Gerindra ungkap kecurangan Pemerintah Jokowi turunkan harga BBM
Merdeka.com - Partai Gerindra menuding pemerintah merugikan masyarakat dengan menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium sebesar Rp 7.600 per liter. Idealnya harga BBM jenis Premium saat ini ialah Rp 5.714 per liter.
Berdasarkan analisa Gerindra yang dikutip dari laman twitternya hari ini, Selasa (6/1), pemerintah setidaknya meraup keuntungan Rp 1.886 per liter. Angka ini masih ditambah dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp 707.
"Justru pemerintah mendapatkan keuntungan besar dari penjualan BBM Premium dengan selisih keuntungan Rp 1.886 per liter," tulisnya.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa jenis BBM yang turun harganya? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
Perhitungan Gerindra ialah harga BBM yang saat ini dijual sesuai mekanisme pasar sebesar USD 72,69 per barel dikalikan asumsi nilai tukar Rupiah saat ini Rp 12.500 maka didapat angka Rp 908.668 per barel.
Angka Rp 908.668 per barel lalu dikonversi ke liter atau dibagi 159, di mana 1 barel menurutnya setara dengan 159 liter, maka hasilnya ialah Rp 5.714 per liter. Angka itulah, menurut Gerindra, seharusnya harga Premium saat ini.
"Jadi sekali lagi, bahwa saat ini masyarakat tidak disubsidi tetapi justru malah pemerintah mendapatkan keuntungan besar dari penjualan BBM jenis Premium," jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah memutuskan menghapus subsidi BBM jenis Premium. Tujuan pemerintah tak lain untuk menyehatkan keuangan negara.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran subsidi energi tahun lalu masih di bawah pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014. Hingga 31 Desember 2014, realisasi subsidi energi mencapai Rp 341,8 triliun atau 97,6 persen dari pagu APBN-P 2014.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan dalam APBN-P 2014, subsidi energi dipatok Rp 350,3 triliun. Sementara itu, subsidi bahan bakar minyak (BBM) juga tak melampaui target yakni sebesar Rp 240 triliun.
"Asumsi (subsidi BBM) APBN-P 2014 sebesar Rp 246,5 triliun," ujar dia dalam konferensi pers kinerja realisasi APBN-P tahun 2014 di Kementerian Keuangan, Jakarta.
Menurut Bambang, kebijakan kenaikan harga BBM subsidi yang dilakukan pemerintah pada November 2014 lalu berhasil membuat anggaran subsidi tidak terlampaui dari asumsi. Selain itu, juga ada pembayaran carry over Pertamina dari subsidi BBM juga turun dari Rp 46 triliun menjadi Rp 33 triliun.
Untuk subsidi listrik, realisasi hingga 31 Desember 2014 mencapai Rp 101,8 triliun atau 98,1 persen dari APBN-P 2014. Angka tersebut lebih rendah dari asumsi APBN-P 2014 sebesar Rp 103,8 triliun.
"Memang dua subsidi ini yang menggerus anggaran kita," pungkas dia. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per 1 November, harga BBM Pertamina mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaSejak Maret 2024, BUMN tersebut mempertahankan harga, meski minyak dunia saat itu melonjak pesat.
Baca SelengkapnyaJenis BBM di SPBU Shell juga mengalami penurunan pada Shell Super yang sebelumnya Rp13.990 per liter kini Rp13.390 per liter.
Baca SelengkapnyaEddy menyampaikan, kenaikan atau penyesuaian harga BBM non subsidi itu bisa dilakukan dengan memperhatikan daya beli masyarakat saat ini.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaSejumlah badan usaha swasta penyedia BBM semisal Shell Indonesia dan BP AKR terus mendongkrak harga BBM miliknya selama beberapa bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaBP Diesel sebelumnya dijual Rp16.980 per liter menjadi Rp15.665 per liter.
Baca SelengkapnyaKemudian, Pertamax Turbo sebelumnya Rp15.500 per liter kini menjadi Rp15.350 per liter.
Baca SelengkapnyaPertamina ikut melakukan penyesuaian harga pada BBM non subsidi yang terdiri dari BBM gasoline, Pertamax Turbo dan Pertamax Green 95.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM per 1 Oktober 2023, ini rinciannya.
Baca SelengkapnyaHarga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen.
Baca Selengkapnya