Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gizi buruk masih mewabah, paradigma ketahanan pangan kudu diubah

Gizi buruk masih mewabah, paradigma ketahanan pangan kudu diubah beras. shutterstock

Merdeka.com - Pemerintah dinilai perlu mengubah paradigma ketahanan pangan yang sudah digenggam menahun. Sebab, paradigma lama hanya fokus pada swasembada beras ternyata tak berhasil menekan jumlah penderita gizi buruk di Tanah Air.

"Kita lihat hambatan ketahanan pangan ada pada masalah distribusi dan daya beli. Capaian ketahanan pangan selama ini belum berdampak pada kondisi ketahanan jasmani masyarakat," kata Peneliti Utama Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) Kementerian Pertanian Achmad Suryana dalam seminar "Refleksi 12 Tahun Ketahanan Pangan Indonesia", Jakarta, Kamis (2/10).

Menurut Achmad, pemerintah berhasil menggenjot produksi beras mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduk. Sayang, keberhasilan itu tak menular ke produksi tanaman pangan lainnya.

"Tapi keberhasilan di padi tidak tertolong dengan penaikan produksi tanaman pangan sekunder, kecuali jagung," ujarnya.

Achmad mengungkapkan data historis yang menunjukkan kesuksesan pemerintah meningkatkan produksi beras. Dimulai pada masa kolonial Belanda, tepatnya1931, produksi beras nasional 3,5 juta ton. Itu mencakup ketersediaan beras 58,4 kilogram per kapita.

Pada Orde Lama, kecukupan beras naik menjadi 12 kilogram per kapita ketika penduduk sudah berjumlah 77 juta jiwa. Pemerintah Orde Baru melanjutkan keberhasilan dengan meningkatkan kecukupan beras menjadi sebesar 164 kilogram per kapita.

Belum selesai sampai disitu. Ketersedian beras terus melonjak hingga mencapai 285 kilogram per kapita dalam 12 tahun terakhir pascareformasi.

Kecuali jagung, fenomena peningkatan produksi tak terjadi pada komoditas pangan pokok lain. Dalam 12 tahun terakhir, produksi jagung meningkat dari 9,6 juta ton menjadi 18 juta ton.

"Tapi kita lihat kedelai anjlok menjadi 3,1 kilogram per kapita, produksi cuma 780 ribu ton. Demikian pula ubi tanah dan ubi kayu," ungkap Achmad.

Dampaknya, program ketahanan pangan yang dicanangkan sejak 2002 tidak menghasilkan perbaikan gizi masyarakat. Data 2011-2013 menunjukkan jumlah penderita gizi buruk dan kurang gizi masih di level 5 persen dan 11,9 persen.

Kemudian, 35 persen anak di bawah lima tahun menderita kekurangan gizi. Rendahnya kualitas gizi masyarakat pada gilirannya bakal menyulitkan pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan.

Staf Ahli Menteri Pertanian Pantjar Simatupang menambahkan, total surplus beras 2011-2013 mencapai 26 juta ton. Namun, itu tak berhasil mengurangi jumlah penderita gizi buruk.

"Kita terperangkap paradoks. Melimpah, tapi ada kelaparan tersembunyi, konsumsi energi dan protein tidak mencukupi," cetusnya.

Untuk itu, perlu ada perubahan paradigma ketahanan pangan. pemerintah harus memikirkan diversifikasi dan kemudahan akses pangan.

"Agendanya bagaimana kita fokus membuka akses pangan kepada yang berhak dan produksi bisa berimbang," kata Pantjar. (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Produksi Beras Dalam Negeri Bisa Terancam karena Krisis Iklim
Produksi Beras Dalam Negeri Bisa Terancam karena Krisis Iklim

Salah satu tantangan paling mendesak bagi produksi beras adalah perubahan iklim

Baca Selengkapnya
Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan
Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan

Apakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?

Baca Selengkapnya
Asal Usul Food Estate yang Dianggap Gagal dan Sering Digaungkan Saat Debat Pilpres
Asal Usul Food Estate yang Dianggap Gagal dan Sering Digaungkan Saat Debat Pilpres

Food estate sejatinya bukan program baru yang dilakukan pemerintah untuk menjamin ketahan pangan.

Baca Selengkapnya
16 Persen Penduduk Indonesia Rentan Alami Kelaparan
16 Persen Penduduk Indonesia Rentan Alami Kelaparan

Daud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.

Baca Selengkapnya
Waspada, Produksi Beras Dalam Negeri Terus Menurun Hingga Akhir Tahun
Waspada, Produksi Beras Dalam Negeri Terus Menurun Hingga Akhir Tahun

Atas situasi tersebut, Badan Pangan Nasional telah meminta Bulog untuk terus menerus melakukan optimalisasi serapan produksi dalam negeri selama 2 bulan ini.

Baca Selengkapnya
Gerakan Bapanas Stop Boros Pangan Dinilai Sulit Diwujudkan
Gerakan Bapanas Stop Boros Pangan Dinilai Sulit Diwujudkan

Opsi itu digaungkan Bapanas merespons data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut 30% total pangan terbuang.

Baca Selengkapnya
Stunting pada Anak dan Obesitas di Orang Dewasa Beri Beban Ganda Masalah Gizi di Indonesia
Stunting pada Anak dan Obesitas di Orang Dewasa Beri Beban Ganda Masalah Gizi di Indonesia

Ancaman masalah ganda nutrisi bisa dialami Indonesia akibat stunting di anak dan obesitas di orang dewasa.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Eksploitasi Tanah, Produksi Beras Indonesia Terancam
Gara-Gara Eksploitasi Tanah, Produksi Beras Indonesia Terancam

Berbagai faktor memperburuk jumlah produksi beras Indonesia yang selalu turun.

Baca Selengkapnya
Menkes: Penyakit Besar di Indonesia Bukan Hanya Stroke dan Jantung Tapi Gizi
Menkes: Penyakit Besar di Indonesia Bukan Hanya Stroke dan Jantung Tapi Gizi

Masalah kekurangan gizi termasuk salah satu masalah atau penyakit besar di Indonesia, disamping beberapa penyakit lainnya.

Baca Selengkapnya
Kasus Stunting Masih Tinggi di Indonesia, Orangtua Miliki Peran Sangat Penting dalam Cegah Terjadinya Malnutrisi
Kasus Stunting Masih Tinggi di Indonesia, Orangtua Miliki Peran Sangat Penting dalam Cegah Terjadinya Malnutrisi

Masalah malnutrisi masih mengancam masa depan Indonesia. Penting untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganannya.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Harga Beras Masih Bertahan Mahal Hingga Akhir Tahun 2023
Ternyata, Ini Penyebab Harga Beras Masih Bertahan Mahal Hingga Akhir Tahun 2023

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku belum bisa menurunkannya karena ada tiga faktor besar yang membuat harga beras mahal.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Beberkan Kendala Penyerapan Beras Petani, Termasuk Kelangkaan Pupuk
Dirut Bulog Beberkan Kendala Penyerapan Beras Petani, Termasuk Kelangkaan Pupuk

Jumlah panen raya saat ini sangat melimpah, namun karena cuaca yang tidak mendukung menyebabkan waktu panen yang singkat.

Baca Selengkapnya