Gara-gara kasus Volkswagen, Qatar rugi Rp 73,2 triliun
Merdeka.com - Skandal kecurangan Volkswagen dalam uji emisi mobil di Amerika memberi dampak buruk pada Qatar. Negara kaya minyak tersebut mengalami kerugian hampir USD 5 miliar atau setara dengan Rp 73,2 triliun.
Qatar harus rela menelan kerugian karena memegang 17 persen saham perusahaan. Sedangkan, saham produsen otomotif asal Jerman itu sendiri anjlok hampir 20 persen akibat kasus yang sedang dihadapi.
Dilansir dari CNN, Qatar menempatkan dana yang cukup besar di Volkswagen. Penempatan dana di VW bagian investasi Qatar yang mencapai USD 256 miliar.
-
Bagaimana Volkswagen berkembang? Selama tahun 1950-an dan 1960-an, Volkswagen tumbuh pesat dengan merilis beberapa model mobil baru yang sukses seperti Volkswagen Golf, Volkswagen Passat, dan Volkswagen Polo.
-
Siapa yang membuat Volkswagen? Pada tahun 1937, Dr. Ferdinand Porsche mendirikan perusahaan ini atas permintaan Adolf Hitler, dengan tujuan awal untuk menciptakan mobil yang terjangkau dan dapat bertahan lama bagi masyarakat Jerman.
-
VW Kombi itu apa? Volkswagen Type 2, yang juga dikenal sebagai Kombi atau Transporter, secara resmi diperkenalkan pada tahun 1950.
-
Apa itu saham? Saham merupakan hak yang dimiliki oleh individu atas perusahaan sebagai hasil dari penyerahan modal dalam bentuk investasi. Dalam bentuk fisik, saham biasanya terwujud dalam lembaran kertas yang mencantumkan nama pemilik, yang menandakan bahwa orang tersebut memiliki bagian dari perusahaan.
-
Kapan Volkswagen pertama kali diluncurkan? Awal Mula Volkswagen Versi asli Volkswagen, yang dikenal sebagai Volkswagen Käfer atau Beetle, pertama kali diluncurkan pada tahun 1938.
-
Kenapa harga saham turun? Sebaliknya, jika kinerja kurang bagus juga bisa membuat harga saham jadi turun. Misalnya ketika mengalami penurunan pendapatan, perusahaan terkena isu negatif, hingga jika terlibat kasus hukum. Sentimen Pasar yang Positif Sentimen pasar maksudnya adalah persepsi investor terhadap kondisi pasar. Jika ada banyak orang yang melihat prospek perusahaan secara positif, hal tersebut bisa mendorong permintaan saham semakin meningkat dan harganya juga ikut naik. Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang.
Kini, kasus yang menimpa Volkswagen telah menggerus hampir sepertiga nilai perusahaan secara keseluruhan yaitu sekitar USD 28,5 miliar.
Diberitakan sebelumnya, saham perusahaan otomotif, Volkswagen anjlok 17 persen pada perdagangan Senin (21/9). Kemudian pada hari berikutnya, saham perusahaan kembali merosot 17,6 persen. Hal ini dipicu kasus yang sedang menimpa produsen otomotif asal Jerman tersebut.
VW telah mengeluarkan pernyataan akan menghentikan penjualan beberapa mobil diesel pada 2015. Pasalnya, perusahaan ketahuan curang saat uji emisi mobil di Amerika.
Perusahaan dicurigai menggunakan software ilegal yang bisa mengetahui saat mesin akan diuji emisinya, dan saat itu terjadi, software akan menurunkan kemampuan mesin agar bisa menghasilkan emisi rendah sehingga lolos uji emisi.
Dilansir dari CNBC, VW telah melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Chief Executive Officer, Martin Winterkorn juga sudah minta maaf atas kejadian ini. "Saya pribadi sangat menyesal bahwa kita telah melanggar kepercayaan pelanggan. Volkswagen telah memerintahkan penyelidikan eksternal terkait hal ini," katanya, Senin (21/9).
Volkswagen saat ini sudah bekerjasama dengan pihak berwenang di Amerika Serikat. Juru bicara departemen perhubungan Jerman berharap perusahaan memberikan informasi yang dapat dipercaya.
VW kini menghadapi hukuman perdata senilai USD 37.500 setiap kendaraan yang terbukti tidak memenuhi syarat uji emisi. Setidaknya, perusahaan telah menjual 482.000 mobil empat silinder sejak 2008 silam di Amerika.
Badan Perlindungan Lingkungan AS mengatakan VW bisa didenda USD 18 miliar atas kejadian ini. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjualan wholesales atau penjualan dari pabrikan ke diler selama tujuh bulan pertama tahun 2024 tercatat hanya mencapai 52 unit
Baca SelengkapnyaKini Jerman semakin tertinggal dalam hal daya saing
Baca SelengkapnyaKrisis yang dihadapi oleh raksasa otomotif Volkswagen masih berlanjut. Perusahaan ini berencana untuk menutup tiga pabrik dan merumahkan puluhan ribu karyawan.
Baca SelengkapnyaPasar otomotif Eropa belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi COVID-19
Baca SelengkapnyaPenurunan ini menjadi yang terbesar sejak pemerintah Jerman mengurangi insentif untuk kendaraan listrik pada Desember tahun lalu
Baca SelengkapnyaHampir semua investor X merasa menyesal telah berinvestasi di platform besutan Elon Musk. Tapi ada satu orang yang klaim tak menyesal.
Baca SelengkapnyaAstra tetap optimis kinerja sisa tahun 2024 tetap resilien.
Baca SelengkapnyaPerusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.
Baca SelengkapnyaSiapa Sangka Toyota Tetap Jadi Merek Terlaris Global Meski Penjualan Turun
Baca SelengkapnyaPasar Mobil Listrik di Jerman Nelangsa, Penjualannya Anjlok Parah
Baca SelengkapnyaPerusahaan produsen kompor legendaris merek Quantum itu dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada 22 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaRecaro Automotive melaporkan kebangkrutannya ke pengadilan Jerman.
Baca Selengkapnya