karena perang.
Baca SelengkapnyaTantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Erikson bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6).
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaIndonesia berkomitmen untuk mengembangkan industri hilirisasi nikel di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKendati demikian, kata Eddy, Gapki tidak mempermasalahkan penambahan Kementerian Lembaga di kabinet Merah Putih Presiden Prabowo.
Baca Selengkapnya