GMF Aero Asia incar dana IPO Rp 5,5 T, terbesar se-Asia 17 tahun terakhir
Merdeka.com - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) akan melepas 10,8 miliar lembar saham atau sebanyak 30 persen dari modal disetor dalam proses Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO). IPO dilakukan sebagai langkah mewujudkan visi menjadi 'Top 10 MRO in The World' dengan pendapatan mencapai USD 1 miliar di 2021 mendatang.
Direktur Utama GMF, Iwan Joeniarto mengatakan perseroan menargetkan meraih dana segar sekitar Rp 4,24 triliun sampai Rp 5,55 triliun dari IPO ini. Dana hasil IPO, sekitar 60 persen akan digunakan untuk mendanai investasi dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di Line Maintenance dan Repair & Overhaul. Selain itu, sekitar 15 persen untuk refinancing utang. Sisanya untuk kebutuhan modal kerja.
"Masa penawaran awal akan berlangsung dari 11 September hingga 21 September 2017. IPO ini merupakan yang terbesar dalam industri MRO di Asia semenjak 17 tahun terakhir," kata Iwan, di Hotel Four Seasons, Jakarta, Senin (11/9).
-
Siapa yang mengeluarkan dana Rp 30 miliar? Pengusaha asal Amerika Serikat, Bryan Johnson menghabiskan USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun demi memuluskan blueprint yang dia sebut mengembalikan usia muda.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Kenapa saham BRI naik 61,5 kali lipat? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
-
Apa yang Raffi Ahmad investasikan di IKN? "Ya kemarin sudah ada, mungkin kita juga salah satu, ya kita kecil-kecilan aja lah," ujarnya.
-
Apa realisasi investasi tahun 2023? Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun.
-
Bagaimana DANA terus bertumbuh secara signifikan? Selain melalui jumlah penggunanya, pertumbuhan yang signifikan juga ditandai dengan melonjaknya jumlah UMKM mitra DANA Bisnis yang kini mencapai 700 ribu dan rata-rata transaksi harian yang meningkat sebesar 102 persen (YoY).
"Rencana ekspansi GMF akan berfokus pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas dengan cara memperbarui teknologi dan skill sumber daya manusia sehingga GMF dapat menjadi Total Solutions Provider, memberikan layanan terintegrasi bagi pelanggan kami. Selanjutnya GMF akan melakukan pengembangan perusahaan dengan memperbesar pasar kami dan menambah footprint global kami," tambahnya.
Dalam aksi korporasi ini, PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT BNI Sekuritas bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Saham (Joint Lead Underwriters).
Prospek bisnis industri MRO, dinilai merupakan industri yang menarik dan relatif aman terhadap perubahan kondisi ekonomi. Hal ini dikarenakan perawatan dan reparasi pesawat merupakan hal vital dan wajib dilakukan secara rutin oleh semua maskapai penerbangan diluar kompetisi pasar antar maskapai itu sendiri.
Sebagai bagian dari industri jasa dan peralatan, bisnis MRO sendiri cukup menguntungkan dengan margin laba mencapai hingga dua digit, dan GMF sendiri mencatatkan pertumbuhan margin laba sebesar 15 persen pada 2016.
GMF merupakan market leader di Indonesia dan salah satu pemain utama di Asia. Sesuai riset dari Canadian Association of Marketing Research Organizations (CAMRO), kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah diperhitungkan akan mengalami kenaikan jumlah armada pesawat dan pertumbuhan MRO tertinggi. Sejalan dengan hal tersebut, GMF akan memfokuskan ekspansi global pada wilayah Timur Tengah, Asia Timur, dan Australia.
Tahun lalu, EBITDA margin GMF sebesar 26 persen tercatat menjadi salah satu yang tertinggi di industri MRO. Pertumbuhan pendapatan secara konsisten mencapai dua digit selama tiga tahun terakhir, dengan 27,18 persen pada 2016. Pendapatan GMF pada 2016 adalah sebesar USD 389 juta, dengan laba bersih sebesar USD 57,7 juta.
Kinerja yang prima dan penerapan good corporate governance telah dibuktikan dengan diraihnya penghargaan Very High-Level Quality MRO dari Federal Aviation Administration (FAA) dan predikat Juara 1 Annual Report Award 2015 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam upaya menjadi Total Solutions Provider, GMF turut mengharumkan nama Indonesia di mata internasional melalui didirikannya 'Hangar 4 GMF' yang merupakan hangar pesawat narrow body terbesar di dunia dan merupakan satu-satunya hangar yang dapat menampung 16 pesawat sekaligus. Selain hangar, GMF juga merupakan satu-satunya pemilik lisensi Airbus Remote Training Center (ARTC) di dunia yang menyediakan pelatihan reparasi dan perawatan pesawat berstandar internasional.
"Total Solutions Provider, merupakan esensi kami dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas teknologi serta pelayanan untuk menyerap potensi bisnis MRO yang sebenarnya masih sangat besar baik di dalam maupun luar negeri," pungkas Iwan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun, belum ada mengenai rincian jumlah saham yang akan ditawarkan.
Baca SelengkapnyaGaruda Indonesia Siapkan Dana Rp774 Miliar untuk Bayar Utang, Uangnya Dari Mana?
Baca SelengkapnyaUntuk Badan Bank Tanah dimohonkan Rp1 triliun ini akan digunakan untuk pemenuhan modal bank tanah sesuai dengan amanat pasal 43 ayat 1 PP 64 tahun 2021.
Baca SelengkapnyaCinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru, dengan harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham.
Baca SelengkapnyaBRI Danareksa Jadi Penjamin Emisi Obligasi IIF Rp500 Miliar, Nilai Kupon Capai 7,25 Persen
Baca SelengkapnyaNilai dari proyek pengembangan ini sekitar Rp100 triliun.
Baca SelengkapnyaOversubscription IPO yang mencapai 12,9 kali menunjukkan kepercayaan investor terhadap ISEA ke depannya.
Baca SelengkapnyaPermintaan baja global diperkirakan meningkat 30 persen pada tahun 2050.
Baca SelengkapnyaSaham Newport Marine Services ditawarkan pada harga Rp100 per saham dan mengalami oversubscribed sebanyak 60,51 kali dari jumlah saham yang ditawarkan.
Baca SelengkapnyaBerikut rencana perusahaan setelah mengantongi dana segar Rp 132 miliar.
Baca SelengkapnyaCapaian itu menjadi kali pertama bagi Garuda Indonesia pasca-selesainya proses restrukturisasi pada akhir 2022.
Baca SelengkapnyaIHSG juga tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun.
Baca Selengkapnya