Hampir 50 persen pengguna transportasi online kecewa
Merdeka.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah melakukan survei secara daring terhadap pengguna jasa transportasi berbasis aplikasi dengan melibatkan 4.668 responden dan hasilnya 41 persen pernah dikecewakan.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menjelaskan resume hasil survei, yaitu dari 4.668 responden tersebut, 55 persen adalah responden laki-laki, dan 45 persen adalah responden perempuan.
Jika dilihat usia responden, paling banyak responden berusia 26-35 tahun (37 persen), disusul usia 36-45 tahun (23,6 persen), dan ketiga usia 17-25 tahun sebanyak 23,1 persen.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Siapa yang melakukan survei tentang kebangkitan digital? Mengutip laporan IFLScience, Minggu (7/1), Masaki Iwasaki, asisten profesor dari Fakultas Hukum Universitas Nasional Seoul, ingin mengetahui lebih banyak tentang sikap masyarakat terhadap kloning digital.
-
Bagaimana cara survei dilakukan? Survei dilakukan dengan wawancara responden menggunakan telepon pada 23-24 Desember 2023.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Siapa yang menilai kemacetan di Jakarta? Tomtom International BV adalah lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia mencatat peringkat kemacetan di Jakarta naik menjadi 29 pada 2022.
"Dengan demikian, responden survei didominasi oleh usia produktif," ujarnya dikuti Antara, Jumat (12/5).
Lebih lanjut, Tulus menuturkan alasan responden memilih atau menggunakan transportasi daring, secara umum beralasan murah (84,1 persen), cepat (81,9 persen), nyaman (78,8 persen), dan terakhir alasan aman sebanyak 61,4 persen.
Adapun moda transportasi yang dipilih konsumen, sebanyak 55 persen menggunakan transportasi daring jenis mobil dan motor, sedangkan yang menggunakan "motor saja" sebanyak 21 persen dan menggunakan "mobil saja" sebanyak 24 persen.
"Gojek menduduki rating tertinggi dipilih konsumen, sebanyak 72,6 persen, kemudian Grab sebanyak 66,9 persen, Uber digunakan oleh 51 persen dan terakhir My BlueBird sebanyak 4,4 persen," jelasnya.
Dia menambahkan jika dilihat frekuensi penggunaannya, paling banyak menggunakan transportasi daring adalah dua hingga tiga kali dalam seminggu (31,6 persen), satu sampai dua kali dalam sehari (27,6 persen), seminggu sekali 13,7 persen dan lebih dari tiga kali dalam sehari sebanyak 8,7 persen.
Dari sisi pelayanan, lanjutnya, secara dominan konsumen menjawab sangat baik (77,7 persen), kemudian cukup 21,8 persen, kurang baik 0,4 persen dan menjawab sangat buruk sebanyak 0,1 persen.
"Namun, di sisi lain, ketika ditanyakan apakah konsumen pernah dikecewakan oleh pelayanannya, sebanyak 41 persen responden mengaku pernah dikecewakan, dan sebaliknya 59 persen responden tidak pernah dikecewakan," katanya.
Sementara itu, Tulus menegaskan bentuk keluhan dan kekecewaan responden terhadap pelayanan transportasi daring sangat beragam.
Terdapat 13 ragam keluhan yang dialami konsumen, yakni antara lain pengemudi minta dibatalkan sebanyak 1.041 responden (22.3 persen), sulit mendapatkan pengemudi sebanyak 989 responden (21.19 persen), pengemudi membatalkan secara sepihak sebanyak 757 responden (16.22 responden), peta aplikasi rusak (error) sebanyak 612 responden (13.11 persen).
Berikutnya, pengemudi tidak datang sebanyak 296 responden (6.34 persen), kondisi kendaraan kurang baik sebanyak 282 responden (6.04 persen), pengemudi ugal-ugalan sebanyak 221 responden (4.73 persen), kendaraan bau asap rokok sebanyak 215 responden (4.61 persen), dan pengemudi merokok saat mengemudi sebanyak 35 responden (0.75 persen).
"Hal ini menandakan tidak adanya standar pelayanan minimal yang diberikan oleh operator transportasi yang bersangkutan. Dampaknya potensi kerugian konsumen sangat besar," tegas Tulus.
Terkait intervensi regulasi dan wacana kebijakan pentarifan oleh Kementerian Pehubungan, mayoritas responden (63 persen) bersikap tidak setuju jika pemerintah akan mengatur transportasi daring, dan hanya 37 persen yang setuju.
Bahkan, perihal wacana implementasi tarif batas atas dan batas bawah, hanya 37,2 persen responden yang setuju dan 62,8 persen responden yang menyatakan tidak setuju.
Dia menjelaskan, tingginya keluhan konsumen terhadap operator transportasi daring menunjukkan bahwa pertama, operator transportasi daring belum mempunyai standar pelayanan minimal yang terukur.
Kedua, operator transportasi daring belum mempunyai mekanisme penanganan pengaduan (complaint handling mechanism).
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka
Baca SelengkapnyaSebanyak 49,2 persen warga tidak setuju terkait pembatasan usia kendaraan di Jakarta karena faktor ekonomi.
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca SelengkapnyaEmpat dari Lima Orang Indonesia Mudah Tertipu Transaksi Online, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaSurvei LSI: 38,1 Persen Publik Nilai Ekonomi Nasional Buruk, 37.9% Anggap Penegakan Hukum juga Buruk
Baca SelengkapnyaNinja Xpress bekerja sama dengan Populix mengadakan survei Suara UKM Negeri Vol 5 tentang ‘Fenomena Affiliate Marketing pada Social Commerce’.
Baca SelengkapnyaJumlah pengaduan konsumen terkait sektor jasa keuangan yang diterima YLKI mencapai 38,20 persen pada 2023.
Baca SelengkapnyaKepuasan masyarakat itu turun apabila dibandingkan saat exit poll dilakukan LSI pada 14 Februari 2024 dengan 5 sampai 10 hari setelah Pemilu.
Baca SelengkapnyaKepuasan publik pada sektor hukum paling rendah, dibandingkan dengan bidang politik keamanan, kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaWFH ini dilakukan dalam rangka mengatasi polusi udara di Jakarta yang kian memburuk.
Baca Selengkapnya