Gambar 'menyeramkan' tak pengaruhi bisnis rokok
Merdeka.com - Aturan pencantuman gambar bahaya merokok di bungkus rokok sudah setahun berjalan. Aturan ini mulai dijalankan Januari 2014 menyusul ditandatanganinya Peraturan Pemerintah (PP) No.109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.
Keberadaan gambar 'menyeramkan' di setiap bungkus rokok ternyata tidak berdampak signifikan menekan angka konsumsi rokok dalam negeri. Tidak heran jika bisnis rokok masih tumbuh subur seiring makin kuatnya 'tradisi' merokok di kalangan masyarakat.
Kuatnya kebiasaan merokok orang Indonesia jauh lebih kuat pengaruhnya ketimbang ancaman bahaya merokok bagi kesehatan yang ditampilkan di bungkus rokok.
-
Mengapa sulit berhenti merokok? 'Kenapa menjadi susah untuk berhenti merokok? Karena seseorang yang sudah berhenti merokok itu, awalnya dia merasa nyaman, rileks dengan merokok, itu mulai ada perasaan tidak nyaman di tubuhnya ketika tidak merokok, seperti ada ketegangan, emosinya jadi sensitif dan mudah marah,' kata Dona beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Apa saja tantangan berhenti merokok? Proses berhenti merokok sering kali disertai dengan gejala fisik dan psikologis yang tidak menyenangkan. Ketika seseorang yang terbiasa merokok mencoba untuk berhenti, mereka sering kali merasakan ketegangan, iritabilitas, dan perasaan tidak nyaman yang intens.
-
Bagaimana cara berhenti merokok? 'Dan kita tahu cara melakukannya, dengan menaikkan pajak rokok dan meningkatkan dukungan penghentian,' lanjutnya.
-
Kenapa berhenti merokok penting? Berhenti merokok memiliki dampak yang luar biasa dalam mengurangi risiko kematian.
-
Bagaimana cara mengatasi keinginan merokok? 'Perasaan atau pikiran saat ingin merokok dapat dialihkan dengan melakukan kegiatan lain yang positif seperti makan-makanan yang sehat, berolahraga, atau bahkan ngobrol bersama keluarga dan teman,' tambahnya.
"Merokok itu merupakan kebiasaan yang sulit dihilangkan," ujar Hal tersebut diakui Wakil Ketua Umum AMTI Budidoyo di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/3).
Pecandu rokok seolah tidak menganggap gambar itu ada. Yang terpenting, masih tetap bisa merokok. "Orang kadang-kadang berpikir beli rokoknya bukan gambarnya," ungkapnya.
Beberapa pihak justru mengambil celah bisnis dari aturan ini. Mereka memproduksi bungkus rokok tanpa gambar 'menyeramkan'.
"Justru ada ide-ide kreatif yang orang jualan rokok juga jualan stiker. Buat ditutupin. Tempat-tempat rokok juga jadi semakin laku sekarang," katanya.
Tapi bukan berarti gambar 'menyeramkan' itu tak berdampak sama sekali. Jika tidak berpengaruh pada si perokok, minimal orang terdekat mereka yang mengingatkan setelah melihat gambar yang terpampang di bungkus rokok.
"Pengaruhnya ketika anak disuruh membeli rokok oleh ayahnya. Karena ada gambar begitu, si anak terus mengatakan dampak dari merokok. Jadi si ayah tidak boleh merokok," jelas Budidoyo. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cukai hasil tembakau terus turun meskipun jumlah perkokok tidak berkurang.
Baca SelengkapnyaDia juga menilai bahwa dampak atau beban dari kebijakan aturan kemasan rokok polos tanpa merek ini akan menjadi tugas berat bagi Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBanyak orang beralih ke rokok murah dengan risiko yang lebih berbahaya
Baca SelengkapnyaPeredaran rokok perlu dikendalikan di tingkat masyarakat selaku konsumen.
Baca SelengkapnyaPMK dan PP 28/2024 tidak hanya mempengaruhi industri tembakau, tetapi juga berdampak besar pada mata rantai produksi dan distribusi.
Baca SelengkapnyaWHO baru-baru ini mendesak negara-negara di dunia untuk menerbitkan aturan yang melarang rokok elektronik atau vape aneka rasa.
Baca SelengkapnyaSetiap orang dilarang menjual produk tembakau secara satuan per batang, kecuali bagi produk tembakau berupa cerutu dan rokok elektronik.
Baca SelengkapnyaAturan kemasan rokok polos tanpa merek menjadi polemik baru bagi perusahaan yang menjalankan usahanya secara legal.
Baca SelengkapnyaSerikat pekerja berpendapat bahwa kebijakan ini berpotensi menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, penerapan kemasan rokok polos tanpa merek dapat menimbulkan masalah dalam hal pengawasan.
Baca SelengkapnyaTutum menilai aturan ini akan menimbulkan kerancuan saat pembelian produk tembakau dan akan menimbulkan berbagai faktor lain.
Baca SelengkapnyaDia menyayangkan sikap pemerintah yang tidak melibatkan industri periklanan maupun industri kreatif
Baca Selengkapnya