Guru besar IPB kritik pemerintah kasih pompa air atasi kekeringan
Merdeka.com - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas mengkritik keras kebijakan pemerintah Jokowi - JK dalam mengatasi kekeringan di beberapa daerah Indonesia. Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak memberikan pompa air pada petani di Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Dwi menyebut, petani di Indonesia mayoritas sudah mempunyai pompa air. Petani membutuhkan air bukannya pompa. Oleh karena itu, dia meminta pemerintah lebih memperhatikan petani secara mendalam.
"Karena sesungguhnya setelah kita lakukan survei di lapangan, sekitar 90 persen petani itu sudah mempunyai pompa air. Kalaupun ada yang tidak punya, mereka biasa meminjam. Lagipula sekarang sedang musim kemarau, airnya juga enggak ada kan," ujar Andreas kepada wartawan di Gedung Sucofindo, Jakarta Selatan, Selasa (28/7).
-
Bagaimana warga mengatasi kesulitan air di Jawa Tengah? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.'Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,' kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
-
Siapa saja yang terdampak kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Bagaimana warga Desa Gempolrejo mengatasi krisis air bersih? Dengan begitu warga tak perlu jauh-jauh mengambil air bersih.
-
Gimana warga Banyumas dapat air? Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
-
Bagaimana desa Patemon mengatasi krisis air bersih? Tahun 2014 adalah titik balik bagi warga Desa Patemon keluar dari krisis air bersih. Mereka ramai-ramai membuat sumur resapan di sekitar mata air. Sumur resapan itu dibuat seluas 2x2 meter dengan kedalaman 2 meter. Bagian dasarnya diberi batu koral untuk membersihkan air.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
Andreas meminta agar pemerintah merespon secara serius dampak dari musim kemarau yang saat ini terjadi. "Jangka pendeknya dengan tidak lagi menyarankan petani menanam padi. Sebentar lagi akan memasuki musim panen kedua sekitar bulan Juli atau Agustus," tuturnya.
Setelah musim panen kedua, lanjut Andreas, sudah dapat dipastikan petani tidak akan bisa menanam padi.
"Karena kemarin BMKG juga sudah menyatakan el nino semakin lama akan menguat sampai akhir tahun ini. Sudah barang tentu ini jadi persoalan besar. Pemerintah harus berupaya menyelamatkan tanaman padi yang berumur 60 hari. Kalau tanaman yang kurang dari 60 hari sudah beresiko kekurangan air," jelasnya.
Untuk itu, Andreas menyarankan agar pemerintah khususnya pemerintah daerah agar membuka kembali peta sumber daya air.
"Dan perlu juga mengebor sumur-sumur untuk menyediakan air. Itu justru yang penting dari pada menyediakan pompa. Pengerjaan sumur bor hanya sehari dua hari itu untuk yang kedalamannya dangkal. Langkah itu bisa digunakan sebagai antisipasi jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang bisa dengan mulai memetakan sumber daya air di tingkat Kabupaten," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari 4.566 unit pompa air yang dibagikan, sudah terpasang sebanyak 4.251 unit atau 93%.
Baca SelengkapnyaKementan terus mempercepat pemasangan pompanisai di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaKetua Gapoktan Suka Bakti di Desa Soga Bakti menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian.
Baca SelengkapnyaKekeringan melanda Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Setidaknya sawah seluas 200 hektare di Desa Patugaran, Kecamatan Rejoso turut terdampak.
Baca SelengkapnyaKunjungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaProgram ini bahkan sudah berlangsung sejak awal tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMendapati laporan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Subang, Kementerian Pertanian langsung gerak cepat melakukan langkah mitigasi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku akan mengecek langsung pembangunan pompa-pompa di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaPompanisasi merupakan solusi tercepat untuk mengatasi dampak kekeringan terhadap sektor pertanian.
Baca SelengkapnyaMentan SYL menilai, strategi pompanisasi dan pipanisasi yang diterapkan Ditjen PSP sebagai langkah mitigasi kekeringan sudah efektif.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
Baca SelengkapnyaKementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Kabupaten Subang terus melakukan pengairan melalui pompanisasi di sejumlah titik sentra padi Jawa Barat.
Baca Selengkapnya