Gelar Pertemuan Tahunan, Bank Indonesia bahas momentum pemulihan ekonomi Indonesia
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) kembali menggelar pertemuan tahunan. Pertemuan tahunan 2017 kali ini jatuh pada hari Selasa (28/11) bertempat di Jakarta Convention Center (JCC). Perhelatan akbar tersebut mengusung tema "Memperkuat Momentum" dan dihadiri oleh Presiden, para menteri kabinet kerja, kepala daerah, pengamat ekonomi, pelaku industri keuangan serta pemimpin redaksi media masa.
Acara dimulai sekitar pukul 19.40 WIB dibuka oleh sambutan dari Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo. Dalam momen tersebut, ia mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tahunan kali ini akan disampaikan beberapa pemikiran Bank Indonesia tentang kondisi perekonomian terkini, tantangan ke depan serta arah kebijakan Bank Indonesia.
"Tahun 2017 adalah tahun pemulihan ekonomi global, di mana kita menyaksikan bangkitnya momentum pemulihan ekonomi global setelah menyentuh titik terendah (turning point) pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016. Pertumbuhan ekonomi global tidak hanya lebih tinggi dari tahun sebelumnya namun juga terjadi secara lebih merata," kata Agus.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
Agus menjelaskan, membaiknya pertumbuhan ekonomi global diikuti meningkatnya harga komoditas internasional dan respons pengetatan kebijakan moneter di beberapa negara maju secara gradual telah diantisipasi oleh pasar dengan baik, sehingga berdampak positif terhadap stabilitas pasar keuangan internasional tahun ini.
"Ekonomi global tahun ini kami perkirakan dapat tumbuh hingga 3,6 persen, lebih tinggi baik dibandingkan perkiraan kami pada awal tahun maupun capaian tahun sebelumnya. Kami juga mencatat adanya sumber pertumbuhan ekonomi global yang lebih merata, di mana motor pertumbuhan ekonomi dunia tidak hanya bersumber dari negara maju. namun juga dari negara berkembang," ujarnya.
Agus mengatakan, momentum pemulihan ekonomi yang sedang berjalan merupakan tahapan awal yang harus dirawat dan diperkuat agar dapat tertransformasikan menjadi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.
"Kompleksitas permasalahan yang ada menyiratkan perlunya upaya yang tersinergi untuk menjaga kesinambungan dan keseimbangan kebijakan pada tiap tahapan menuju terwujudnya cita-cita mulia bersama ini."
Perkembangan ekonomi Indonesia sebagai suatu perekonomian yang terbuka, lanjutnya, tidak bisa terlepas dari berbagai perkembangan eksternal yang terjadi. "Asesmen terkini kami menunjukkan bahwa perbaikan kondisi eksternal yang terjadi telah berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi domestik. Momentum pertumbuhan ekonomi domestik kembali menguat pada paruh kedua 2017, setelah sempat tertahan pada semester I 2017. Perbaikan kinerja ekspor telah memberikan dorongan bagi peningkatan investasi oleh swasta pada 2017."
Menurut Agus, strategi pemerintah mempercepat penyaluran belanja pada semester II dengan tetap memelihara governance yang baik dan menyeimbangkan kebijakan jangka pendek dengan jangka panjang terbukti mampu mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi. Diperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5,1 persen di tahun ini.
"Angka pertumbuhan yang patut disyukuri karena lebih baik dibandingkan
dengan mayoritas pertumbuhan ekonomi negara berkembang lain."
Sementara itu, Agus mengungkapkan arah kebijakan BI akan didasarkan pada tiga prinsip dasar kebijakan yaitu berorientasi masa depan, berkesinambungan dan berimbang. "Ada tiga dimensi, keseimbangan kebijakan jangka panjang dan pendek, kuantitas dan kualitas pertumbuhan, pengembangan sektor
konvensional dan modern," kata Agus.
Kemudian, strategi implementasi kebijakan juga fokus pada tiga elemen utama pertumbuhan ekonomi, yakni penguatan modal fisik, penguatan modal manusia dan peningkatan produktivitas.Dari sisi arah kebijakan moneter, Pria kelahiran Amsterdam tersebut mengungkapkan bahwa Indonesia dalam tiga tahun
terakhir ini mendapat prestasi bagus dalam hal menjaga inflasi.
Presiden Jokowi dan Gubernur Bank Indonesia ©2017 Merdeka.com
"Inflasi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir selalu berada dalam range target, dan kondisi perbankan sehat. Melihat kedua faktor tersebut, arah kebijakan moneter BI adalah tetap untuk menjaga inflasi sesuai sasarannya. Sasaran 2018 adalah 3,5 persen +_ 1 persen."
Selain itu, di tahun ini Indonesia juga memperoleh pengakuan dari dunia internasional dengan naiknya peringkat investasi (invesment grade) dari Standard & Poors (S&P) dan naiknya peringkat Easy of Doing Business (Kemudahan Berusaha) dari Bank Dunia.
Dari sisi kebijakan moneter, Agus mengatakan bahwa BI selalu mengendalikan defisit transaksi agar berjalan di level yang aman. Di tahun 2017, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan lebih rendah dari 2 persen.
"Bank Indonesia juga akan memberikan ruang lebih bagi bank dalam mengelola likuiditasnya melalui implementasi penguatan GWM Averaging. Ke depan, sistem GWM Averaging Ini akan dikembangkan untuk bank syariah, tidak hanya bank konvensional. Secara bertahap, ketentuan ini akan diberlakukan untuk likuiditas valas juga tidak hanya Rupiah. Harapannya, dapat menurunkan cost of fund perbankan dan
pada akhirnya menurunkan suku bunga."
Agus menegaskan, BI akan selalu mengedepankan mekanisme pasar dalam pembentukan harga Rupiah yang lebih efisien. Dalam pengelolaan nilai tukar, BI memiliki misi besar untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang tertentu.
"Supaya saat terjadi gejolak pada mata uang tersebut tidak berpengaruh besar terhadap Rupiah. Sebagai
bagian dari upaya ini, BI akan terus melakukan Swap Lindung Nilai untuk mata uang non USD."
Tidak hanya itu, Agus memaparkan bahwa BI juga akan terus memperkuat pengelolaan risiko Utang Luar Negeri dan mendorong perbankan untuk meyediakan instrumen lindung nilai berupa produk derivatif, seperti call-spread options yang dinilai memiliki biaya lebih murah.
BI mendorong upaya pendalaman pasar keuangan melalui kerjasama dengan berbagai instansi (Kemenkeu dan OJK) dalam pembuatan blueprint, penguatan regulasi, penguatan kelembagaan (Central Clearing Counterparty untuk transaksi derivatif), pengembangan instrumen pembiayaan jangka pendek sesuai kebutuhan pasar, namun tetap prudent," ujarnya.
(mdk/paw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaBNI Investor Daily Summit 2023 diresmikan secara langsung dengan pemukulan gong oleh Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional itu jadi alasan Indonesia masuk ke OECD.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca SelengkapnyaTerbaru pada kuartal II-2023 Indonesia ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaTingkat perdagangan ASEAN dengan negara mitra tumbuh signifikan, mencapai 34% dalam dekade terakhir. Sementara, nilai investasi asing pada 2021 capai USD179 M.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menghadapi berbagai tantangan seperti, kekeringan panjang dan dunia yang penuh ketidakpastiaan.
Baca Selengkapnya