Gubernur BI Sebut Digitalisasi Game Changer Indonesia Hadapi Pandemi Virus Corona
Merdeka.com - Tekanan ekonomi akibat pandemi Virus Corona tengah dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia, tak terkecuali juga di Indonesia. Meski demikian, perekonomian nasional diklaim telah berhasil melewati masa-masa sulit dengan ditopang oleh berbagai kebijakan pemerintah, mulai dari pemberian beragam stimulus baik dalam hal fiskal maupun juga moneter hingga program vaksinasi.
“Dengan berbagai upaya yang ada, kita kini tidak lagi hanya berkutat pada perbaikan kondisi perekonomian, namun telah berlanjut pada langkah pemulihan ekonomi nasional,” ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam siaran pers, Sabtu (8/5).
Klaim telah membaiknya perekonomian nasional tersebut, menurut Perry, didasarkan pada catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini telah berada di kisaran 4,1 hingga 5,1 persen. Capaian tersebut ditopang oleh kinerja ekspor yang membanggakan, dan juga diperkuat oleh sejumlah stimulus baik fiskal maupun moneter. Tak hanya itu, stabilitas perekonomian makro disebut Perry juga tetap terjaga, dengan inflasi yang berada di level rendah.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Bagaimana tekanan finansial berdampak pada orang-orang? Dampak buruk dari kelelahan ini adalah banyak warga Amerika menghindari atau mengabaikan penanganan masalah keuangan secara keseluruhan. Hampir 44 persen responden survei mengakui bahwa mereka akan mengabaikan masalah keuangan hingga menjadi krisis.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
“Inflasi kita terjaga di bawah dua persen, bahkan mencapai 1,4 persen untuk posisi saat ini. Di akhir tahun diproyeksikan juga masih akan terjaga di level tiga persen, dengan plus-minus satu persen. Lalu perbankan kita juga sangat kuat. Likuiditasnya melimpah, dengan tern suku bunga yang juga terus menurun. Ini semua membuat perekonomian kita saat ini jauh lebih baik disbanding masa-masa awal terjadinya pandemi,” tutur Perry.
Tak hanya ditopang oleh banyak faktor yang dijelaskannya tadi, Perry menambahkan, gelombang digitalisasi sistem pembayaran di masyarakat juga tampil sebagai game changer yang turut memperkuat Indonesia dalam menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi. Dengan adanya pandemi yang membuat mobilitas masyarakat menjadi sangat terbatas, gelombang digitalisasi justru terbukti sukses membuat aktivitas perekonomian sehari-hari di masyarakat jadi tetap bergeliat.
“Dengan pergerakan yang serba terbatas, pembayaran secara digital menjadi semakin luas dan diminati. Transaksi e-commerce kita tahun lalu, misalnya, telah mencapai Rp266 triliun. Insya Allah di tahun ini masih bisa tumbuh sekitar 39,1 persen menjadi Rp370 triliun,” ungkap Perry.
Tak hanya belanja lewat ecommerce saja yang tumbuh, pemakaian elektronik pada tahun lalu juga berhasil menembus angka Rp205 triliun. Pada tahun ini, nilai tersebut diperkirakan masih memiliki ruang untuk tumbuh sekitar 32,2 persen menjadi Rp271 triliun. Lalu transaksi digital banking secara fantastis juga berhasil menembus angka Rp27.000 triliun, dan pada tahun ini diproyeksikan masih bakal tumbuh sedikitnya sekitar 21,8 persen menjadi Rp33.000 triliun.
“Digital banking secara perlahan telah menjadi new normal dalam sistem perbankan dan juga perekonomian nasional secara luas. Ini jelas menjadi game changer yang tak bisa dilepaskan dari kemampuan ekonomi Indonesia untuk terus pulih dari dampak tekanan pandemi,” tegas Perry.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaDisertasinya berjudul ‘Telaah Kebijakan Publik atas Peran DPR Mengintegrasikan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Postur APBN untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Indonesia berhasil menghadapi berbagai tantangan dalam mengendalikan penyebaran virus covid-19.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia mampu membuktikan diri menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbaik di dunia.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menghadapi berbagai tantangan seperti, kekeringan panjang dan dunia yang penuh ketidakpastiaan.
Baca SelengkapnyaDengan bonus demografi yang tengah dimiliki Indonesia serta keharusan Indonesia segerakeluar dari middle income trap.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca Selengkapnya30 Negara telah menjadi pasien IMF karena perekonomian global yang terus mengalami tekanan. Namun, kini 11 negara di antaranya sudah membaik.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya