Harga BBM turun penyebab deflasi tertinggi pada April 2016
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,46 persen, berbeda dengan Maret 2016 yang terjadi inflasi 0,19 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender dari Januari hingga April 2016 sebesar 0,16 persen.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan, setidaknya ada 11 komponen yang menyebabkan deflasi pada April. Di antaranya bensin yang mengalami penurunan sebesar 6,61 persen, andil terhadap deflasi sebesar 0,24 persen, bobot sebesar 3,38 persen.
"Penurunan ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah dalam menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sehingga penurunan terjadi di 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK)," kata Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (2/5).
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Kenapa harga beras naik di Jawa Tengah? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa harga beras masih mahal? Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg. Harga beras terpantau masih mahal.
-
Bagaimana Bulog membuat harga beras di Pasar Johar turun? 'Upaya yang kami lakukan dengan membanjiri beras SPHP di Pasar Johar Karawang ini cukup membuahkan hasil, dari pantauan kami di lapangan harga beras disana sudah mulai turun sebesar Rp 1.000 - Rp 1.500 per kilo,' ujar Bayu dalam siaran tertulisnya, Minggu (25/2).
Dengan adanya penurunan harga BBM, maka tarif angkutan umum dalam kota ikut mengalami penurunan 0,74 persen, andil terhadap deflasi 0,02 persen, bobot sebesar 2,7 persen, dan terjadi di 70 kota. Cabai merah menurun sebesar 25,41 persen dengan andil 0,18 persen, bobot sebesar 0,52 persen, dan terjadi di 71 kota.
Beras mengalami penurunan sebesar 1,47 persen dengan andil terhadap deflasi 0,07 persen, bobot 3,88 persen, terjadi di 58 kota dengan penurunan tertinggi di Pare-pare sebesar 9 persen dan Lampung 8 persen. Ikan segar menurun 1,45 persen, andil terhadap deflasi sebesar 0,05 persen, bobot sebesar 2,64 persen.
Tarif dasar listrik menurun 1,62 persen, andil terhadap deflasi sebesar 0,05 persen, bobot sebesar 3,28 persen, dan terjadi di 80 kota. Daging ayam ras menurun 3,04 persen, andil terhadap deflasi 0,04 persen, bobot sebesar 1,13 persen, dan terjadi di 49 kota.


Cabai rawit menurun 16,88 persen, andil terhadap deflasi 0,03 persen, bobot sebesar 0,16 persen, dan terjadi di 79 kota. Telur ayam ras menurun 3,24 persen, andil terhadap deflasi 0,02 persen, bobot sebesar 0,067 persen, dan terjadi di 64 kota.
Kentang menurun 8,32 persen, andil terhadap deflasi 0,02 persen, bobot sebesar 0,19 persen, dan terjadi di 26 kota. Tarif angkutan udara menurun 2,67 persen, andil terhadap deflasi 0,02 persen, bobot sebesar 0,88 persen, dan terjadi di 27 kota.
Selain itu, untuk penyebab inflasi masih dimiliki oleh bawang merah yang mengalami kenaikan sebesar 7,05 persen, andil terhadap inflasi 0,05 persen, bobot 0,71 persen, dan terjadi di 74 kota. Tomat sayur meningkat 23,53 persen, andil terhadap inflasi 0,04 persen, bobot sebesar 0,24 persen, dan terjadi di 55 kota.
Ada pula tomat buah yang meningkat sebesar 22,27 persen, andil terhadap inflasi 0,02 persen, bobot sebesar 0,09 persen, dan terjadi di 41 kota. Bawang putih yang meningkat sebesar 6,55 persen, andil terhadap inflasi 0,02 persen, bobot sebesar 0,31persen, dan terjadi di 72 kota.
"Inflasi terjadi karena berkurangnya pasokan dari komponen-komponen tersebut," imbuh Suryamin.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam catatan BPS, pada tahun 1999 setelah krisis finansial Asia Indonesia mengalami pernah deflasi selama 7 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaDeflasi rutin terjadi di Indonesia selama 5 tahun terakhir pada setiap bulan Agustus.
Baca SelengkapnyaKategori makanan, minuman dan tembakau, jadi kelompok menjadi penyumbang deflasi 4 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaHarga gabah di tingkat petani pada Agustus 2024 secara tahunan terpantau masih terus alami kenaikan.
Baca SelengkapnyaPenyumbang utama inflasi Juli 2024 lainnya adalah cabai rawit dan emas perhiasan.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi tercatat sebesar 2,12 persen (yoy). Sedangkan, secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi 0,87 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBPS mencatat inflasi pada September 2023 secara tahunan sebesar 2,28 persen, Sedangkan secara bulanan inflasi tercatat sebesar 0,19 persen.
Baca SelengkapnyaDeflasi berturut-turut terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024. Per Agustus 2024, BPS mencatat deflasi 0,03 persen.
Baca SelengkapnyaKomoditas penyumbang utama deflasi adalah beras, ayam, dan ikan.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi September 2023 tak lepas dari kenaikan harga beras dan kebijakan penyesuaian harga BBM.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan daya beli turun dan omzet berkurang.
Baca Selengkapnya