Garuda kaji pembangunan fasilitas pemeliharaan pesawat di Batam
Merdeka.com - Badan Pengusahaan (BP) Batam menyatakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia berminat membangun fasilitas pemeliharaan pesawat di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam. Diperkirakan fasilitas pemeliharaan pesawat ini membutuhkan lahan seluas 48 hektare.
Kasubdit Humas dan Publikasi Badan Pengusahaan (BP) Batam Ilham Eka Hartawan mengakui saat ini proses pembangunan fasilitas pemeliharaan pesawat ini masih dalam pembicaraan. Selain Garuda, maskapai Lion Air dan PT Indonesia Aero Maintenance (IAM) juga telah membangun hal yang sama.
"Mereka membutuhkan lahan 48 hektare untuk membangun Garuda Maintenance Facility (GMF/Fasilitas Pemeliharaan Garuda). Namun pada tahap awal hanya akan dibangun di lahan seluas 15 hektare," kata Ilham seperti dilansir dari Antara di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (26/5).
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Di mana Lion Air melakukan perawatan pesawat? Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional.
-
Kapan Lion Air melakukan perawatan pesawat? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Meski Garuda Indonesia juga menjajaki pembangunan GMF di Bandara Internasional Kuala Namu, Sumatera Utara, namun BP Batam yakin perusahaan penerbangan nasional itu akan memilih Batam karena didukung oleh status kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ).
"Kami optimistis Garuda akan memilih Batam, karena sebelumnya Lion Group dan PT Indonesia Aero Maintenance (IAM) juga sudah menandatangani kerja sama pendirian fasilitas perbaikan pesawat di Bandara Hang Nadim," jelasnya.
Lion Group, kata dia, saat ini sudah melakukan tahap pembangunan tahap awal pada lahan seluas empat hektare. Sementara, IAM masih dalam pelengkapan administrasi dan direncanakan akan membangun pada awal September mendatang.
"PT IAM juga akan membangun sekolah untuk menunjang industri penerbangan," tuturnya.
Panjang landasan Bandara Hang Nadim yang mencapai 4,025 kilometer, menurutnya, menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan penerbangan membangun fasilitas pemeliharaan dan perbaikan pesawat di situ. Pengelola bandara tersebut juga menyediakan lahan sekitar 150 hektare untuk kawasan perbaikan pesawat.
"Selain itu, status FTZ sangat memudahkan bagi pengusaha untuk mendatangkan komponen pesawat ke Batam," ucapnya. (mdk/bmo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Daniel, pesawat yang diperbaiki bukan hanya milik Lion Air Group, dan dijamin bisa lebih hemat biaya.
Baca SelengkapnyaMayoritas penghematan terjadi rendahnya bea masuk komponen di Batam sebagai free trade zone.
Baca SelengkapnyaDalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaDirektur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya, Lion Group telah menjadi salah satu mitra setia produk dan layanan Pertamina.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini merupakan bagian dari proses operasional untuk memastikan kesiapan rute penerbangan baru.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono girang dan saling rangkul ketika pesawat King Air mendarat
Baca SelengkapnyaGaruda Indonesia Group menyiapkan 570 penerbangan tambahan atau extra flight dalam rangka menyambut musim mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaPanjang landasan pacu bandara 3.500 meter, ditargetkan pengerjaan landasan pacu itu mencapai 2.200 meter sampai Juli 2024.
Baca SelengkapnyaJika uji kelaikan yang akan dilaksanakan esok dinyatakan berhasil maka Bandara IKN segera dipergunakan.
Baca SelengkapnyaSaat ini proses investigasi untuk mengetahui penyebab terbakarnya mesin pesawat dengan kode GIA 1105 tersebut masih berlangsung
Baca SelengkapnyaBandara yang memiliki landasan pacu 2.400 meter hanya akan bisa melayani pesawat dengan penerbangan 6-8 jam.
Baca SelengkapnyaGaruda Indonesia akan menerima sejumlah keuntungan jika bergabung dengan InJourney.
Baca Selengkapnya