Genjot ekspor, pemerintah incar kerja sama perdagangan bebas
Merdeka.com - Pemerintah terus menjajaki peluang kerja sama perdagangan bebas. Ini bertujuan untuk menggenjot ekspor Indonesia.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong berencana membentuk tim lintas kementerian guna mengkaji kerja sama perdagangan bebas. Semisal comprehensive economic partnership agreement (CEPA) Uni Eropa dan Trans Pacific Partnership (TPP).
"Dua itu merupakan perjanjian perdagangan yang besar dan ambisius. Kami juga melakukan kerja sama bilateral kepada negara tertentu khususnya Asia dan 4 negara. Seperti, Swiss, Liechtenistein untuk mendukung ekspor dan membuka pasar," kata Thomas di kantornya, Senin (18/1).
-
Apa itu APEC? APEC atau singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation adalah forum kerja sama antar 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik.
-
Mengapa APEC dibentuk? Organisasi negara-negara Asia Pasifik ini didirikan di Canberra pada bulan November 1989 bertujuan membangun kerja sama ekonomi.
-
Siapa yang menandatangani perjanjian kerja sama? Pada akhir acara penandatangan Nota Kesepahaman serta Perjanjian Kerjasama ditandatanganisecara langsung oleh Dekan FH UMY dan Ketua PTUN Yogyakarta.
-
Siapa yang menandatangani kerja sama ini? Penandatanganan dilakukan oleh Plt. Direktur Jenderal Pembinanan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kemnaker, Fahrurozi dan President of KOSHA, Ahn Jongjoo di Jakarta, Selasa (25/6).
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Kenapa Menko Perekonomian mendorong IEU-CEPA? Kata dia, IEU-CEPA instrumen penting untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Uni Eropa.
Kementerian Perdagangan mencatat ekspor Indonesia mencapai USD 150,3 miliar pada tahun lalu. Turun sebesar 14,6 persen ketimbang tahun sebelumnya sebesar USD 175,9 miliar.
Penurunan tersebut dipicu oleh kemerosotan harga komoditas migas dan nonmigas di pasar internasional. Masing-masing sebesar 16,9 persen dan 46,4 persen.
Selain itu, pelemahan ekspor juga disebabkan perlambatan perekonomian global. Ekspor nonmigas ke negara mitra dagang turun signifikan.
Seperti Hongkong (26 persen), Uni Emirat Arab (24 persen), China (19,4 persen), dan Australia (19 persen).
Thomas menambahkan, beberapa komoditas ekspor mengalami penurunan. Seperti produk kimia sebesar 35,5 persen, bahan kimia organik sebesar 31,4 persen, dan bahan bakar mineral sebesar 23,9 persen.
Sebaliknya, komoditas ekspor nonmigas Indonesia mengalami peningkatan.
"Seperti biji kerak dan abu ligam sebesar 76,1 persen, kopi teh dan rempah-rempah sebesar 19,7 persen, dan perhiasan atau permata sebesar 18,7 persen."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendag mengatakan, perundingan Indonesia-Peru CEPA ini merupakan landasan penting bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPerjanjian dagang nantinya akan menguntungkan kedua belah pihak.
Baca SelengkapnyaI-EU CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral paling komprehensif.
Baca SelengkapnyaPerjanjian perdagangan bebas menjadi salah satu strategi utama Indonesia untuk membuka akses pasar yang lebih luas.
Baca SelengkapnyaBerikut pengertian APEC lengkap dengan tujuan dan peranannya bagi Indonesia beserta kawasan.
Baca SelengkapnyaPengusaha ASEAN membidik sejumlah sektor untuk dapat ditingkatkan kerja samanya dengan Kanada.
Baca SelengkapnyaBergabungnya Indonesia menjadi langkah strategis untuk meningkatkan akses pasar dan mendorong reformasi struktural dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaDalam IEU-CEPA, Airlangga menuturkan bahwa BUMN dipertimbangkan untuk diberikan akses yang bersifat komersial.
Baca SelengkapnyaBKSAP DPR bertemu dengan Director of the European Parliament in ASEAN Antoine Ripoll di Gedung DPR RI, Jakarta.
Baca SelengkapnyaAFTA menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan integrasi ekonomi di ASEAN dan menciptakan pasar yang lebih efisien di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaHasil kajian dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyatakan, terdapat potensi pertumbuhan PDB riil mencapai 0,10 persen.
Baca Selengkapnya