Gara-Gara Virus Corona, Pedagang Bir Pletok Ketiban Rezeki Nomplok
Merdeka.com - Kepanikan masyarakat terhadap penyebaran virus corona atau Covid 19, yang telah menjangkit dua warga Depok, menjadi berkah bagi pengusaha minuman kesehatan Bir Pletok. Sebab, penjualan pedagang meningkat hingga 2 kali lipat.
Minuman khas Betawi yang diracik dari berbagai bahan rempah-rempah ini, diyakini dapat menambah daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Babeh Julian (55), warga Jalan Mekar Baru, Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, merasakan berkah dari ramai-ramai virus Korona.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa penjual Kolak Viral Mangga Besar? Tri, penjual kolak viral tersebut mengaku saat ini sebagai penjual generasi ketiga.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Mengapa kejadian ini viral? Video penemuan tersebut dibagikan di platform Douyin (media sosial China) dan menarik perhatian publik.
"Alhamdulillah, sejak dua hari kemarin itu penjualan meningkat 100 persen," ungkap Julian warga Cirendeu, Tangerang Selatan, Rabu (4/3).
Sebelum ramai korona, setiap hari maksimal Babe Julian hanya mampu menjual 25 gelas yang dihargai Rp 6.000 per gelas ukuran sedang.
"Pokoknya habis ramai berita ada yang kena korona di Indonesia, itu langsung banyak datang pada beli, biasanya itu sehari paling 15, 20 sampai 25 gelas. Kemarin itu sampai 40, 50 gelas," ungkap dia.
Menurutnya, yang sudah turun-temurun meracik bir pletok, para pelanggan bir pletok hasil racikannya adalah kaum pekerja urban tinggal di sekitar rumahnya dan kebanyakan bekerja di Jakarta.
"Biasanya sore sampai malam baru ramai, sehabis mereka pulang kerja. Biasanya langganan yang sudah sering, tapi karena ramai-ramai korona, saya perhatiin banyak yang baru datang mencoba," ungkap dia
Biasanya, sebelum ramai virus corona, pelanggan merasa cocok untuk meminum bir pletok, untuk menjaga kesehatan agar tidak gampang sakit. "Biasanya orang minum bir pletok agar lebih segar, tidak gampang masuk angin, tidak gampang sakit. Intinya buat daya tahan tubuh jadi lebih bagus. Saya pribadi dan anak-anak di rumah juga minum ini, apalagi kalau badan rasanya tidak enak kayak mau flu, mau meriang," kata warga asli Ciputat ini.
Guru Besar Unair: Jahe, Kunyit dan Temulawak Bisa Tangkal Virus Corona
Universitas Airlangga (Unair) mengaku berhasil menemukan penangkal virus corona. Salah satu hasil temuannya adalah konsumsi sari rempah-rempah yang diyakini dari hasil riset bisa menjadi penangkal virus corona yang akhir-akhir ini masih menjadi ancaman masyarakat dunia.
Temuan hasil riset ini dilakukan oleh Guru Besar Biologi Molekuler Unair Chaerul Anwar Nidom. Nidom yang juga alumnus Unair ini berhasil menemukan penangkal virus corona dari sari rempah-rempah (curcuma). Nidom mengatakan, untuk menghadapi virus corona, masyarakat bisa mengatasinya dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung curcuma.
"Di beberapa tempat saya tawarkan apa yang bisa digunakan untuk menangkal virus corona. Kita bisa mengatasinya dengan mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung curcuma seperti jahe, kunyit dan temulawak," ujar Nidom, Selasa (18/2).
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teladan hidup dialami oleh sepasang pengusaha saat memberikan bantuan minum kepada seorang pengemudi ojol di rumahnya.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaUsaha dulang batok ini sempat meraup omset hingga 35 juta perbulan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaBanyak pengusaha yang gulung tikar dan mengalami stres.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaPenjualan Rokok Ketengan Bakal DIlarang, Pedagang Asongan Mengeluh
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan. Selain itu, tidak lupa pakai masker di keramaian dan rajin mencuci tangan .
Baca SelengkapnyaPenderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca Selengkapnya