Green diesel dari kilang Pertamina tekan ketergantungan impor minyak RI
Merdeka.com - Dua unit fasilitas pengolahan minyak (kilang) akan memproduksi solar kualitas tinggi jenis green diesel. Guna merealisasikannya, akan dilakukan studi terlebih dahulu.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengatakan dua kilang tersebut adalah Plaju dan Dumai, untuk menghasilkan solar dengan kualitas tinggi atau B100. "Jadi green diesel. Bukan di convert, mau dites dulu, baru studi. Sekarang green diesel itu lebih tinggi dari biosolar biodiesel kualitasnya. Green diesel itu proses hydrogenetik" kata Arcandra, di Jakarta, Rabu (10/10).
Arcandra mengungkapkan dengan menghasilkan green diesel maka akan mengurangi impor minyak mentah karena bahan bakunya berasal dari dalam negeri. Imbasnya akan meningkatkan ketahanan energi ke depan.
-
Dimana proyek kilang baru Pertamina berada? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
-
Mengapa Pemprov Kaltim mendorong Perusda untuk beralih ke energi terbarukan? Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Indonesia perlahan beralih ke energi terbarukan.
-
Bagaimana Pertamina membangun sustainable energy? Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy. Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
"Ini masalah strategi ke depan, mau foreign based supply atau domestik based supply. Kalau green diesel itu domestik based supply, itu isunya. Bukan masalah kilangnya mau apa dikonvert ke ini dan itu," tuturnya.
Arcandra melanjutkan, dengan sumber bahan baku dari dalam negeri dan berujung pada pengurangan impor minyak mentah, keberadaan green diesel akan menguatkan mata uang dalam negeri.
"Karena current domestik kita butuh kalau green diesel itu sourcenya dalam negeri, tidak perlu impor crude lagi, bukan tidak perlu, tapi berkurang impor crudenya. Itu konsepnya," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Energi terbarukan yang paling potensial adalah panas bumi yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga saat ini telah menandatangani kerjasama dengan PT Putra Perkasa Abadi (PPA) dan PT Antareja Mahada Makmur (AMM).
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.
Baca SelengkapnyaPertamina memaparkan roadmap bisnis perusahaan di bidang bisnis biofuels dan dekarbonisasi kepada pebisnis dan praktisi di Singapura.
Baca SelengkapnyaMelalui dukungan yang semakin kuat dari Pemerintahan Prabowo, akan membuat performa BUMN termasuk Pertamina semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaKekayaan alam di merupakan modal besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat energi hijau.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon hingga 600 giga ton melalui Carbon Capture and Storage (CCS).
Baca SelengkapnyaKolaborasi dengan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), Pertamina Patra Niaga mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di sektor pertambangan.
Baca SelengkapnyaPembahasan mengenai hal ini diangkat dalam sesi pleno bertajuk 'Green Industry: Transitioning the Power Sector to Zero Emissions'.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaPertamina akan terus mengembangkan penggunaan bahan bakar berbasis bioenergi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Baca Selengkapnya