Gojek Prediksi Bisnis Transportasi Online Masih Bakal Lesu Hingga Akhir 2021
Merdeka.com - CEO Gojek, Kevin Aluwi, mengaku layanan jasa transportasi yang menjadi andalan perusahaannya mengalami penurunan hingga di atas 50 persen. Penurunan ini terjadi sejak beberapa bulan pertama virus corona mulai menyebar di Indonesia.
"Kita lihat penurunannya besar, bisa dibilang di atas 50 persen," kata Kevin dalam Webinar Kompas 100 CEO FORUM: Digitization; Catching Up with The New Era of Consumer, Jakarta, Kamis (14/1).
Sebagaimana diketahui, pada awal masa pandemi, para pengemudi ojek online banyak kehilangan penumpang. Hal ini dikarenakan kebijakan pembatasan sosial di masing-masing daerah, terutama di kawasan Jabodetabek.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana Niko mengatasi penurunan omzet saat pandemi? Niko yang semula pasrah, akhirnya mulai menyadari potensi besar dari teknologi ini ketika dia mengunjungi sebuah tempat produksi DTF di Jakarta.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kenapa Jalan Tol laku keras saat pandemi? Contohnya pandemi. Nah, saat pandemi itu kalau tidak ada jalan tol pasti banyak orang frustasi. Pandemi itu jalan tol laku keras, istri saya saja sudah tidak mau naik kereta atau naik pesawat ke Semarang. Door to door sudah langsung dari rumah ke rumah kan (naik mobil),“ ujar Basuki.
-
Toyota atasi penurunan penjualan? 'Bagi kami kan yang penting adalah membangun long term relation, bagaimana membangun hubungan yang baik dengan konsumen. Menjaga retensi, apakah itu bengkel, atau apa pun lah yang bisa kita lakukan. Karena kan modal kita adalah konsumen, yang kalau kita lihat beberapa tahun terakhir yang membeli mobil ya itu lagi-itu lagi,' ujarnya.
Kevin mengatakan bisnis jasa antar penumpang ini lesu selama masa pandemi Covid-19. "Pada 3-6 bulan pertama ini (penurunannya) parah," kata dia.
Baru pada 3 bulan terakhir di tahun 2020, bisnis layanan transportasi online ini menunjukkan masa pemulihan. Hanya saja, proses pemulihan baru mencapai 70 persen dari sebelum masa pandemi.
"Sekarang recovery sudah terjadi, tapi masih di angka 70 persen di masa pandemi," kata Kevin.
Meski sudah mulai ada tanda-tanda pemulihan, namun proyeksi internal perusahaan menunjukkan bisnis di jasa transportasi ini masih akan tetap sama seperti di 2020. Sektor ini akan mengalami banyak tantangan.
"Kita melihat industri transportasi ini masih akan terus sulit dan banyak tantangan," kata dia.
Apalagi pendistribusian vaksin baru dilakukan beberapa waktu lalu. Optimisme yang terbangun juga masih meninggalkan tanda tanya. Berbagai diskusi banyak menyebut pandemi segera berakhir setelah vaksin ditemukan dan didistribusikan. Namun tetap masih belum bisa memberikan kepastian.
"Pandemi akan berakhir, tapi yang masih belum jelas itu kapan dan masalah kapan ini membuat kami memiliki proyeksi yang konservatif," kata dia.
Perusahaan menilai bisnis di sektor ini akan tetap sama dengan tahun sebelumnya. Sehingga Gojek memilih melakukan pengembangan bisnis di sektor lain yang lebih menjanjikan.
"Kami kira ini tidak bakal kembali seperti normal, masih di sini-sini saja, mungkin sampai akhir tahun," kata dia mengakhiri.
Gojek Caplok 22 Persen Saham Bank Jago
Gojek melakukan investasi di PT Bank Jago Tbk. Bank Jago Tbk ini merupakan bank berbasis teknologi di Indonesia. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana investasi jangka panjang dan kemitraan strategis untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia.
Tujuan utama dari kolaborasi strategis ini adalah menyediakan layanan perbankan digital melalui platform Gojek, sehingga jutaan pelanggan Gojek dapat membuka rekening Bank Jago dan mengelola keuangan lebih mudah lewat aplikasi Gojek. Kolaborasi ini juga membuka potensi kerjasama dengan berbagai institusi keuangan dan perbankan lain untuk mendukung mereka menjangkau lebih banyak konsumen.
Investasi yang dilakukan melalui bisnis layanan keuangan dan pembayaran digital ini, menjadikan Gojek sebagai pemegang 22 persen saham Bank Jago. Terlaksananya transaksi ini tidak mengubah pengendalian saham di Bank Jago. PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology (WTT) tetap sebagai pemegang saham pengendali dengan total kepemilikan saham 51 persen.
Andre Soelistyo, Co-CEO Gojek, mengatakan, investasi di Bank Jago merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek ke depannya.
"Bank berbasis teknologi seperti Bank Jago akan memperkuat ekosistem Gojek sekaligus akan membuka akses yang lebih luas kepada layanan perbankan digital bagi masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi kedua perusahaan untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia," jelas Andre dalam keterangan persnya, belum lama ini.
Dilanjutkan Andre, kolaborasi ini akan menjadi awal dari cara baru dalam menawarkan layanan keuangan kepada para pengguna Gojek. Kharim Siregar, Direktur Utama Bank Jago, mengatakan, kolaborasi strategis antara Bank berbasis teknologi seperti Jago dan super-app seperti Gojek merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.
"Kolaborasi mendalam ini akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan bisa terus menjadikan Indonesia tuan rumah di negeri sendiri. Sebagai bank berbasis teknologi yang dirancang khusus dengan sistem API terbuka, kami juga akan bekerja sama dengan pemain-pemain ekosistem digital lain untuk memperluas akses keuangan sekaligus mewujudkan aspirasi kami yaitu, meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta insan melalui solusi finansial digital yang berfokus pada kehidupan," terang dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Driver ojek online berharap pemerintah melakukan langkah penanggulangan konkret terkait polusi udara yang sudah bertahan dalam kurun satu pekan lebih ini.
Baca SelengkapnyaMenurut Gaikindo, kenaikan tarif tol dan wacana pembatasan BBM subsidi tidak terlalu berdampak pada penjualan mobil. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil yang mengalami penurunan mendorong sejumlah brand memberikan diskon yang cukup besar pada beberapa modelnya. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaASN WFH selama KTT ASEAN tidak terlalu mengurangi volume kemacetan di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaPekerjaan di sektor gig, rentan terhadap ketidakstabilan pendapatan dan kurangnya jaminan sosial.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaKondisi arus balik landai lantaran belum semua pemudik kembali ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaGojek mendapatkan penghargaan sebagai aplikasi online favorit masyarakat.
Baca SelengkapnyaPrevalensi pekerjaan kelas menengah mengalami penurunan dari 14 menjadi 9 persen.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui keberadaan e-commerce berbasis media sosial, seperti TikTok Shop membuat bisnis pedagang ke UMKM menjadi anjlok.
Baca SelengkapnyaPenjualan motor Indonesia turun 7,8% di September 2024 dengan skuter matik mendominasi pasar. Ekspor juga menunjukkan penurunan serupa.
Baca Selengkapnya