Gara-gara rokok, orang Indonesia tak bisa keluar dari kemiskinan
Merdeka.com - Data terbaru dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2014 mencapai 27,73 juta jiwa atau 10,96 persen dari total jumlah penduduk.
Angka ini turun tipis jika dibandingkan Maret 2014 yang mencapai 28,28 juta jiwa dengan atau 11,25 persen.
Kepala BPS, Suryamin menyebut beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia. Dari data BPS, faktor yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan adalah beras dan rokok.
-
Bagaimana rokok memengaruhi pola makan? Hasil penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan pola makan yang signifikan dibandingkan dengan bukan perokok. Penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki dua kali lebih banyak kemungkinan untuk melewatkan makanan secara teratur, menciptakan ketidakseimbangan dalam asupan nutrisi harian mereka.
-
Apa dampak berhenti merokok sebelum usia 40 tahun? Berhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.
-
Kenapa berhenti merokok penting? Berhenti merokok memiliki dampak yang luar biasa dalam mengurangi risiko kematian.
-
Bagaimana cara berhenti merokok? 'Dan kita tahu cara melakukannya, dengan menaikkan pajak rokok dan meningkatkan dukungan penghentian,' lanjutnya.
-
Kenapa berat badan naik saat berhenti merokok? 'Meskipun berhenti merokok adalah langkah positif untuk kesehatan secara keseluruhan, namun hal ini dapat menimbulkan tantangan terkait pola makan. Nikotin menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme, yang membantu perokok dalam menjaga berat badan. Namun, ketika berhenti merokok, seringkali terjadi peningkatan nafsu makan dan keinginan akan makanan, yang berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan,' demikian tulis para peneliti dalam jurnal yang dipublikasikan di BMC Public Health.
"Orang ini aduh, coba rokok dihilangkan dan dibelikan beras pasti berubah (keluar) dari kemiskinan. Rokok ini dikonsumsi tapi tidak menghasilkan kalori," ucap Suryamin dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (2/1).
Suryamin menjelaskan, komoditi makanan dan beras untuk orang miskin perkotaan memberikan pengaruh 23,39 persen. Sedangkan untuk orang miskin pedesaan, beras berpengaruh 31,61 persen.
Komoditi kedua adalah rokok kretek filter yang memberi pengaruh kepada orang miskin perkotaan mencapai 11,18 persen. Sedangkan untuk orang miskin pedesaan, rokok kretek filter memberi pengaruh sebesar 9,39 persen.
"Jika tidak merokok maka kalori akan meningkat, mungkin bisa keluar dari garis kemiskinan," katanya.
Komoditi selanjutnya yang mempengaruhi adalah telur ayam ras yang pengaruhnya sebesar 3,73 persen untuk orang miskin perkotaan dan 3,03 untuk orang miskin pedesaan.
"Kemudian dari sektor lain itu paling besar dipengaruhi sektor perumahan, listrik, bensin, dan pendidikan," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rokok menjadi salah satu penyebab atau biang kerok kemiskinan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTarget dari Kemenkes di tahun 2030 penurunan jumlah perokok mencapai 5,4 persen di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif cukai rokok sangat berpengaruh pada keputusan seseorang untuk merokok, semakin mahal maka prevalensi perokok semakin bisa ditekan.
Baca SelengkapnyaDewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPD APTI) Jawa Barat, Nana Suryana dengan tegas menyatakan tak setuju terhadap kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaPenggantian kemasan polos pada rokok bisa berdampak pada industri turunannya.
Baca SelengkapnyaSalah satu yang dikhawatirkan yakni kenaikan cukai 2025
Baca SelengkapnyaBanyak masyarakat di Indonesia beralih mengkonsumsi rokok murah.
Baca SelengkapnyaKondisi penurunan produksi ini juga berdampak terhadap realisasi penerimaan negara dari CHT.
Baca SelengkapnyaPengeluaran rumah tangga untuk kesehatan akibat konsumsi rokok secara langsung dan tidak langsung sebesar sebesar Rp34,1 triliun.
Baca SelengkapnyaAndry juga menyoroti aturan zonasi larangan penjualan rokok radius 200 meter dari satuan pendidikan yang masih rancu karena tidak disebutkan dengan jelas.
Baca SelengkapnyaAngka prevalensi perokok tetap tinggi dan penerimaan negara belum optimal
Baca SelengkapnyaSelain tergolong kebutuhan makanan, Rokok juga menjadi penyebab utama garis kemiskinan di Sumatra Utara meningkat.
Baca Selengkapnya