Gara-gara perang dagang, semua negara sibuk kerja sama bilateral
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru saja kembali dari pertemuan tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 pada 21 dan 22 Juli 2018 di Argentina. Pertemuan tersebut menjadi wadah bagi anggota G20 untuk mendiskusikan kondisi ekonomi global saat ini.
Sri Mulyani mengatakan, langkah Amerika Serikat mengenakan tarif bea masuk barang impor kepada beberapa negara telah memicu kekhawatiran secara global. Padahal selama ini dunia bersepakat kalau ada persengketaan akan dilakukan pembahasan dalam konteks multilateral.
"Suasana yang terjadi akibat retorika dan langkah AS untuk memberikan tarif kepada beberapa negara dan beberapa komoditas telah mengubah harga komoditas yang terjadi. Itu berarti terjadi dalam langkah yang bersifat unilateral, dilakukan satu negara terhadap negara lain," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/7).
-
Bagaimana Kemenkop UKM mendorong UMKM untuk terlibat dalam rantai nilai global? Untuk itu Hanung mendorong agar pelaku UMKM memanfaatkan kebijakan yang mengatur agar Pemerintah Pusat/Daerah dan BUMN berbelanja produk UMKM.
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Siapa yang mendorong penerapan cukai? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah lama mendorong upaya pemerintah untuk menekan konsumsi gula.
-
Kenapa Puan Maharani ingin negara berkembang bersatu? 'Kita harus berdiri bersama melawan kebijakan berbagai negara yang menghambat kemajuan negara berkembang, seperti kebijakan diskriminatif dan proteksionisme,' ucapnya.
"Padahal selama ini dunia bersepakat kalau ada persengketaan akan dilakukan pembahasan dalam konteks multilateral. Sehingga yang disebut adil dan tidak fair itu dilihat dari definisi definisi yang disepakati bersama bukan hanya satu negara," sambungnya.
Langkah AS ini membuat negara-negara seluruh dunia menimbang panjang terlebih dahulu dan hati-hati sebelum mengambil langkah untuk menggerakkan roda ekonomi. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump bergerak terus menjalankan kebijakan perekonomiannya.
"Trump bergerak terus, hari ini mengumumkan terhadap Eropa mereka akan cooling down. Di saat bersamaan retorikanya tidak berbeda dengan yang disampaikan di G20, mereka ingin tarif subsidi dan berbagai hambatan nontarif dihiangkan. Eropa di sisi lain, menteri keuangannya dari Prancis mengatakan tidak akan bernegosiasi kalau ada pistol di kepala. Ini adalah retorika yang menunjukkan bahwa tidak ada keinginan adanya mekanisme apabila ada perbedaan harusnya membicarakannya seperti apa, bagaimana, dan di mana, itu saja tidak ada. Maka yang terjadi adalah kunjungan bilateral. sekarang EU datang PM Jepang datang. Semua akan sibuk traveling untuk diskusi seperti ini," jelas Sri Mulyani.
Secara global hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang. Tantangannya adalah dinamika ini akan menimbulkan implikasi dalam jangka menengah kalau semua negara melakukan dalam bentuk inward looking (kepentingan sendiri) yang berdampak pada target pertumbuhan ekonomi dunia 3,9 persen.
"Akan mengalami risiko pada semester kedua dan kalau growth dunia menurun. Padahal kita berharap ini bisa jadi salah satu mesin dari pertumbuhan ekonomi tidak hanya dunia tapi negara bisa mengandalkan investasi dan ekspor. Nah sekarang kita waspada ekspor akan terhalangi dari outlook global ekonomi yang melemah, itu satu yang harus kita waspadai, karena negara-negara tujuan ekspor menjadi memunculkan barikade lebih tinggi entah dari tarif maupun non tarif," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Trump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.
Baca SelengkapnyaPemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPadahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.
Baca Selengkapnya