Hadapi Resesi, Pemerintah Diminta Tambah Anggaran Bansos Hingga Turunkan Tarif PPN
Merdeka.com - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan tingginya pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini terjadi karena perbandingan basis yang rendah (low base effect) dari tahun lalu. Sehingga, tantangan sebenarnya yang harus dihadapi yakni pada kuartal I-2023 mendatang.
"Tantangan dimulai kuartal I-2023," kata Bhima kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (7/11).
Bhima menilai, tahun 2023 Pemerintah tidak boleh lengah sedikitpun. Mengingat tahun depan akan ada banyak indikator yang menjegal pertumbuhan ekonomi nasional.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Mengapa realisasi investasi tahun 2023 meningkat? 'Alhamdulillah, Januari sampai Desember 2023 sebesar Rp 1.418 triliun, tumbuh 17,5 persen secara tahunan dan 101,3 persen dari target investasi tahun 2023,' ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Beberapa indikator tersebut antara lain kenaikan tingkat inflasi, suku bunga pinjaman, tekanan biaya produksi manufaktur dan pelemahan kurs rupiah. Hal ini akan membuat suasana pemulihan ekonomi akan terasa berbeda dari tahun ini.
"Kondisi akan jauh berbeda dan pemerintah tidak bisa lengah," pungkasnya.
Dia pun menyarankan agar pemerintah kembali menyiapkan anggaran yang besar untuk program-program perlindungan sosial. Bahkan, bantuan juga harus sampai kepada masyarakat kelas menengah yang rentan.
"Perlindungan sosial di perbesar nominal dan jumlah penerima mencakup rumah tangga menengah rentan," kata dia.
Di sisi lain, Bhima menilai pemerintah perlu mengkaji lagi pengenaan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kini menjadi 11 persen. Dia menyarankan untuk diturunkan menjadi 8 persen agar konsumsi rumah tangga kelas menengah atas.
"Melakukan relaksasi berupa penurunan tarif PPN dari 11 persen menjadi 8 persen untuk menggerakan konsumsi kelas menengah atas," kata dia.
Penyaluran subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga diturunkan menjadi 2 persen sampai 3 persen. Subsidi ini juga harus fokus disalurkan ke sektor produktif. Selain itu, pemerintah perlu membelanjakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk produk UMKM. Agar roda ekonomi tetap bisa berjalan dan menyentuh semua lapisan masyarakat.
"Menjalankan amanat 40 persen serapan pengadaan barang pemerintah untuk UMKM," kata.
Upaya lain yang bisa dilakukan pemerintah dengan mendorong devisa hasil ekspor pertambangan dan perkebunan secepatnya dikonversi ke rupiah. Kemudian disimpan di perbankan dalam negeri.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.
Baca SelengkapnyaDampak tarif PPN 12 persen dapat mendorong ekonomi masyarakat kelas menengah kian sulit hingga mengurangi belanjanya.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif PPN menjadi 12 persen jika diakumulasi dalam 4 tahun terakhir (2020-2025) sebenarnya naiknya 20 persen bukan 2 persen.
Baca SelengkapnyaPenurunan pendapatan negara terutama disebabkan oleh turunnya harga komoditas, khususnya batubara dan CPO.
Baca SelengkapnyaMacetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaKebijakan PPN 12 persen mengancam masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPemerintah masih punya cukup anggaran sisa dari tahun sebelumnya untuk membiayai negara, di luar harus mendongkrak PPN.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaSelanjutnya, ada aspek daya beli masyarakat yang terus menerus menurun dari waktu ke waktu. Menurutnya, ini ada pengaruh dari ketatnya kebijakan fiskal.
Baca SelengkapnyaPT Mandiri Sekuritas memperkirakan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan tetap stabil di sekitar 5,1 persen pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaSektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca Selengkapnya