Gurihnya bisnis manekin bekas, omzet sehari tembus Rp 2 juta
Merdeka.com - Potensi bisnis manekin bekas di Kota Pekanbaru sangat menjanjikan, dengan omzet rata-rata Rp 2 juta per hari. Ini seiring perkembangan industri fesyen di Provinsi Riau.
"Omzet rata-rata sehari bisa mencapai Rp 2 juta. Kalau ada yang belanja banyak untuk buka toko, bahkan bisa dapat Rp 6 juta," kata pengusaha manekin bekas, Afnel seperti ditulis Antara di Pekanbaru.
Afnel merupakan satu-satunya pelaku usaha jual-beli manekin dan perlengkapan fesyen di Kota Pekanbaru. Selama dua tahun terakhir, dia merintis bisnis itu di sebuah kedai sederhana di Jalan Teratai, Kecamatan Sukajadi. Dia mulai menggeluti bisnis itu tanpa rencana karena sebelumnya ia berjualan baju di Pasar Sukaramai.
-
Dimana Anas memulai berjualan? Sejak remaja, Anas sudah mulai bekerja serabutan untuk membantu keuangan keluarganya. Bahkan, dulu ia sempat bekerja menjadi pedagang kasongan di terminal Pasar Banto, Bukittinggi.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Bagaimana Anjani memulai bisnis? Awal Berbisnis Pada 2018 saat awal-awal merintis bisnis, Anjani hanya menjual jilbab.
-
Bagaimana Peternak muda di Nganjuk memulai bisnisnya? Untuk yang mau mulai saran saya bisa dimulai dari breeding dulu, karena saat ini beternak dengan cara penggemukan sudah sangat banyak dan modal pakannya akan sangat banyak serta konsisten.
-
Di mana Mela memulai usaha furnitur? Mencoba Memanfaatkan Peluang Tanpa Modal Walau sedang dalam kondisi yang kurang stabil, Mela bersama suami terus saling menguatkan hingga menemukan peluang. Di sana, ia kemudian memutuskan ikut merantau bersama suami di Tasikmalaya dan melihat potensi usaha mebel.
-
Bagaimana Dina memulai usaha? Dina benar-benar mulai dari nol, dia mempelajari resep dari internet dan YouTube. Dengan modal Rp300 ribu, Dina memproduksi roti Maryam di kos-kosannya.
Bisnis busananya hancur akibat Plaza Sukaramai terbakar pada 2016, yang menyebabkannya banyak pedagang gulung tikar dan menjual perlengkapan tokonya. "Awalnya saya lelang barang-barang saya. Ternyata laku, dan banyak yang kemudian menjual manekin-manekin ke saya," katanya.
Banyak pedagang-pedagang yang sebelumnya berjualan di Plaza Sukaramai kemudian menjual manekin-manekin ke Afnel. Dia kemudian mengumpulkannya untuk dijual kembali.
Bisnisnya lambat laun membuahkan hasil dan terus dilakoninya. Bahkan, pembelinya bukan hanya orang Pekanbaru, melainkan juga dari luar daerah seperti dari Bengkalis, Kampar dan Rokan Hulu hingga Indragiri Hulu.
"Kadang saya sampai kewalahan untuk penuhi permintaan, karena saya hanya sediakan manekin bekas yang terkadang persediaannya sudah didapat," ujarnya.
Seiring reputasinya yang mulai terbangun, makin banyak pebisnis fesyen yang bangkrut menjual barang-barang mereka ke Afnel. Dia mengatakan produk termurah di tempatnya adalah gantungan baju yang dibanderol Rp 5.000 per lusin. Untuk manekin ukuran anak-anak yang dalam kondisi baik harganya Rp 250 ribu. Sedangkan, untuk manekin kaki untuk sepatu harganya Rp 20 ribu sepasang dan manekin pria dewasa yang lengkap Rp 550 ribu per unit.
Harga jual manekin bekas jauh lebih murah ketimbang yang baru, meski kondisinya tentu bervariasi. Misalkan untuk manekin pria dewasa yang lengkap dan baru, harganya bisa mencapai Rp 1,2 juta.
"Sebenarnya, menggunakan manekin bekas untuk usaha tidak ada bedanya dengan yang baru karena fungsinya sama. Banyak memilih manekin bekas karena harganya minimal bisa 50 persen lebih murah daripada beli baru," ujarnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belajar dari diri sendiri yang menghabiskan Rp200 ribu per bulan untuk laundry baju, pria ini pilih buka usaha sendiri.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaKisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaOmzet yang didapatkan dari baju anak unik untuk satu kali ekspor bisa mencapai Rp100 juta. Sedangkan untuk omzet dalam negeri biasanya Rp30 juta.
Baca SelengkapnyaUsaha ini sudah dimulai sejak masa Pandemi Covid-19 dengan modal yang minim.
Baca SelengkapnyaBerlatar belakang dari keluarga yang pedagang, Alvin selalu menanamkan tekad dan semangat berwirausaha dalam dirinya.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.
Baca SelengkapnyaBermodalkan Rp100.000 hasil pinjam keluarga, Fadel memberanikan diri membeli kaos polos dan membuat desain kaosnya sendiri.
Baca SelengkapnyaMantan guru honorer itu memulai usahanyan benar-benar dari bawah, bahkan tanpa modal.
Baca SelengkapnyaDari pengakuannya, pria ini berhasil membangun bisnis makanan ringan dengan modal Rp50 ribu saja.
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaPengrajin barang bekas dari kayu dan biji-bijian bernama Samsul Arifin sangatlah inspiratif.
Baca Selengkapnya