Hadapi Gejolak Global, Jokowi Kembali Ingatkan Menteri Peka Ancaman Krisis Ekonomi
Merdeka.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut 60 negara di dunia ekonominya akan ambruk. Bahkan 40 di antaranya disebut telah dipastikan merosot.
Maka dari itu, dia meminta jajaran menterinya peka terhadap kondisi ini. Tujuannya, guna mengantisipasi berbagai kemungkinan dari ketidakpastian global.
"IMF menyampaikan bahwa akan ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya, yang 40 diperkirakan pasti," kata dia, dalam pembukaan Rakornaswasin BPKP, Selasa (14/6).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Bagaimana Jokowi atasi krisis air? Jokowi menyampaikannya, beberapa negara saat ini dilanda krisis Air. Untuk itu, Ia mengimbau agar potensi air di dalam negeri bisa dimanfaatkan melalui beragam infrastruktur, dengan begitu air tidak langsung mengalir ke laut.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
Dia menyampaikan, dunia saat ini tengah mengalami ketidakpastian utamanya di sektor pangan dan energi. Sehingga, akan berdampak pada kondisi ekonomi di dalam negeri.
Buktinya, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan. Selain itu, beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terhadap sektor energi mengalami peningkatan.
"Inilah ketidakpastian yang saya sampaikan dan kita semua harus punya kepekaan, harus punya sense of crisis semuanya. Kerja sekarang ini tak bisa hanya makronya, tidak bisa, mikronya, detailnya harus tahu," paparnya.
Dia pun meminta Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh untuk melakukan pengawasan. Utamanya menyoroti detail.
"Inilah yang sering saya sampaikan ke pak Ateh, pak Kepala BPKP, pak detail ini dicek pak. Untuk apa? Policy-nya (aturan kebijakan) jangan sampai keliru," tegasnya.
Diminta Kirim Minyak Goreng
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku ditelpon perdana menteri salah satu negara untuk mengekspor minyak goreng. Alasannya, guna mengantisipasi krisis.
Presiden Jokowi mengisahkan pasokan minyak goreng di negara itu semakin menipis. Jika tak segera dipenuhi, akan menimbulkan krisis d negara tersebut.
"Dua hari yang lalu saya dapat telpon dari seorang perdana menteri ndak usah saya sebutkan beliau meminta-minta betul 'presiden jokowi tolong dalam sehari dua hari ini kirim yang namanya minyak goreng. Stok kami betul-betul sudah habis dan kalau barang ini tidak datang akan terjadi krisis sosial, krisis ekonomi yang berujung pada krisis politik'," katanya.
"Dan ini sudah terjadi di negara yang namanya Sri Lanka," tambah Presiden Jokowi.
Kejadian ini, kata dia, mendasari adanya bayangan krisis yang dihadapi berbagai negara di dunia. Dia menekankan seluruh dunia sedang dihadapkan dengan ketidakpastian di berbagai aspek.
"Sering saya sampaikan bahwa situasi saat ini adalah situasi yang tak mudah, situasi yang tak gampang karena ketidakpastian global, ancaman krisis pangan, ancaman krisis energi, ancaman kenaikan inflasi semua negara mengalami dan sampai saat ini, ini baru awal-awal," paparnya.
Atas dasar itu, dia meminta para pembantunya di kabinet untuk menyiapkan berbagai kemungkinannya. Khususnya mengenai antisipasi terhadap krisis pangan dan krisis energi.
"Oleh sebab itu, kita semuanya betul-betul harus menyiapkan diri mengenai ini, pangan harus betul-betul disiapkan, energi dikalkulasi betul, karena separuh energi kita impor," kata dia.
Alasannya, dengan kondisi negara Indonesia yang cukup besar, maka kebutuhan atas pangan dan energi di dalam negeri sangat besar. Di sisi energi, kebutuhan itu melingkupi kebutuhan untuk kendaraan, industri hingga rumah tangga.
Jadi Peluang
Kendati begitu, Presiden Jokowi melihat di sisi pangan, bisa menjadikan peluang. Alasannya ada lahan-lahan yang dinilai kurang produktif.
"Tetapi ancaman krisis pangan ini juga bisa kita jadikan peluang karena lahan kita yang besar banyak yang belum dimanfaatkan banyak yang belum produktif," katanya.
Hal ini yang kerap disampaikan Presiden Jokowi terkait pemanfaatan lahan. Dia berharap, dengan begitu, target ketahanan pangan di Indonesia bisa dicapai.
Reporter: Arief Rahman
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bicara mengenai solidaritas internasional yang menurun di tengah ketegangan geopolitik.
Baca SelengkapnyaJokowi sempat mengakui bahwa dia cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaMulai dari ancaman perubahan iklim, pelemahan ekonomi global, hingga konflik Rusia-Ukraina dan konflik Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta pemerintah daerah untuk waspada terhadap ancaman 'neraka' iklim.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut Indonesia saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang kuat
Baca Selengkapnya