Hadapi Gejolak Ekonomi Global, OJK Bakal Perkuat Sektor Unggulan
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, meski perekonomian Indonesia masih menunjukkan kinerja positif, namun masih banyak tantangan yang akan dihadapi, salah satunya dari faktor eksternal seperti perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
"Tantangan dari perlambatan ekonomi global ini masih akan mewarnai perkembangan ekonomi domestik dan juga tentunya kinerja pasar modal kita ke depan. Untuk itu, kita semua harus merespons dinamika ini dengan cepat dan tepat," kata Wimboh dalam Peringatan HUT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (12/8).
Untuk menyikapi berbagai tantangan tadi, kita memerlukan New Engine of Growth dari sektor-sektor unggulan yang diharapkan dapat meng-address tantangan ekonomi RI. Seperti mendorong pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan, mendorong ekspor dan substitusi impor, membuka lapangan kerja dan memberdayakan UMKM, meningkatkan tax based, dan juga ramah lingkungan mendukung pencapaian SDGs.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
"Untuk itu, pemerintah akan mengembangkan 5 sektor unggulan untuk meng-address tantangan ekonomi kita tadi. Lima sektor unggulannya, yaitu sektor pariwisata, perikanan, agribisnis, manufaktur dan pertambangan," ujarnya.
Dalam mendukung pengembangan 5 sektor ini, pemerintah memiliki komitmen besar untuk menyediakan infrastruktur publik pendukung, simplifikasi dan percepatan perizinan serta kepastian hukum, memfasilitasi adopsi teknologi terbaru untuk mendukung produktifitas, dan insentif perpajakan bagi investasi dan pengembangan SDM.
"Berbagai upaya Pemerintah tadi tentunya membutuhkan peran besar dari sektor keuangan, khususnya industri Pasar Modal dalam menyediakan sumber pembiayaannya," terangnya.
Dengan besarnya tuntutan terhadap peran dari Pasar Modal, upaya pendalaman pasar modal menjadi sangat penting, baik dari sisi supply, demand maupun penyempurnaan infrastruktur. Dari sisi supply menyebutkan bahwa variabilitas instrument yang customized dengan profile investor, antara lain meliputi variabilitas instrumen sekuritisasi, syariah based dan juga green/blue financing (SDGs), serta meningkatkan basis jumlah emiten.
Sedangkan dari sisi demand menyebutkan bahwa pertumbuhan jumlah investor pasar modal melalui kerja sama antar sektor keuangan dan edukasi/sosialisasi, serta perkembangan investor institusi. Selain itu dari sisi infrastruktur pasar modal yaitu mengadopsi teknologi untuk menjadikannya lebih reliable, mudah, cepat dan transparan.
"Upaya-upaya tersebut tentu harus dilengkapi dengan adanya sinergi yang baik dengan berbagai pihak serta penguatan fundamental emiten melalui penerapan manajemen risiko dan juga tata kelola yang baik," tandasnya.
Reporter Magang: Evie Haena Rofiah
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang beragam di negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaKemenangan presiden terpilih Trump dan partai republik Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaOJK menggelar CEO Networking 2023 dengan tema 'Achieving Sustainable Growth through Cohesive Collaboration'.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca Selengkapnyastabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca SelengkapnyaHal itu berdasarkan rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023
Baca Selengkapnya