Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gubernur BI: Perbankan Segera Turunkan Suku Bunga Kredit

Gubernur BI: Perbankan Segera Turunkan Suku Bunga Kredit Gubernur BI Perry Warjiyo. ©Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana

Merdeka.com - Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan 25 bps dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Maret lalu menjadi 4,5 persen. Kebijakan ini diambil dalam rangka menyesuaikan dengan kondisi perekonomian nasional yang mengalami pelemahan akibat pandemi virus corona.

"Oleh karena itu kami juga meminta kepada perbankan untuk segera menurunkan suku bunga kredit," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (24/3).

Perry menyebut, Kementerian BUMN telah meminta bank himpunan negara (Himbara) untuk merealisasikan kebijakan bank sentral. Kementerian pimpinan Erick Thohir ini telah menginstruksikan perbankan BUMN untuk menurunkan suku bunga kredit dan tetap menyalurkan kredit dalam kondisi seperti saat ini.

"Terima kasih kepada Menteri BUMN juga sudah menginstruksikan bank-bank BUMN untuk segera menurunkan kredit," ungkap Perry.

Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi baik di spot, DNDF, maupun pembelian SBN dari pasar sekunder. Setidaknya selama tahun 2020, Bank Indonesia telah membeli SBN dari pasar sekunder sebanyak Rp168,2 triliun.

"Kami beli dalam rangka menstabilkan nilai tukar rupiah," ujar Perry.

Aliran Modal Asing Keluar Indonesia

Selain itu, Perry menyebut total aliran asing yan keluar dari SBI, obligasi korporasi saham sebanyak Rp125,2 triliun. Adapun rinciannya, capital outflow SBN Rp112 triliun year to date. Sementara dari pasar keuangan (saham) senilai Rp9,2 triliun year to date.

"Itu semua hampir semua hampir sebagian besar itu terjadi di bulan Maret totalnya Rp104,7 triliun," kata Perry.

Bank Indonesia juga terus memantau kondisi likuiditas di pasar lebih dari cukup. BI memastikan likuiditasnya lebih dari cukup.

Sebagaimana diketahui, sejauh ini BI telah injeksi likuiditas di pasar uang maupun perbankan hampir Rp300 triliun. Jumlah itu ada di injeksi likuiditas rupiah melalui pembelian SBN dari pasar sekunder Rp168 triliun. Lalu dari repo yang dilakukan oleh bank-bank kurang lebih sekitar Rp55 triliun.

"Kemudian dari penurunan GWM awal tahun maupun yang akan berlaku di sini kurang lebih sekitar Rp75 triliun," kata Perry.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP