GBK punya gedung parkir penghasil listrik surya terbesar se-Asia, ini asal usulnya
Merdeka.com - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) tengah membangun fasilitas gedung parkir pintar di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) menyambut gelaran Asian Games 2018. Menariknya, atap gedung parkir terbuat dari panel surya yang diklaim mampu menghasilkan listrik 1 MW atau terbesar se-Asia di kelasnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Pelaksanaan Penataan Bangunan Strategi 3 Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Anggoro Putro, mengungkapkan salah satu tujuan utama dibangunnya tempat parkir ini adalah untuk menertibkan praktik parkir liar di kawasan GBK.
"Kita mau tertibkan parkir liar ya. Kadang ada yang sudah masuk, harus bayar lagi ke oknum-oknum yang mengatasnamakan pengelola. Sudah masuk masih ditarik lagi, Rp 5.000, Rp 10.000," ungkapnya kepada Merdeka.com di Kantornya, Jakarta, pekan lalu.
-
Mengapa tukang parkir resmi dibentuk di Jakarta? Semakin tingginya pertumbuhan kendaraan di era 1960-1970-an, membuat kebutuhan lahan untuk berhenti sementara kendaraan alias parkir semakin berkurang.
-
Mengapa GBK dibangun? Kendati begitu, Stadion GBK pertama kali mulai dibangun pada 8 Februari 1960 pada saat Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asian Games 1962.
-
Apa tujuan utama proyek ini? Maksud dari habitat baru ini adalah untuk dijadikan stasiun luar angkasa.
-
Mengapa parkir yang benar penting? Sikap yang baik dalam parkir tidak hanya mencakup kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, tetapi juga mengekspresikan penghargaan terhadap pengguna jalan lain serta memastikan kelancaran arus lalu lintas.
-
Kenapa Jatim Park 1 dibangun? Konsep awal pendirian Jatim Park 1 adalah untuk menciptakan tempat rekreasi yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai edukasi kepada pengunjung.
-
Kapan pembangunan Stadion GBK dimulai? Kehebatan Friedrich pun masih kita rasakan sampai sekarang. Bahkan, stadion tersebut menjadi ikon dari dunia sepakbola di Indonesia.
Pejabat Pembuat Komitmen Ditjen Cipta Karya Anggoro Putro ©2018 istimewa
Dia mengisahkan bahwa ide pembangunan tempat parkir sudah ada sejak pertengahan 2016. Tepatnya ketika tim pengelola kawasan GBK merancang proyek penataan GBK.
"Bahan pertimbangan perlunya pembangunan tempat parkir karena kita lihat GBK saat peak ya. Jangan lihat GBK saat hari biasa, tapi liat pas Sabtu, Minggu. Begitu karut-marutnya perparkiran di GBK," katanya.
Dalam perkembangan, tim kemudian mendapatkan ide untuk membangun tempat parkir yang tak biasa, yaitu yang memiliki atap dari panel surya. Harapannya, tempat parkir yang dibangun juga memiliki nilai tambah lain.
"Masa iya sih. Kalau PU (Kementerian PUPR) hanya membangun temporary parking tanpa adanya added value. Terus kita berpikir apa sih poin added value untuk tempat parkir. Biar kita tidak hanya sekedar tampung kendaraan, atau jadi tempat parkir saja," jelas dia.
"Waktu itu saya bicara sama Dirjen Cipta Karya (Sri Hartoyo). Saya sampaikan. Prinsipnya saya sampaikan, 'Masa iya sih pak kita ditugaskan bangun, tidak ada yang dibanggakan? Supaya bisa jadi contoh ke depan'," sambung Anggoro.
Maka dari itu, melalui beberapa kajian, diputuskanlah bahwa bangunan ini harus bisa menopang kebutuhan listriknya sendiri. Selain itu, listrik yang dihasilkan melalui energi baru terbarukan yang tengah digalakkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Jadi bangunan ini bisa memasok sendiri kebutuhan listriknya. Tempat parkir itu kan kebutuhan listriknya tidak besar, jadi kita bikin pakai solar panel kapasitas 1 MW," ujarnya.
Selain itu, dia pun mengatakan pembangunan gedung parkir pintar atau smart parking ini akan menjadi salah satu proyek yang dapat dibanggakan Indonesia kepada negara tetangga yang datang dan menyaksikan perhelatan Asian Games 2018.
"Memang saat Asian Games orang akan fokus ke-35 venue ya. Di luar venue apa sih supporting facility yang bisa kita banggakan. Karena ini akan menjadi prestige Indonesia di Asia juga," tuturnya.
"Kita dapat masukan dari teman-teman yang explore. Khusus untuk solar panel. Roof yang solar panel ya. Kalau yang di pasang di tanah atau bukan di bangunan parkir atau bangunan khusus itu banyak yang lebih besar. Tapi solar panel yang menempel di tempat parkir informasi dari konsultan kita ini 1 MW masih yang terbesar di Asia," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa negara telah menerapkan solusi parkir yang inovatif untuk mengatasi keterbatasan.
Baca SelengkapnyaPatroli parkir liar tidak hanya dilakukan di sekitar Rest Area Gunung Mas.
Baca SelengkapnyaKebakaran tersebut menyebabkan kerusakan parah pada blok apartemen dan ratusan mobil lainnya
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaTarif parkir Jakarta 2024 naik: Rp7.500/jam di lokasi termahal, tarif disinsentif untuk uji emisi.
Baca SelengkapnyaIni Aturan Juru Parkir Liar Dilarang Pungut Biaya, Sanksinya Pidana sampai Denda
Baca SelengkapnyaPerilaku beberapa pemilik mobil listrik yang kurang bijak menjadi perhatian di media sosial
Baca SelengkapnyaBeroperasinya LRT Jabodebek membuka peluang bagi masyakarat sekitar menyediakan kantong-kantong parkir dengan tarif yang variatif.
Baca SelengkapnyaDahulu, para juru parkir lebih dikenal dengan sebutan “Jaga Oto”.
Baca SelengkapnyaTarif tertinggi atau tarif disinsentif bagi kendaraan roda empat yang tidak lolos atau belum melakukan uji emisi.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Bentuk Tim untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Janji Beri Efek Jera
Baca Selengkapnyamengimbau kepada pengelola minimarket hingga fasilitas umum lainnya untuk mengurus izin perparkiran
Baca Selengkapnya