Genjot Investasi, Menkeu Harap Bank Indonesia Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) telah melakukan pelonggaran kebijakan melalui penurunan Bank Indonesia (BI) 7-Days Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan menjadi angka 5,75 persen. Penurunan itu dilakukan sejalan dengan kondisi perekonomian global yang melambat.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan keputusan BI dalam menurunkan suku bunga acuan memberikan dampak positif terhadap pasar. Dia pun berharap, penurunan suku bunga masih akan terus berlanjut ke depannya.
"Ya tentu kita berharap respon dari BI terhadap lingkungan global maupun dalam negeri dengan adanya penurunan suku bunga dan kemungkinan masih akan ada langkah selanjutnya," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (22/7).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Apa itu KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang adalah program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh BRI dengan suku bunga yang berjenjang. Program ini memiliki suku bunga fixed rate pada tahun-tahun awal tertentu, kemudian suku bunga akan berubah pada tahun-tahun berikutnya.
-
Kapan KPR BRI suku bunga berjenjang berlaku? Pasalnya, BRI menawarkan suku bunga berjenjang hingga 20 tahun yang berlaku mulai dari tanggal 1 Oktober 31 Desember 2024, lho.
-
KPR BRI punya suku bunga apa saja? BRI menawarkan suku bunga berjenjang hingga 20 tahun yang berlaku mulai dari tanggal 1 Oktober 31 Desember 2024, lho.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Kapan BNI Sekuritas akan merevisi target harga BRI? Bahkan valuasi BBRI disebut menarik akibat adanya tren kenaikan suku bunga sehingga pihaknya akan kembali melakukan reviu.
Menteri Sri Mulyani mengatakan, kenaikan suku bunga selama ini telah memberi dampak terhadap sektor perbankan. Sehingga, mau tidak mau kenaikan suku bunga acuan juga berdampak pada laju investasi yang belakangan melempem.
"Dengan penurunan suku bunga dan direction yang akan terjadi dan improvement dan perbaikan dari sisi investasi kita berharap investasi akan bisa pickup lagi semester II," katanya.
Sebelumnya, BI kembali membuka peluang untuk menurunkan suku bunga acuan di Semester II-2019. Penurunan suku bunga tersebut diharapkan akan memberikan keuntungan bagi sejumlah sektor, antar lain perbankan dan properti.
"Minggu lalu kami juga melanjutkan langkah-langkah pelonggaran kebijakan kami. Kami sudah turunkan suku bunga. Penurunan suku bunga berlanjut masih akan terbuka," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaPutusan mempertahankan suku bunga acuan ini dibuat untuk menjaga tingkat inflasi nasional agar terkendali, seiring pergolakan ekonomi di tingkat global.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaBank sentral mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DDR) di level 6 persen.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaCadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Baca Selengkapnyaproyeksi penurunan suku bunga ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk untuk menjaga stabilitas.
Baca Selengkapnya