Genjot ekspor sumber kekesalan Jokowi, Kemendag 'contek' regulasi negara pesaing
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengungkapkan kekesalannya terkait nilai ekspor Indonesia masih kalah dengan negara tetangga. Dia menyebut, ekspor Indonesia pada 2017 mencapai USD 145 miliar masih kalah dengan Thailand yang mencapai USD 231 miliar, Malaysia USD 184 miliar dan Vietnam yang mencapai USD 160 miliar.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, sebagai solusi, pemerintah akan melakukan evaluasi regulasi dengan membandingkan dengan milik negara pesaing di ASEAN. Hal ini juga untuk mempermudah tim negosiasi dalam menjalin kerja sama dengan negara tujuan ekspor.
"Pak Wapres sudah menugaskan kami untuk menyusun, beberapa yang kita nanti akan buat dengan matriksnya sejauh tidak melanggar undang-undang. Kemudian kita akan gunakan benchmark negara ASEAN, seperti Vietnam, Malaysia Thailand," jelasnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (12/2).
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk memperluas pasar ekspor? Kementerian Perdagangan terus memperluas pangsa ekspor produk Indonesia hingga ke Meksiko. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggelar pameran Expo Indonesia en Mexico (EIM) pada 3--6 Agustus 2023 di kawasan World Trade Center, Mexico City, Meksiko dan menghadirkan 51 pelaku usaha di pameran tersebut.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 7%? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
"Kalau mereka sudah bisa melakukan, kita perbedaannya seperti apa, nanti akan diputuskan dalam rakor yang dipimpin Pak Wapres sesuai perintah Presiden bahwa itu harus segera diselesaikan. Sehingga tim negosiasi akan lebih mudah mengatasinya," tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, penyebab lain ialah dalam tujuh tahun terakhir Indonesia belum mengadakan perjanjian perdagangan dengan beberapa negara tujuan ekspor. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab nilai ekspor Indonesia belum dapat bersaing dengan negara tetangga.
"Salah satu sebabnya, kita sudah tujuh tahun belum ada perjanjian. Baru satu di 2017 dengan Chili. Kendalanya, internal kita dulu harus dibenahi yaitu antar kementerian lembaga harus satu," ujar Menteri Enggar.
Perjanjian perdagangan tersebut terkait perjanjian perdagangan bebas diantaranya preferential trade agreements (PTA) dan free trade agreements (FTA). "Banyak sekali negara yang mengeluhkan kepada kita, karena sudah di launch join study tapi terhenti. Tapi bukan semata-mata kesalahan kita, karena kadang masalah politik di dalam negeri mereka pun jadi soal," jelasnya.
Ke depan selain memperluas pasar ekspor, pemerintah juga akan melakukan peningkatan nilai tambah produk ekspor. "Ini jadi dua hal. Pasar baru dan produk baru. Kita masih dominan sawit, yang kedua batubara. Baru industri manufaktur yang cukup besar mulai dari sepatu, tekstil, otomotif, mesin juga sudah mulai meningkat," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi meminta pasar dalam negeri tidak di kuasai oleh produk mebel impor.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaSektor ekspor akan memainkan peran penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi teringat masa lalu jika hadir di kegiatan permebelan.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, produk mebel RI ada di peringkat 17. Sementara Vietnam ada di posisi 2 dan Malaysia 12.
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung tentang over-produksi di China yang memicu kekhawatiran banyak negara terkait membanjirnya produk impor murah.
Baca SelengkapnyaI-EU CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral paling komprehensif.
Baca SelengkapnyaJokowi minta semua menteri mencari tahu penyebab PMI Indonesia terkontraksi setelah 34 bulan berturut-turut mengalami trens ekspansi.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut kondisi itu sangat memprihatinkan dan menjadi pekerjaan besar untuk pemerintah.
Baca SelengkapnyaAda selisih sebesar USD2,94 miliar atau sekitar Rp43 triliun ini menunjukkan adanya impor yang tidak tercatat oleh BPS.
Baca SelengkapnyaSegala tindak diskriminasi terhadap upaya kemajuan negara-negara berkembang harus dihilangkan.
Baca SelengkapnyaAda beberapa negara yang tak setuju dengan berbagai kebijakan pemerintah Indonesia.
Baca Selengkapnya