GAPKI: Buruh Indonesia pilih kerja di pabrik daripada perkebunan
Merdeka.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengaku terlalu berambisi melakukan ekspansi lahan. Akibatnya, mereka malah mengalami problem pasokan tenaga kerja.
Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan menyatakan beberapa perusahaan sawit di Kalimantan sampai sekarang selalu kekurangan pekerja. Selain ekspansi lahan tidak berbanding lurus dengan ketersediaan tenaga kerja di daerah, dia juga menyoroti alasan lain. Yaitu rendahnya minat buruh Indonesia bekerja di sektor perkebunan.
"Tenaga jarang di Indonesia banyak yang engga mau bekerja di perkebunan. Saya juga tidak tahu sebabnya, tapi banyak yang lebih suka bekerja di sektor lain, misalnya pabrik," ungkap Fadhil saat dihubungi merdeka.com, Minggu (30/12).
-
Siapa yang menjadi buruh di perkebunan? Adapun beberapa wilayah di Jawa yang menjadi pemasok utama para pekerja buruh perkebunan, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
-
Apa pekerjaan utama buruh Jawa di perkebunan? Mereka ini sangatlah penting untuk pengembangan perkebunan karet dan tentunya bisa menghasilkan komoditi yang berkualitas.
-
Bagaimana buruh Jawa bekerja di perkebunan? Hampir seluruh kuli yang didatangkan ini rata-rata masih di usia yang cukup muda. Mereka yang berangkat ke Pulau Sumatera adalah orang-orang yang siap bekerja di perkebunan dengan sistem kontrak atau biasa disebut dengan istilah Koeli Kontrak.
-
Siapa pengusaha kaya yang membangun pabrik kelapa sawit di Sumatera? Tahun 1991, Wilmar berhasil membangun pabrik pengolahan minyak sawit pertama sekaligus membeli kebun kelapa sawit seluas 7.000 hektare di Pulau Sumatra.
-
Kenapa Dharma Satya Nusantara ekspansi ke kelapa sawit? Pada tahun 1996 secara resmi perusahaan ini memulai ekspansi bisnis kelapa sawit hingga saat ini lahan perkebunan yang dikelola seluas 112.900 hektar, dengan luas area dewasa sebesar 104.400 hektar.
-
Di mana buruh Jawa bekerja di perkebunan karet? Mereka bisa bekerja lebih dari 12 jam dan sangat memberatkan fisik para buruh. Mereka biasanya menyadap getah selama 5 jam, mengurus pohon karet muda selama 3 jam, dan mengolah lateks menjadi bahan karet yang memakan waktu 5 jam.
Dia heran dengan rendahnya animo bekerja di kebun sawit. Padahal perusahaan sawit dalam negeri selalu berusaha memberi gaji di atas upah minimum provinsi (UMP). Fadhil mengklaim ribut-ribut soal upah hanya terjadi di industri padat karya perkotaan, bukan perkebunan.
"Di perkebunan sawit, pekerja engga ada protes soalminimum wage, karena karyawan sawitdi Indonesia sudah mendapat gaji lebih tinggi dariminimum rate di daerah itu," akunya.
Meski demikian, Fadhil yakin ekspansi lahan gila-gilaan adalah faktor utama pengusaha sulit mencari tenaga kerja terampil untuk mengelola kebun sawit. Kebun sawit biasanya dibuka di luar Jawa, misalnya Sumatera dan Kalimantan, sehingga tidak banyak tersedia angkatan kerja berusia produktif seperti di Jawa."Kekurangan tenaga kerja itu terjadi karena ekspansinya perusahaan sawit luar biasa," ujarnya.
Dari pantauan GAPKI kelompok yang sangat bergairah membuka lahan baru adalah petani swadaya sawit yang tersebar di banyak wilayah Indonesia. Tahun lalu, jumlah ekspansi perkebunan rakyat mencapai 232.000 hektar. Sementara ekspansi lahan sawit baru dari pihak swasta sebesar 285.000 hektar.
Sejauh ini sektor kelapa sawit Tanah Air menyerap 10 juta pekerja dari sektor hulu sampai hilir. Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terbesar sejagat, menguasai 47 persen pasar ekspor minyak nabati dunia. (mdk/rin)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah masyarakat berstatus sebagai pekerja meningkat 2,66 juta orang dari tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaJumlah PHK di Jakarta pada Januari-Juni 2024 menembus 7.469 orang. Angka itu bertambah 6.786 orang atau 994% atau hampir 1.000% dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenduduk yang bekerja terdiri dari pekerja penuh sebanyak 96,39 juta orang, pekerja paruh waktu 34,12 juta orang, dan setengah pengangguran 9,34 juta orang.
Baca SelengkapnyaPenyerapan tenaga kerja di Indonesia yang masih rendah menjadi perhatian Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaKinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.
Baca SelengkapnyaSekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang.
Baca SelengkapnyaShinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.
Baca SelengkapnyaJumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPenolakan atas kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) secara masif dilakukan di berbagai tempat.
Baca SelengkapnyaPadahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca Selengkapnya