Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hadapi liberalisasi ASEAN, Jokowi wajib bagi lahan ke petani

Hadapi liberalisasi ASEAN, Jokowi wajib bagi lahan ke petani Jokowi blusukan ke sawah. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlaku efektif akhir 2015. Petani maupun pegiat lembaga swadaya meyakini Indonesia akan langsung terpukul dari sisi perdagangan komoditas pangan. Daripada panik melihat angka impor pangan melonjak, Presiden Terpilih Joko Widodo diharapkan fokus membenahi persoalan struktural, khususnya ketimpangan agraria.

Ketua Serikat Petani Indonesia Henry Saragih menjelaskan petani sudah percaya impor komoditas seperti padi atau kedelai, akan meningkat di awal-awal pelaksanaan MEA. Oleh sebab itu, fokus yang perlu digenjot menghentikan peralihan lahan produktif dan membaginya kepada masyarakat.

"Di tengah tantangan MEA, mungkin tahap awal impor tinggi. Kalau kami melihat penambahan lahan yang krusial, apalagi Jokowi sudah menyampaikan di visi-misinya bahwa 9 juta hektar tanah akan didistribusikan pada petani," ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Jumat (19/9).

Dari kajian Serikat Petani Indonesia, produktivitas pangan di dalam negeri kalah dari negara seperti Vietnam dan Thailand akibat ketiadaan lahan. Rasio jumlah penduduk dengan sawah atau kebun di Tanah Air tidak seimbang, bahkan tidak sampai 10 persen. Ini pula awal mula Indonesia terpaksa impor beras.

"Kita sawah cuma 8 juta hektar dengan penduduk 240 juta jiwa. Sedangkan Thailand penduduk mungkin 50 juta jiwa, lahan yang tersedia 4-5 juta hektar. Maka kami percaya kalau pemerintahan baru bahkan bisa nambah 1-2 juta hektar, surplus produksi bisa," kata Henry.

Petani mengingatkan, Jokowi tidak kekurangan dasar hukum buat membagikan lahan produktif ke masyarakat. Sudah ada UU nomor 41/2009, yang memastikan tidak boleh lahan pertanian beralih jadi lahan non-pangan.

Demikian juga UU 19/2013 tentang perlindungan petani, dan masih ada UU 5/1960 yang sudah mengamanatkan reforma agraria, dan itu diperkuat TAP MPR no IX/2001.

Pandangan senada disampaikan Riza Damanik, Direktur Eksekutif Lembaga swadaya Indonesia for Global Justice. Sejak 2003-2013, penguasaan lahan oleh korporasi tumbuhnya 24,57 persen. Itu setara 30.000 hektar lahan. Sedangkan pertumbuhan pemilikan tanah petani rakyat tidak sampai lima persen.

Aktivis anti liberalisasi ini mengaku mendukung kalau Jokowi benar membentuk Kementerian Agraria. Instansi itu kabarnya fokus menjalankan redistribusi lahan, termasuk tugas mencetak lahan baru di Jawa maupun luar Jawa.

"Kita berharap kalau wacana kementerian ini terwujud, maka bisa mempercepat akselerasi lahan. Kita berharap tidak ada lagi hambatan-hambatan mendistribusikan lahan dalam mengelola sumber daya pangan nasional," kata Riza. (mdk/arr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
JK Buka-Bukaan Asal Usul Lahan 340 Ribu Hektare Prabowo, Dibeli Tunai 150 Juta US Dolar pada 2004
JK Buka-Bukaan Asal Usul Lahan 340 Ribu Hektare Prabowo, Dibeli Tunai 150 Juta US Dolar pada 2004

Jusuf Kalla (JK) buka-bukaan awal mula kepemilikan lahan 340 ribu hektare milik Prabowo Subianto di Kalimantan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: JK Beberkan Fakta Lahan Disinggung Anies: Prabowo Beli Cash USD 150 Juta
VIDEO: JK Beberkan Fakta Lahan Disinggung Anies: Prabowo Beli Cash USD 150 Juta

JK mengungkapkan, lahan itu dikuasai Prabowo sejak 2004 saat JK baru menjabat Wakil Presiden.

Baca Selengkapnya
Anies Kampanye di Samarinda, Singgung Soal Tanah
Anies Kampanye di Samarinda, Singgung Soal Tanah

Anies diketahui sempat menyindir kepemilikan tanah Prabowo Subianto dalam debat capres pada Minggu (7/1) lalu.

Baca Selengkapnya
Begini Status Ratusan Ribu Hektare Lahan yang Dikuasai Perusahaan Prabowo Versi Walhi
Begini Status Ratusan Ribu Hektare Lahan yang Dikuasai Perusahaan Prabowo Versi Walhi

Ketua Ombudsman Mokhamad Najih menyampaikan sudah seharusnya penguasaan yang sangat luas tidak boleh diberikan dalam bentuk Surat Hak Milik, termasuk juga HGU.

Baca Selengkapnya
Kepemilikan Lahan Prabowo Ternyata Pernah Dibongkar Jokowi Saat Debat Pilpres 2019
Kepemilikan Lahan Prabowo Ternyata Pernah Dibongkar Jokowi Saat Debat Pilpres 2019

Prabowo memiliki ratusan ribu hektar lahan yang berada di Aceh dan Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya
Nusron Ungkap 537 Perusahaan Kelapa Sawit Beroperasi Tanpa Izin Selama 8 Tahun
Nusron Ungkap 537 Perusahaan Kelapa Sawit Beroperasi Tanpa Izin Selama 8 Tahun

Penyelesaian masalah terhadap 537 perusahaan kelapa sawit yang tidak memiliki hak guna usaha (HGU) tuntas pada Desember.

Baca Selengkapnya
Suara Ironi Petani dari Jambi di Hari Tani: Dikepung Konflik dan Janji Tak Terealisasi
Suara Ironi Petani dari Jambi di Hari Tani: Dikepung Konflik dan Janji Tak Terealisasi

Para Petani kecewakan terhadap Gubernur Jambi yang tidak ada dikantornya.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Kondisi Masyarakat Adat hingga Buruh Tani Dianggap Memburuk
10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Kondisi Masyarakat Adat hingga Buruh Tani Dianggap Memburuk

Khususnya agraria, yang tak mencerminkan pemerintahan Jokowi bekerja untuk melindungi

Baca Selengkapnya
Jokowi Pamer Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina
Jokowi Pamer Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Jokowi menuturkan Blok Rokan menyumbang 25 persen dari seluruh produksi nasional Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ternyata Masih Banyak Bisnis Pertanian di Jakarta, BPS Ungkap Faktanya
Ternyata Masih Banyak Bisnis Pertanian di Jakarta, BPS Ungkap Faktanya

Dalam data BPS tercatat jumlah unit usaha pertanian di Indonesia sebanyak 29.360.833 unit.

Baca Selengkapnya
Wamen Raja Juli Antoni Sebut Kinerja Jokowi Setara 69 Tahun Pemerintahan Sebelumnya
Wamen Raja Juli Antoni Sebut Kinerja Jokowi Setara 69 Tahun Pemerintahan Sebelumnya

Raja Juli meminta masyarakat untuk menjaga dengan baik sertifikat tanah mereka.

Baca Selengkapnya
Raja Antoni: Hanya di Era Jokowi Sertifikasi Tanah Wakaf Capai 21.462 Bidang per Tahun
Raja Antoni: Hanya di Era Jokowi Sertifikasi Tanah Wakaf Capai 21.462 Bidang per Tahun

Tiba di lokasi pukul 09.25 WIB, Wakil Menteri Raja Antoni kemudian menyalami para penerima sertifikat yang datang.

Baca Selengkapnya