Gejolak Minyak Goreng Makin Parah, Harga Mahal dan Produk Langka
Merdeka.com - Gejolak kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng di Kalimantan Selatan (Kalsel) semakin parah. Bahkan, masyarakat sampai menjerit sulitnya mendapatkan bahan kebutuhan pokok tersebut.
"Jika pun ada harganya di toko-toko sembako paling murah Rp40.000 kemasan 2 liter. Bahkan ada yang jual Rp45.000 hari ini," ucap Nabila, warga di kawasan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru dikutip dari Antara, Senin (14/3).
Untuk mendapatkan minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 tahun 2022 salah satunya kemasan premium Rp14.000 per liter, warga hanya bisa berharap di toko ritel modern.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Dimana kentang goreng dijual? Coba ingat kembali ketika kamu membeli kentang goreng di café maupun restoran cepat saji yang menyuguhkan kentang goreng renyah namun masih terasa kentangnya dibandingkan kentang goreng hasil gorengan sendiri, biasanya akan cukup berbeda.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Dimana toge goreng dijual? Ada banyak spot menyantap toge goreng di Kota Hujan tersebut. Mengutip YouTube Street Foods Village, salah satu tempat yang menyediakan menu toge goreng adalah di Warung Ibu Rum Berkah, kawasan rest area Gunung Mas, Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Lalu tempat lainnya terdapat lapak milik Haji Gebro di Pasar Anyar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Namun begitu, penjualannya juga terbatas hanya maksimal satu kemasan isi dua liter seharga Rp28.000 setiap konsumen. Kemunculan minyak goreng di ritel modern inipun kerap diserbu masyarakat dan ludes dalam waktu singkat.
Salah satu pedagang di Banjarbaru Kaspul Anwar mengaku membeli minyak goreng kemasan merek Filma isi dua liter seharga Rp28.000 yang kemudian dijual kembali Rp40.000. "Saya juga diwajibkan membeli beberapa produk lain jika ingin mendapatkan minyak goreng oleh sales yang biasa langganan menawarkan barang misalnya mie instan dan kecap. Jadi semacam paketan," bebernya.
Ekonom dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan, usaha pemerintah menstabilkan harga minyak goreng melalui penetapan HET minyak goreng curah Rp11.500, kemasan sederhana Rp13.500 dan kemasa premium Rp14.000 belum membuahkan hasil.
"Ini sangat memprihatinkan dan memilukan. Negeri produsen minyak sawit terbesar di dunia, tetapi minyak gorengnya langka dan mahal," cetusnya.
Rata-rata harga minyak goreng curah di tingkat nasional berdasarkan data SP2KP Kementerian Perdagangan pada 11 Maret 2022 sebesar Rp16.037, kemasan sederhana Rp16.401 dan kemasan premium Rp18.403.
Ini lebih tinggi dibandingkan tingkat harga pada akhir Februari. Sementara harga eceran di masyarakat ada yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata nasional tersebut.
Menurut Muttaqin, pedagang eceran yang sudah terlanjur melakukan pembelian minyak goreng dengan harga di atas HET sebelum pemberlakuannya dirugikan karena tidak ada subsidi atau penggantian kerugian untuk menurunkan harga.
Kelangkaan di Pedagang Eceran
Di sisi lain para pedagang eceran juga menghadapi kelangkaan pasokan minyak goreng dari agen dan distributor. Akibatnya saat ini di tingkat eceran terjadi kelangkaan minyak goreng di berbagai tempat di Indonesia.
Muttaqin menyebut kelangkaan dipicu dua masalah. Pertama adanya aksi penimbunan minyak goreng sehingga distribusi minyak goreng ke masyarakat terganggu. Terlebih dengan semakin dekatnya bulan puasa yang biasanya diikuti konsumsi masyarakat atas minyak goreng yang lebih tinggi dari waktu-waktu biasanya.
"Perlu kejelian dan ketegasan pemerintah dan Kepolisian dalam mengawasi rantai distribusi minyak goreng di setiap wilayah dari produsen, distributor, agen hingga ke pasar tradisional, pasar modern, mini market dan warung kelontong," papar ekonom jebolan Universitas Birmingham Inggris itu.
Kedua, kebijakan pemerintah soal domestic market obligation terhadap para produsen CPO tidak berjalan efektif. Klaim Menteri Perdagangan soal kebijakan DMO 570 ribu ton seharusnya sudah dapat membanjiri pasar minyak goreng lokal tidak terjadi.
Ini mengindikasikan DMO-nya tidak berjalan sesuai seharusnya ditambah dengan adanya penimbunan bahkan penyelundupan yang tidak mungkin dilakukan oleh orang kecil.
"Pemerintah harus serius dan tegas dalam mencegah distrosi pasar. Termasuk memperbaiki struktur pasar yang oligopoli dan beroma kartel," kata Muttaqin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permendag terkait HET MinyaKita telah diharmonisasi pada Kamis (18/7) malam.
Baca SelengkapnyaSaat ini, HET MinyaKita masih ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaHarga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita naik menjadi Rp15.700 per liter.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Penyebab Sebenarnya Beras Sulit Ditemukan di Alfamart dan Indomaret
Baca SelengkapnyaHarga jual MinyaKita masih dibanderol di bawah harga penjualan minyak goreng kemasan premium. Hal ini demi menjaga keterjangkauan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, menurut Zulkifli, pembeli Minyakita adalah pembeli minyak curah.
Baca SelengkapnyaHarga Eceran Tertinggi Minyakita per liter yaitu Rp15.700.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 10 komponen dalam penghitungan HPP, di antaranya yaitu harga CPO, ongkos angkut pabrik, biaya pengolahan, pengemasan, serta biaya distribusi.
Baca SelengkapnyaPerubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaKenaikan HET Minyakita masih lebih rendah ketimbang harga minyak goreng premium di pasaran.
Baca SelengkapnyaPemerintah bertujuan untuk mendorong peningkatan Domestic Market Obligation (DMO) hanya dalam bentuk Minyakita.
Baca Selengkapnya