Gelar pameran, produk industri pertanahan dan keamanan RI unjuk kemampuan
Merdeka.com - Persatuan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas) akan menggelar pameran produk Industri Pertahanan (Indhan) dan Industri Keamanan (Indkam) dalam negeri di Energy Building, Sudirman Central Business District, 21 Februari 2018 nanti. Acara tersebut akan menjadi bagian dari rangkaian pembentukan pengurus baru Pinhantanas.
Beberapa pemangku kepentingan dijadwalkan akan menghadiri event perdana Pinhantanas. Di antaranya adalah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu selaku Dewan Pelindung Pinhantanas, dan juga ketua DPR RI, Bambang Soesatyo.
Ketua Harian Pinhantanas, Mayjen (Purn) Jan Pieter Ate menegaskan bahwa sudah saatnya industri pertahanan keamanan dalam negeri unjuk gigi.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Bagaimana pabrik luar angkasa memproduksi? Varda memiliki misi, yaitu membantu perusahaan farmasi dalam meningkatkan obat-obat mereka atau menciptakan terapi obat baru dengan memanfaatkan kristal protein, kemudian mengembalikan bahan-bahan tersebut ke Bumi.
-
Apa saja jenis produksi yang ada? Beberapa jenis produksi antara lain adalah:
-
Bagaimana Pertamina mendorong pertumbuhan ekonomi? 'Karena inilah kekuatan Indonesia,'ujar Nicke.
-
Bagaimana Pertamina memastikan kualitas produknya? Tak hanya mengoptimalkan layanan, lanjut Wiko, Pertamina juga berkomitmen menjaga kualitas dan kuantitas produk-produknya. 'Ini penting bagi kami sampaikan kepada masyarakat sebagaimana slogan kita yang pasti pas, tentu saja kita akan menjamin kualitas dan kuantitas.'
-
Kenapa Pertamina penting bagi kemandirian ekonomi? Menurut Nicke, kemandirian ekonomi tidak terlepas dari kemandirian energi, karena energi adalah katalis untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
"Negara tidak perlu ragu dengan kemampuan produksi dari industri pertahanan swasta. Terbukti, industri pertahanan swasta sudah mampu membuat produk seperti pesawat tanpa awak, kendaraan taktis, kapal perang, hingga bom," kata Jan Pieter dikutip dari keterangan resminya di Jakarta, Selasa (20/2).
Ke depannya, Jan Pieter berharap Pinhantanas bisa menjadi mitra pemerintah, khususnya dalam hal pembinaan industri pertahanan dan keamanan. "Kami ingin menjadi semacam quality control dan memverifikasi pelaku industri pertahanan dan keamanan," kata Jan Pieter.
Sebagai gambaran, dia mengungkapkan bahwa salah satu syarat keanggotaan di Pinhantanas adalah bukti kepemilikan fasilitas Penelitian dan Pengembangan (Research and Development-RnD). "Ini supaya anggota Pinhantanas benar-benar punya kemampuan merancang, membuat, memproduksi, hingga pengembangan produk. Bukan sekadar impor lalu mengubah logo dari pabrikan aslinya."
Keinginan semacam itu, menurutnya, tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, khususnya pemerintah.
Secara implisit, keberpihakan dan kepercayaan negara terhadap Alat Perlengkapan Pertahanan Keamanan (Alpalhankam) buatan sendiri, bisa terlihat sewaktu Rapat Pimpinan TNI-Polri Januari lalu. Ketika itu, Presiden Joko Widodo sempat berkeliling Mabes TNI dengan menggunakan kendaraan taktis (Rantis) P6 ATAV (All Terrain Assault Vehicle) buatan PT Sentra Surya Ekajaya, pabrik Alpalhankam lokal yang bermarkas di Banten. Di luar acara seremonial tersebut, Rantis P6 ATAV sudah digunakan oleh Kopassus dan Korpaskhas.
"Sesungguhnya kita punya kemampuan yang harus kita gunakan supaya devisa negara bisa mengalir ke dalam negeri. Dalam arti penyerapan tenaga kerja dan kebutuhan TNI-Polri hasil karya anak bangsa," kata Jan Pieter.
Sebelumnya, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo pun sudah mengungkapkan komitmen dukungannya terhadap Industri Pertahanan Swasta Nasional. Pekan lalu, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan akan berkoordinasi dengan Komisi I DPR untuk bisa mendorong industri alutsista dalam negeri, baik itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Dukungan dari DPR RI itu melengkapi support yang selama ini diberikan pemerintah kepada BUMS pemasok Alpalhankam dalam negeri, termasuk Pinhantanas.
Dewan Penasehat Pinhantanas, Connie Bakrie mengatakan, komitmen DPR menjadi angin segar bagi industri pertahanan swasta nasional. Sejauh ini, Connie melihat bahwa masih ada ruang terbuka yang cukup luas bagi BUMS untuk memenuhi kebutuhan Alpalhankam dalam negeri. Baik dalam hal pengadaan maupun pemeliharaan.
"Kontinuitas penggunaan Alpalhankam lokal, akan mendorong pelaku industri untuk terus mengembangkan diri. Contoh saja Pindad yang terus memperbaiki dan menyempurnakan produk senjata mereka, karena terus digunakan oleh user dalam negeri," kata Connie.
Tapi di luar itu, ada juga peluang yang masih bisa dioptimalkan potensinya, yakni bila Industri Pertahanan Swasta diberi ruang sebagai lead integrator (pemadu utama) yang menghasilkan Alutsista atau mengintegrasikan semua komponen utama, pendukung, atau bahan baku hingga menjadi alat utama.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia mengklaim bahwa frigate ini adalah yang pertama yang dibangun di Indonesia dan tahun depan akan diluncurkan.
Baca SelengkapnyaPenambahan alutsista ini membuat TNI semakin disegani dan ditakuti dunia. Terlebih, kekuatan militer Indonesia di peringkat ke-15 dari 140 negara di dunia.
Baca SelengkapnyaAgus menyebut bahwa Jokowi sangat senang melihat pameran alutsista.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara TPN Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Patria Gintings mengkritisi mahalnya biaya pengadaan alutsista, termasuk pembelian alutsista bekas.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut pemerintah Filipina percaya dan puas terhadap produk buatan Indonesia
Baca SelengkapnyaDua kapal pemburu ranjau ini akan meningkatkan efek penangkal bagi pertahanan khususnya Angkatan Laut RI.
Baca SelengkapnyaPrabowo melaporkan soal perkembangan pertahanan RI kepada Jokowi. Kata dia, Kepala negara sangat puas dan gembira.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menyopiri kendaraan taktis Maung bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ibu Negara Iriana Jokowi, dan Erick Thohir.
Baca SelengkapnyaJokowi minta jajarannya untuk mencari mitra kerja dan menjalin kerja sama dengan pihak lain.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengungkapkan dua BUMN Indonesia, berhasil mendapatkan proyek senilai Rp8,5 triliun dari pemerintah Filipina.
Baca SelengkapnyaPrabowo optimis industri pertahanan Indonesia bisa kuat.
Baca SelengkapnyaTiadanya pilot di pesawat ini, membuatnya bisa menjelajah seluruh Indonesia selama 30 jam penuh. Kehadirannya bisa disaksikan di eduwisata Dirgantara Indonesia
Baca Selengkapnya