Gara-gara pesawat baru, Garuda dan Angkasa Pura berseteru
Merdeka.com - Garuda Indonesia (Persero) telah secara resmi menerima armada Boeing 777-300ER pertamanya. Penyerahan dilakukan di Everette Delivery Centre, Boeing Factory, Seattle, Senin (24/6) waktu setempat.
Dari total 10 unit pesawat Boeing yang dipesan, tahun ini Garuda akan menerima empat pesawat Boeing 777-300ER. Dua armada akan diterima pada Juli tahun ini. Dua pesawat ini akan melayani rute penerbangan Jakarta-Jeddah terhitung mulai Juli dan Agustus.
Dua pesawat Boeing 777-300ER berikutnya akan didatangkan pada akhir tahun ini untuk melayani rute penerbangan Garuda rute baru Sydney-Jakarta-London. Tiga armada lainnya dijadwalkan tiba tahun depan dan tiga sisanya pada 2015.
-
Apa masalah yang dihadapi Boeing Starliner? Menurut juru bicara Boeing, empat dari lima pendorong yang sebelumnya tidak berfungsi kini sudah bekerja normal, hanya satu dari 27 pendorong yang masih offline, yang tidak mempengaruhi misi kepulangan.
-
Apa dampak gempa pada pesawat? Gempa tetap bisa memengaruhi penerbangan dari aspek navigasi dan keselamatan.
-
Kenapa pesawat Batik Air mengalami gangguan listrik? 'Setelah pesawat mendarat dan diparkir di tempatnya, pemasokan tenaga listrik dari peralatan darat (ground power unit) mengalami gangguan yang tidak terduga.'
-
Bagaimana Boeing CST-100 Starliner mengalami masalah? Selama penerbangan 25 jam ke ISS, pesawat mengalami beberapa kebocoran helium dan pendorong yang tidak berfungsi. Ketika Starliner tiba pada 6 Juni dan mencoba berlabuh di ISS, empat dari 28 pendorongnya tidak berfungsi, menyebabkan keterlambatan kedatangan.
-
Apa permintaan para pembajak pesawat Garuda Indonesia 206? Selain meminta pembebasan anggota Komando Jihad, mereka juga meminta uang sebesar 1,5 juta USD.
-
Kenapa Pelita Air batal terbang? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
Namun, implementasi dari rencana ekspansi maskapai pelat merah ini tidak berjalan mulus. Pasalnya, Boeing B777-330ER yang dibeli Garuda Indonesia untuk melayani rute Jakarta-London, terpaksa belum bisa lepas landas.
Pesawat Garuda jenis B777-330ER belum bisa lepas landas karena tingkat kekerasan landasan Bandara Soekarno Hatta yang belum memenuhi standar tingkat kekerasan yang diperlukan untuk pengoperasian pesawat jenis ini dengan kapasitas muatan penuh.
Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan, untuk beroperasi secara "full capacity" melayani penerbangan langsung Jakarta - London (non-stop) dengan mengangkut 314 penumpang dan kargo sebanyak 11 ton (maximum take-off weight seberat 351.534 kg), maka pesawat B 777-300ER memerlukan "kekerasan landasan" (pavement classification number/PCN) 132 R/D/W/T, sedangkan saat ini PCN landasan di Soekarno-Hatta hanya 120 R/D/W/T.
"Dengan kondisi landasan seperti ini akan terjadi 'restricted take-off weight' sebesar 329.365 kg di mana artinya Garuda Indonesia harus mengurangi 39 penumpang dan tidak memungkinkan mengangkut kargo pada setiap penerbangan yang mengakibatkan Garuda Indonesia akan mengalami kerugian yang menyolok," jelas Emirsyah Satar melalui siaran pers yang diterima merdeka.com.
Jika Garuda Indonesia memaksakan tetap melaksanakan penerbangan dari Jakarta ke London dengan melakukan satu stop, itu justru menjadikan Garuda Indonesia tidak kompetitif.
Alasannya, penerbangan langsung Garuda Indonesia dari Jakarta ke London merupakan penerbangan ke Eropa tercepat. Sementara penerbangan perusahaan lain melakukan satu stop di kota/negara dari mana perusahaan penerbangan tersebut berasal.
Menanggapi masalah ini, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri S Sunoko justru menyerang balik Garuda Indonesia. Tri menyindir, maskapai yang membeli pesawat baru harus disesuaikan dengan kemampuan landasan bandara.
"Bilangin sama Garuda. Beli pesawat sesuai dengan bandara. Jangan rumah tipe 21 tapi beli furniture gede," ucap Tri.
Dari data yang dimiliki Tri, tingkat keterisian kursi (load factor) Garuda Indonesia untuk pesawat 777-300 ER juga tidak mencapai 100 persen tiap harinya. Tapi rata-rata load factornya hanya 70-80 persen. Dengan rata-rata load factor Garuda demikian, maka landasan Bandara Soekarno-Hatta mampu melayani 777-300 ER.
"Kalau pakai sekali-sekali kita mampu. Kalau tiap hari 100 persen memang tidak bisa setiap hari. Rata-rata Garuda hanya 70-80 persen. Karena okupansi 60 persen penumpang saja sudah untung. Dengan 70-80 persen runway kita mampu, " tegasnya.
Tri mengakui Garuda mempunyai rencana bisnis yang sangat bagus. Namun disayangkan, Garuda tidak berkoordinasi untuk merealisasikan rencana bisnisnya. Salah satunya pembelian pesawat berbadan besar tersebut.
Untuk pembenahan landasan Soekarno-Hatta sendiri, saat ini perusahaan telah melakukan metode pengerasan landasan dengan cara injeksi (suntik). Penyehatan landasan bandara tersebut sudah dilakukan dari tahun lalu. "Disuntik dengan Hutama Karya," tutupnya.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaPenyebab kejadian tergelincirnya pesawat tersebut masih dalam penyelidikan.
Baca SelengkapnyaPesawat dibeli dalam kondisi bekas dari perusahaan di Dublin, Irlandia.
Baca SelengkapnyaJemaah haji kloter 5 Embarkasi Makassar harus kembali ke asrama setelah pesawat Garuda Indonesia GIA 1105 yang mereka tumpangi mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaKNTK sementara melakukan pengecekan apa sebenarnya masalah utama sehingga pesawat batal terbang.
Baca SelengkapnyaBandara yang memiliki landasan pacu 2.400 meter hanya akan bisa melayani pesawat dengan penerbangan 6-8 jam.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, erupsi Gunung Ruang yang terjadi sejak Rabu (17/3) tengah malam membuat Bandara Sam Ratulangi di Manado harus ditutup sementara.
Baca SelengkapnyaPihak Garuda Indonesia menjelaskan terjadi kendala teknis pada mesin pesawat.
Baca SelengkapnyaKarena melihat kebutuhan dari Korps Bhayangkara serta peluang dan perhitungan keuntungan dari pesawat buatan 2019 itu.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menegaskan Kemenag akan melayangkan surat pernyataan kecewa dan protes keras kepada Garuda.
Baca SelengkapnyaPesawat yang ke-10 dan ke-11 akan tiba di minggu ke-4 November 2023.
Baca Selengkapnya