Hadapi liberalisasi ASEAN, Jokowi wajib bagi lahan ke petani
Merdeka.com - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlaku efektif akhir 2015. Petani maupun pegiat lembaga swadaya meyakini Indonesia akan langsung terpukul dari sisi perdagangan komoditas pangan. Daripada panik melihat angka impor pangan melonjak, Presiden Terpilih Joko Widodo diharapkan fokus membenahi persoalan struktural, khususnya ketimpangan agraria.
Ketua Serikat Petani Indonesia Henry Saragih menjelaskan petani sudah percaya impor komoditas seperti padi atau kedelai, akan meningkat di awal-awal pelaksanaan MEA. Oleh sebab itu, fokus yang perlu digenjot menghentikan peralihan lahan produktif dan membaginya kepada masyarakat.
"Di tengah tantangan MEA, mungkin tahap awal impor tinggi. Kalau kami melihat penambahan lahan yang krusial, apalagi Jokowi sudah menyampaikan di visi-misinya bahwa 9 juta hektar tanah akan didistribusikan pada petani," ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Jumat (19/9).
-
Dimana konsumsi beras dunia meningkat? Berdasarkan analisa Tauhid, tren peralihan konsumsi beras sudah terjadi sekitar 20 tahun terakhir.
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Kapan kelapa sawit pertama kali ditanam secara komersial di Sumatera? Sejak 1910, kelapa sawit banyak dibudidayakan secara komersial dan meluas di Sumatera.
-
Siapa pemilik perkebunan di Subang? Kebun-kebun itu dikelola oleh saudagar tanah bernama Pieter Willem Hofland (P.W Hofland). Ia merupakan pemilik tunggal kawasan perkebunan tersebut, yang dikelola lewat Pamanoekan en Tjiasemlanden atau unit usaha perkebunan di wilayah Pamanukan sampai Ciasem.
-
Dimana PT Astra Agro Lestari Tbk menanam kelapa sawit? Luas lahan kebun sawit yang dikelola perusahaan ini mencapai 297.011 hektar yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
-
Apa yang dihasilkan dari lahan pertanian produktif? Kelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa mampu mendapatkan tambahan penghasilan setelah berhasil mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif.
Dari kajian Serikat Petani Indonesia, produktivitas pangan di dalam negeri kalah dari negara seperti Vietnam dan Thailand akibat ketiadaan lahan. Rasio jumlah penduduk dengan sawah atau kebun di Tanah Air tidak seimbang, bahkan tidak sampai 10 persen. Ini pula awal mula Indonesia terpaksa impor beras.
"Kita sawah cuma 8 juta hektar dengan penduduk 240 juta jiwa. Sedangkan Thailand penduduk mungkin 50 juta jiwa, lahan yang tersedia 4-5 juta hektar. Maka kami percaya kalau pemerintahan baru bahkan bisa nambah 1-2 juta hektar, surplus produksi bisa," kata Henry.
Petani mengingatkan, Jokowi tidak kekurangan dasar hukum buat membagikan lahan produktif ke masyarakat. Sudah ada UU nomor 41/2009, yang memastikan tidak boleh lahan pertanian beralih jadi lahan non-pangan.
Demikian juga UU 19/2013 tentang perlindungan petani, dan masih ada UU 5/1960 yang sudah mengamanatkan reforma agraria, dan itu diperkuat TAP MPR no IX/2001.
Pandangan senada disampaikan Riza Damanik, Direktur Eksekutif Lembaga swadaya Indonesia for Global Justice. Sejak 2003-2013, penguasaan lahan oleh korporasi tumbuhnya 24,57 persen. Itu setara 30.000 hektar lahan. Sedangkan pertumbuhan pemilikan tanah petani rakyat tidak sampai lima persen.
Aktivis anti liberalisasi ini mengaku mendukung kalau Jokowi benar membentuk Kementerian Agraria. Instansi itu kabarnya fokus menjalankan redistribusi lahan, termasuk tugas mencetak lahan baru di Jawa maupun luar Jawa.
"Kita berharap kalau wacana kementerian ini terwujud, maka bisa mempercepat akselerasi lahan. Kita berharap tidak ada lagi hambatan-hambatan mendistribusikan lahan dalam mengelola sumber daya pangan nasional," kata Riza. (mdk/arr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jusuf Kalla (JK) buka-bukaan awal mula kepemilikan lahan 340 ribu hektare milik Prabowo Subianto di Kalimantan.
Baca SelengkapnyaJK mengungkapkan, lahan itu dikuasai Prabowo sejak 2004 saat JK baru menjabat Wakil Presiden.
Baca SelengkapnyaAnies diketahui sempat menyindir kepemilikan tanah Prabowo Subianto dalam debat capres pada Minggu (7/1) lalu.
Baca SelengkapnyaKetua Ombudsman Mokhamad Najih menyampaikan sudah seharusnya penguasaan yang sangat luas tidak boleh diberikan dalam bentuk Surat Hak Milik, termasuk juga HGU.
Baca SelengkapnyaPrabowo memiliki ratusan ribu hektar lahan yang berada di Aceh dan Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaPenyelesaian masalah terhadap 537 perusahaan kelapa sawit yang tidak memiliki hak guna usaha (HGU) tuntas pada Desember.
Baca SelengkapnyaPara Petani kecewakan terhadap Gubernur Jambi yang tidak ada dikantornya.
Baca SelengkapnyaKhususnya agraria, yang tak mencerminkan pemerintahan Jokowi bekerja untuk melindungi
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan Blok Rokan menyumbang 25 persen dari seluruh produksi nasional Indonesia.
Baca SelengkapnyaDalam data BPS tercatat jumlah unit usaha pertanian di Indonesia sebanyak 29.360.833 unit.
Baca SelengkapnyaRaja Juli meminta masyarakat untuk menjaga dengan baik sertifikat tanah mereka.
Baca SelengkapnyaTiba di lokasi pukul 09.25 WIB, Wakil Menteri Raja Antoni kemudian menyalami para penerima sertifikat yang datang.
Baca Selengkapnya