Gita Wirjawan: Pertumbuhan Blockchain akan Lebih Gila Daripada Internet
Merdeka.com - Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai, perkembangan industri berbasis teknologi Blockchain ke depan akan semakin gila. Bahkan, pertumbuhan jaringan yang mewadahi transaksi uang digital (cryptocurrency) ini bakal jauh lebih pesat dibanding internet.
Gita lantas mengamati penggunaan internet pada periode waktu 1990-2020 yang tumbuh sekitar 60 persen per tahun. Menurutnya, pertumbuhan Blockchain bakal mencapai dua kalinya
"Tapi akhir-akhir ini ada fenomena baru, namanya Blockchain yang lebih diberdayakan untuk kepentingan kripto dan lain-lain. Itu pertumbuhan per tahunnya dari 15-16 tahun yang lalu 120 persen per tahun. Lebih gila lagi daripada internet," ujarnya dalam sesi webinar, Senin (8/11).
-
Bagaimana adopsi teknologi mendorong harga kripto? Misalnya pengenalan DeFi (Decentralized Finance), NFT (Non-Fungible Tokens) atau layer 2 scaling solutions di Ethereum sering kali menarik perhatian investor. Ketika koin tertentu mendapatkan manfaat langsung dari inovasi teknologi tersebut, minat pasar terhadap koin tersebut meningkat.
-
Dimana teknologi blockchain bisa diterapkan? Blockchain memiliki potensi untuk mengubah cara kita melakukan transaksi, mengelola data, dan membangun kepercayaan di berbagai industri.
-
Apa itu Bitcoin? Kripto berawal dengan Bitcoin pada tahun 2009. Saat Bitcoin menjadi makin populer, mata uang lain, seperti Namecoin dan Litecoin di tahun 2011, memasuki pasar, dengan fitur uniknya masing-masing.
-
Kenapa Ganjar bahas hilirisasi digital? Dalam kesempatan itu, Ganjar berdialog santai bersama mereka. Salah satu bahasan yang disampaikan Ganjar adalah konsep hilirisasi industri digital sebagai langkah memajukan dunia kreatif Indonesia.
-
Mengapa harga Bitcoin melonjak? Peningkatan harga ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk arus investasi institusional yang semakin meningkat dan masuknya dana ke dalam ETF Bitcoin.
-
Bagaimana Blockchain bekerja di sistem keuangan? Blockchain bekerja di dalam sistem keuangan dengan cara mencatat transaksi keuangan dalam blok data yang terhubung secara terus-menerus.
Menurut dia, ke depan pengguna teknologi Blockchain tidak hanya terpaku pada kelompok milenial saja, tapi juga para generasi di atasnya. Alhasil, jumlah penggunanya diperkirakan bisa tembus 1 miliar orang dalam 3-4 tahun ke depan.
"Jadi semakin teman-teman kita, bukan hanya milenial saja, tetapi generasi Z. Mereka bisa memanfaatkan fenomena pertumbuhan block chain 120 persen per tahun dan fenomena internet yang tumbuh 60 persen per tahun," tuturnya.
"Lu bisa bayangin, sekarang pengguna block chain aja sudah hampir 200 juta. Tapi dalam 3-4 tahun ke depan itu akan melampaui 1 miliar pengguna di seluruh dunia," kata Gita.
Perkembangan Blockchain ini disebutnya juga tidak akan lepas dari sisi pemberdayaan tenaga kerja. Gita mengatakan, teknologi tersebut kelak akan banyak menjamah berbagai sektor konvensional yang saat ini pun belum terlalu akrab dengan dunia digital.
"Jadinya siapapun yang bisa mengikuti proses perkembangan, apakah itu internet atau Blockchain, itu akan diberkahi dengan lapangan kerja. Dan itu enggak lepas dari sektor yang kental dengan IT, tapi sektor apapun," imbuhnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam industri keuangan, teknologi blockchain telah membuka jalan bagi konsep keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Baca SelengkapnyaTeknologi blockchain masih tergolong baru, sehingga edukasi masyarakat tetap diperlukan.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaPeluang karir di industri blockchain tidak terpatok hanya dalam sektor IT (developer saja), tetapi tetap membutuhkan sektor lain.
Baca SelengkapnyaWeb3 adalah generasi ketiga dari teknologi web yang berfokus pada desentralisasi, keamanan, dan privasi pengguna.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bitcoin berada di bawah emas (USD 17,23 triliun), Nvidia (USD 3,63 triliun), Apple (USD 3,4 triliun) dan lainnya.
Baca SelengkapnyaGuyonan Menkominfo baru Budi Arie Setiadi soal digitalisasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUpaya-upaya menumbuhkan pengembangan ekonomi digital perlu kerja bersama.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital di Indonesia semakin pesat. Hal itu tercatat dalam laporan tahunan BI 2021.
Baca SelengkapnyaBadan otoritas sudah sangat diwajibkan memperkuat sistem digital, dengan memanfaatkan next generation tools semacam AI.
Baca SelengkapnyaHingga Desember 2023, transaksi QRIS mencapai Rp225 triliun
Baca Selengkapnya