Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gara-Gara Freeport, Ekonomi Papua Anjlok 7,4 Persen di 2019

Gara-Gara Freeport, Ekonomi Papua Anjlok 7,4 Persen di 2019 freeport. ©2018 liputan6.com

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019 sebesar 5,02 persen. Di mana pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua paling rendah dibanding pulau lain, yakni menurun 7,4 persen dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 2,24 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada tahun 2019 masih didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 59 persen. Dilanjutkan Pulau Sumatera dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,57 persen, dengan kontribusi sebesar 21,32 persen.

"Sebenarnya Maluku masih tumbuh bagus, 5,57 persen. Maluku Utara juga tumbuh bagus 6,13 persen. Begitu juga Papua Barat. Yang menarik ke bawah adalah pertumbuhan ekonomi di Papua, yang mengalami kontraksi pada 2019 sebesar 15,72 persen," kata Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/2).

Orang lain juga bertanya?

Tercatat, pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua di kuartal IV-2019 dibanding kuartal sebelumnya menurun 0,85 persen. Sedangkan dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya tumbuh 0,97 persen.

Dia menjelaskan, faktor utama menurunnya ekonomi di Papua karena dipengaruhi oleh penurunan produksi di PT Freeport sejak tahun 2018. Selain itu, adanya peralihan sistem tambang Freeport ke underground atau penambangan bawah tanah.

"Itu yang menyebabkan Papua mengalami kontraksi yang cukup mendalam hingga 19 persen pada tahun 2019," imbuhnya.

Produksi Freeport Anjlok

Produksi konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia tahun ini mengalami penurunan akibat kandungan tembaga di tambang sudah menipis. Ini bertepatan dengan dimilikinya 51 persen saham Freeport oleh Indonesia.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot mengatakan, pendapatan Freeport Indonesia tahun ini akan menurun, akibat produksi tembaga di tambang terbuka Grasberg menurun karena kandungan mineralnya sudah habis.

"Saya nggak mau menyebutkan angka yang jelas itu turun dari 2018. Jadi EBITDA dan revenuenya turun," kata Bambang, di Kantor Direktorat Jenderal Minerba, Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/1).

Bambang mengungkapkan, penurunan produksi tidak disebabkan penghentian kegiatan pertambangan, tetapi peralihan penambangan ke tambang bawah tanah. Saat ini kegiatan penambangan bawah tanah sudah dimulai namun belum optimal.

"Nggak berhenti operasi tapi continues. Yang sekarang bawah tanah sudah beroperasi karena cadangan di bawah tanah kelanjutan mineralisasi yang di atas tadi," jelasnya.

Menurut Bambang, produksi mineral tembaga Freeport Indonesia akan kembali naik hingga 2025 sebagai tahun puncak produksi. Namun dia belum bisa menyebutkan kenaikan produksinya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
NTB Jadi Satu-Satunya Daerah dengan Pertumbuhan Negatif, Ini Penyebabnya
NTB Jadi Satu-Satunya Daerah dengan Pertumbuhan Negatif, Ini Penyebabnya

Berbeda dengan ekonomi di Nusa Tenggara Timur yang tumbuh positif sebesar 0,09 persen, juga ekonomi di Bali sebesar 2,59 persen.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024

APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya
Ekonomi Indonesia Diklaim Kuat tapi Ternyata Rapuh, Ini Buktinya

Kinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun Tipis di Kuartal III-2023, Ternyata Ini Biang Keroknya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Turun Tipis di Kuartal III-2023, Ternyata Ini Biang Keroknya

Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen (yoy), lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2022 sebesar 5,17 persen.

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024

Realisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Kantongi Pajak Rp760 Triliun Hingga Mei 2024
Sri Mulyani Kantongi Pajak Rp760 Triliun Hingga Mei 2024

Pajak penghasilan (PPh) non migas terkontraksi sebesar 5,41 persen dengan realisasi sebesar Rp443,72 triliun, sekitar 41,73 persen dari target.

Baca Selengkapnya
Ini Provinsi di Indonesia Alami Inflasi Tertinggi
Ini Provinsi di Indonesia Alami Inflasi Tertinggi

Meskipun provinsi ini mengalami inflasi sangat tinggi, justru ada beberapa provinsi yang mengalami deflasi.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding Malaysia, tapi Kalah Dibanding Vietnam
Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding Malaysia, tapi Kalah Dibanding Vietnam

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan turunnya kinerja ekonomi tersebut dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Baca Selengkapnya
28 Provinsi Alami Inflasi Pada Oktober 2024, Paling Tinggi di Provinsi Maluku
28 Provinsi Alami Inflasi Pada Oktober 2024, Paling Tinggi di Provinsi Maluku

Inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65 persen, Nusa Tenggara Timur 0,26 persen dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Jumlah Orang Miskin di Semua Pulau Indonesia Alami Penurunan, Kecuali Sulawesi
Jumlah Orang Miskin di Semua Pulau Indonesia Alami Penurunan, Kecuali Sulawesi

Peningkatan penduduk miskin di Sulawesi disebabkan rendahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.

Baca Selengkapnya